Pesan Rahbar

Home » » Wiji Thukul PRD Masih Hidup dan Belum Mati

Wiji Thukul PRD Masih Hidup dan Belum Mati

Written By Unknown on Sunday 6 July 2014 | 06:57:00


Penyair Wiji Thukul
.
Wahyu Susilo, adik kandung Wiji Thukul, juga berharap sang kakak masih hidup.Mantan pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD) bawah tanah, Andi Arief mengatakan, Goenawan Muhamad, Jaap Erkelens, Wahyu Susilo dan Daniel Indra Kusuma merupakan orang-orang yang diduga mengetahui keberadaan Widji Thukul.
 
Menurut Andi, tulisan Goenawan Muhamad di Caping 2013, tulisan Linda Christanty “Wiji Thukul dan Orang Hilang”, pengakuan Wahyu Susilo dan Danial Indrakusuma yang mengatakan Thukul dalam keadaan aman pada tahun 2000, menjadi bukti mereka mengetahui keberadaan Thukul.

 “Jika dilihat dari kronologi yang terjadi, ada keterkaitan yang kuat mereka mengetahui keberadaan Widji Thukul. Goenawan Muhamad, Jaap Erkelens, Wahyu Susilo dan Daniel Indrakusuma perlu diajak bicara mengenai hal ini,” ujar Andi Arief, Minggu (29/6/2014).


Sejumlah sahabat Wiji Thukul di Solo masih yakin bahwa pencipta puisi Peringatan itu masih hidup. Menurut “eyang” Hartono, rekan Wiji Thukul di Teater Jagat, Thukul belum mati. Hartono yang dipercaya teman-temannya memiliki ilmu kebatinan tinggi sudah “menerawang” keberadaan Thukul.

“Ia tidak ada di dunia roh, artinya belum mati. Tapi ia juga tidak terdeteksi di alam sini, seperti berada di alam lain,” kata Hartono, 50 tahun, ketika ditemui di rumahnya di Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo, pada Maret lalu.

Menurut Hartono, Thukul hanya hilang dan akan muncul kembali suatu saat nanti. “Saya punya kemampuan mencari barang hilang, bahkan bangkai yang sudah dimakan ikan sekali pun. Jika jasad Thukul tidak bisa saya temukan, berarti ia belum mati,” kata Hartono sambil meramalkan bahwa 30 tahun setelah menghilang, Thukul akan muncul kembali.
 
Andi Arief dan  Dyah Sujirah (Sipon), istri Widji Thukul, ternyata mempunyai keyakinan yang sama mengenai keadaan Thukul. Mereka berdua hingga kini meyakini Widji Thukul masih hidup dan sedang berada disuatu tempat.

Istri Wiji Thukul: Kalau Masih Hidup, Segera Muncul ke Publik.


Penyataan aktivis 98, Andi Arief, tentang keberadaan penyair Wiji Thukul, mendapat berbagai tanggapan. Tak terkecuali pihak keluarga yang memberikan respons. Istri Thukul, Dyah Sujirah, berharap suaminya segera muncul di hadapan publik memberikan kesaksian sejujur-jujurnya apa yang dialami selama ini.

“Beberapa kawan yang kembali (dari penahanan dan penculikan) juga mengatakan bahwa dia (Wiji Thukul) masih hidup. Feeling saya juga menyebutkan dia masih hidup. Sebagai tokoh SMID, Andi Arief tahu banyak dan mungkin baru sekarang dia bersedia bicara sebagai bagian dari tanggungjawabnya untuk menyampaikan kenyataannya,” kata Sipon saat ditemui di rumahnya di Kampung Kalangan, Jagalan, Jebres, Solo, Senin (30/6/2014).
 
