Wahabi Nejed dibayar segitiga dajjal yakni Amerika – Israel dan Saudi
untuk menghancurkan syi’ah sebagaimana dulu Raja Fahd menyediakan
pangkalan militer untuk Amerika takkala menyerang Irak
Belum lama ini, sebuah acara diskusi ilmiah tentang Syiah diikuti mahasiwa dan mahasiswi Indonesia di International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala lumpur.
Dalam diskusi ilmiah bertema ”Memahami Kelainan Sy’iah” yang diselenggarakan oleh IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gontor Cabang Malaysia dan ISFI (Islamic Studies Forum for Indonesia) menghadirkan Henri Shalahuddin, MA, peneliti INSISTS (Institute for Teh Study of Islamic Thought and Civilizations).
Di antara yang dipaparkan Henri adalah sebuah buku yang ditulis Emilia Renita, seorang pendakwah Syi’ah berjudul “40 Masalah Syi’ah”.
Renita, dalam buku itu menyatakan, bahwa tujuan dia menulis bukunya bukan untuk berdamai dengan Ahlussunnah. Pernyataannya ini diperkuat oleh suaminya, Jalaluddin Rahmat. Dalam pengantarnya, ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) ini yang bertindak sebagai editor buku tersebut mengaku bahwa salah satu tujuan ditulisnya buku istrinya itu adalah untuk menumbuhkan saling pengertian di antara mazhab-mazhab dalam Islam.
Untuk menguatkan pendapatnya, Emilia bahkan memaparkan bahwa penafsiran para ulama Syi’ah yang menulis kitab-kitab tafsir “Tafsir al-Shafi”, “Majma’ al-Bayan”, “al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an” dan “al-Bayan fi Tafsir”tehadap surat Al-Hijr ayat 9 yang artinya; “Sesungguhnya Kami menurunkan peringatan (al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” yang dinilai menguatkan jaminan Allah dalam menjaga al-Qur’an.
Beragam kritikan terhadap ajaran Ahlussunnah, termasuk menuduh para ulama Sunni membenarkan adanya tahrif dalam al-Qur’an.
Dalamnya bukunya, Emilia juga membantah adanya tahrif (penambahan dan pengurangan) al-Qur’an dalam aqidah Syi’ah dan menyatakan bahwa pendapat tahrif di kalangan ulama Syiah adalah lemah.“Sejak dulu sampai sekarang para ulama Syi’ah menolak adanya tahrif dalam al-Qur’an.“
Monyet: Aku akan menyayangimu lebih dari apa yang aku miliki. Sayangku padamu setinggi pucuk kepala, sekasar biji kedondong, sekeras biji salak, semanis pisang ambon, dan sedalam tempurung kelapa.
Kucing:”????”
Kucing: “Lepasin dong, pengen narsis nih…!”
Monyet: “Di sini aja, two is better than one”
Kucing: “Please, lepas aku… biarkan aku pergi… oh… belakangku…”
Monyet (kiri): “Aduh, kurang pas tuh, ada yang miring…”
Kucing: “Kau sungguh-sungguh menyayangiku? Kau tidak akan menyakiti, menganiaya, dan memutilasiku, kan?”
Monyet: “Tergantung”
Monyet: “Pipis ya…?”
Kucing: “Kayaknya…”
Pemutaran film buatan Iran pemenang piala Oscar, yang disebut menyebarkan ide-ide Syiah ? pemutaran film yang disutradarai oleh sutradara Iran yang berjudul “A Separation” menjadi bukti syi’ah tidak anarkhis dalam budaya , film pemenang piala Oscar tersebut menyebarkan pemikiran benar Syiah.Disutradarai oleh Asghar Farhadi, film “A Separation” bercerita tentang tema-tema sosial yang mendalam dengan mengekspos Iran hari ini dalam cerita sederhana yang dimulai dengan perceraian, menjelajahi tema-tema cinta, kebohongan dan kehormatan.Menghadapi Syiah Lebih Susah dari Penganut Liberal ?Syi’ah sudah memiliki 2,5 juta penganut di Indonesia ..Gerakan tanpa bayangan.
Sumber: http://syiahali.wordpress.com/2012/03/19/menghadapi-syiah-lebih-susah-dari-penganut-liberal/
Belum lama ini, sebuah acara diskusi ilmiah tentang Syiah diikuti mahasiwa dan mahasiswi Indonesia di International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala lumpur.
Dalam diskusi ilmiah bertema ”Memahami Kelainan Sy’iah” yang diselenggarakan oleh IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gontor Cabang Malaysia dan ISFI (Islamic Studies Forum for Indonesia) menghadirkan Henri Shalahuddin, MA, peneliti INSISTS (Institute for Teh Study of Islamic Thought and Civilizations).
Di antara yang dipaparkan Henri adalah sebuah buku yang ditulis Emilia Renita, seorang pendakwah Syi’ah berjudul “40 Masalah Syi’ah”.
Renita, dalam buku itu menyatakan, bahwa tujuan dia menulis bukunya bukan untuk berdamai dengan Ahlussunnah. Pernyataannya ini diperkuat oleh suaminya, Jalaluddin Rahmat. Dalam pengantarnya, ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) ini yang bertindak sebagai editor buku tersebut mengaku bahwa salah satu tujuan ditulisnya buku istrinya itu adalah untuk menumbuhkan saling pengertian di antara mazhab-mazhab dalam Islam.
Untuk menguatkan pendapatnya, Emilia bahkan memaparkan bahwa penafsiran para ulama Syi’ah yang menulis kitab-kitab tafsir “Tafsir al-Shafi”, “Majma’ al-Bayan”, “al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an” dan “al-Bayan fi Tafsir”tehadap surat Al-Hijr ayat 9 yang artinya; “Sesungguhnya Kami menurunkan peringatan (al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” yang dinilai menguatkan jaminan Allah dalam menjaga al-Qur’an.
Beragam kritikan terhadap ajaran Ahlussunnah, termasuk menuduh para ulama Sunni membenarkan adanya tahrif dalam al-Qur’an.
Dalamnya bukunya, Emilia juga membantah adanya tahrif (penambahan dan pengurangan) al-Qur’an dalam aqidah Syi’ah dan menyatakan bahwa pendapat tahrif di kalangan ulama Syiah adalah lemah.“Sejak dulu sampai sekarang para ulama Syi’ah menolak adanya tahrif dalam al-Qur’an.“
Wahabi Bagaikan Monyet Yang Sayang Kucing.
Sepintas terlihat, saya rasa tidak ada keraguan untuk mengatakan bahwa bahwa monyet ini benar-benar menyayangi kucing itu. Tapi, jika diperhatikan lagi, kucing itu kelihatannya tidak bahagia dengan tatapan kosong dalam ketidakberdayaan. Apakah Monyet Ini Sayang Kucing? Atau… Menganiaya Kucing? - The Facemash PostMonyet: Aku akan menyayangimu lebih dari apa yang aku miliki. Sayangku padamu setinggi pucuk kepala, sekasar biji kedondong, sekeras biji salak, semanis pisang ambon, dan sedalam tempurung kelapa.
Kucing:”????”
Kucing: “Lepasin dong, pengen narsis nih…!”
Monyet: “Di sini aja, two is better than one”
Kucing: “Please, lepas aku… biarkan aku pergi… oh… belakangku…”
Monyet (kiri): “Aduh, kurang pas tuh, ada yang miring…”
Kucing: “Kau sungguh-sungguh menyayangiku? Kau tidak akan menyakiti, menganiaya, dan memutilasiku, kan?”
Monyet: “Tergantung”
Monyet: “Pipis ya…?”
Kucing: “Kayaknya…”
Pemutaran film buatan Iran pemenang piala Oscar, yang disebut menyebarkan ide-ide Syiah ? pemutaran film yang disutradarai oleh sutradara Iran yang berjudul “A Separation” menjadi bukti syi’ah tidak anarkhis dalam budaya , film pemenang piala Oscar tersebut menyebarkan pemikiran benar Syiah.Disutradarai oleh Asghar Farhadi, film “A Separation” bercerita tentang tema-tema sosial yang mendalam dengan mengekspos Iran hari ini dalam cerita sederhana yang dimulai dengan perceraian, menjelajahi tema-tema cinta, kebohongan dan kehormatan.Menghadapi Syiah Lebih Susah dari Penganut Liberal ?Syi’ah sudah memiliki 2,5 juta penganut di Indonesia ..Gerakan tanpa bayangan.
Sumber: http://syiahali.wordpress.com/2012/03/19/menghadapi-syiah-lebih-susah-dari-penganut-liberal/
Post a Comment
mohon gunakan email