“Lebih baik dia (Thukul) segera muncul ke publik untuk menyampaikan semua yang pernah dialaminya selama ini dengan segamblang-gamblangnya, dengan sejujur-jujurnya, tanpa perlu merasa tertekan apapun,” tambah Sipon yang kini menghidupi dirinya dari usaha menjahit dan jualan pakaian
 
Wiji Widodo atau yang kemudian akrab dengan nama seniman sebagai Wiji Thukul Wijaya atau Wiji Thukul adalah penyair asal Solo yang kemudian bergabung dengan Jaker (Jaringan Kesenian Rakyat), organisasi sayap Partai Rakyat Demokratik
 
Thukul menghilang dari berbagai aktivitas umum semenjak sejumlah tokoh partai tersebut dikejar-kejar aparat Orde Baru. Selanjutnya nama Wiji Thukul disebut-sebut sebagai salah satu korban penculikan aktivitis di masa Orde Baru.
 
Belakangan Andi Arief menyebut Thukul masih hidup. Andi adalah mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), organisasi kemahasiswaan pro PRD. Andi mengaku saat dikejar-kejar aparat, dia bersama Thukul dan beberapa kawan lainnya sempat berpindah-pindah tempat persembunyian.
Keyakinan yang sama muncul dari Sipon–panggilan akrab Dyah Sujirah, istri Wiji Thukul. Hingga kini, nama Wiji Widodo masih dicantumkan sebagai kepala keluarga di kartu keluarga Sipon. Dia tidak bersedia menyandang status janda apalagi menyatakan suaminya telah meninggal.

“Suami saya hilang. Kalau dibilang mati, di mana jasadnya?” kata Sipon pada Maret lalu saat ditemui di rumahnya di Jagalan, Brebes, Solo.
 
Wiji Thukul, aktivis buruh yang puisi-puisinya keras mengkritik orde baru dan penyemangat kala reformasi ’98 lalu masih belum diketahui jejaknya. Thukul pun masuk dalam daftar orang hilang yang diduga diculik pihak yang tak bertanggung jawab.
 
Tapi di tengah misteriusnya nasib Wiji Thukul ada suara lain yang berkata soal nasib sang aktivis ini. Adalah Andi Arief mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini menjadi staf khusus Presiden SBY bidang bencana.
 
Andi Arief yang bersahabat dan dekat dengan Wiji Thukul lewat organisasi PRD ini meyakini kalau Thukul masih hidup, tak seperti yang dikatakan orang soal penculikan dan pembunuhan.”Menurut saya Thukul masih hidup dan dia tidak ditangkap, tapi saya nggak tahu dia di mana,” kata Andi saat ditemui di Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.
 
Andi pun menyarankan agar menanyakan kemana Thukul ke Wahyu Susilo, adik Thukul atau ke Goenawan Muhammad yang disebutnya pernah memberi perlindungan pada Thukul.”Tapi saya yakin kasus ini akan terungkap, ini kan pelan-pelan sudah ada kemajuan sedikit-sedikit,” jelas Andi tanpa merinci kemajuan yang dimaksud.
 
Dia mengisahkan soal pertemuan terakhirnya dengan Wiji Thukul pada 1998 lalu, usai dia keluar dari penjara Polda Metro Jaya. Andi mengaku dia ditangkap Kopassus hingga kemudian ditahan di Mabes Polri dan dipindahkan ke Polda Metro Jaya.
 
“Setelah dari Polda tahun ’98 saya ketemu dia di Alia Cikini. Saya kasih dia Rp 2 juta pas ketemu. Saya ngobrol-ngobrol biasa dengan Thukul, lupa lah itu sudah lama. Intinya saya ketemu dia 2 bulan setelah Juli ’98. Dia baik-baik saja ketemu saya,” jelas Andi.
 
Andi lalu bercerita, pertemuan itu dilakukan atas pertemuan Thukul. “Thukul yang kontak aku, dan saya memang setelah juli ’98 memang paling senang nongkrong di TIM. Setelah ketemu di TIM itu nggak pernah ketemu lagi. Dia bilangnya mau pergi saya nggak tahu,” urai Andi.
 
“Pada saat itu hingar bingarnya kan nggak ada yang bilang Thukul hilang dan saya ketemu Thukul berdasarkan permintaan Thukul,” tambahnya.
 
Aktivis 98 Andi Arief yakin rekannya Wiji Thukul masih hidup dan tidak ditangkap. Alasan yang paling membuatnya yakin adalah pertemuannya dengan Thukul di TIM dan sejumlah testimoni lain.
.
Andi yang kini jadi staf khusus presiden mengatakan, pernah bertemu Thukul setelah keluar dari penjara Polda Metro Jaya tahun 1998 lalu. Mereka bertemu di Alia Cikini. Andi sempat memberi Thukul uang Rp 2 juta dan sempat mengobrol. Kondisi Thukul saat itu, baik-baik saja.
 
 Setelah dua bulan selepas dari penjara, Andi juga sempat mengecek keberadaan Thukul pada adiknya. Lalu, dijawab baik-baik saja. “Jawabannya tukul aman. Itulah mengapa sampai tahun 2000 Thukul tidak dibicarakan sebagai orang hilang,” terang Andi dalam keterangan tertulis, Rabu (2/7/2014).
 
 Andi menambahkan, Thukul bisa saja hilang dan sembunyi di tempat orang-orang yang pernah melindunginya selama Agustus 1996 sampai 1997. Petunjuk soal Thukul juga bisa didapat lewat testimoni sejumlah pihak.
 
 Namun, dia menyayangkan sikap sejumlah pihak yang memperdagangkan isu hilangnya aktivis tahun 1997-1998 untuk kepentingan Pilpres 2014.
 
 “Kader PRD tidak ada yang cengeng. Yang cengeng LSM dan NGO yang buat PRD seperti cengeng. Kemarin saya pada puncaknya kemuakan. Perjuangan kita sudah berat, kasarnya tidak dapat apa-apa, kekuasaan pun tidak, banyak yang hidup susah kawan-kawan saya. Lha kok seperti didagangkan lima tahunan,” terangnya.
 

Indera Keenamku Melihat Wiji Thukul Masih Hidup

 
 “Carilah, tempat ini sulit terlacak. Aku masih hidup.” Ucapnya sambil menerawang kosong menghadap ke arah tembok.Hanya seorang saja yang tahu tentang dia. Orang itu berpakaian seperti pegawai negri. Tiap hari orang itu datang untuk sekadar mengajak ngobrol. Perlakuannya sangat baik terhadap orang yang saya duga Wiji Thukul itu. Jauh dari anggapan jahat. Sesekali orang itu mendengarkan Wiji Tukul yang sedang membacakan puisi di tempat itu. Tampak sangat menikmati dan bersahabat.Saya tak mengenal Wiji Thukul dan keluarganya. Yang saya tahu, anak sulung beliau adalah adik angkatan saya di kampus, pun itu tak terlalu kenal.  Heran, kenapa saya bisa melihat ini? Kalau dalam waktu dekat sebelumnya saya melihat tayangan TV, melihat fotonya, membaca karyanya, apalagi ngobrol-ngobrol membahas tentang Wiji Thukul, saya percaya kalau penglihatan ini hanyalah semacam “terbawa” saja, orang Jawa bilang “ketonto“, tapi saya sama sekali tidak bersentuhan dengan segala hal tentang beliau lho.
Jika penglihatan ini benar, semoga beliau lekas ditemukan. Jika ndilalah tak benar, semoga misterinya segera terungkap. Ataukah mungkin ini adalah sebuah simbol dan petunjuk?

Sekali lagi, penglihatan ini benar-benar saya alami, kebenarannya tak pernah saya ketahui. Sebuah indera ke-6 tentang petunjuk, ataukah hanya imajinasi yang menjurus pada halusinasi.


Menjelang Sidang Umum MPR pada bulan Maret 1998, kediktatoran Soehartomelakukan suatu operasi inteljen untuk memuluskan pemilihan presiden yang ke tujuh kalinya untuk Soeharto. Target utama dari pembersihan tersebut adalah para aktivis PRD beserta jaringannya yang dianggap kiri.
Bila penculikan aktivis yang lainya menunjukan bukti terang keterlibatan Tim Mawar dari Kopassus, maka untuk kasus Thukul memang agak berbeda. Dari kesaksian para korban yang dibebaskan diketahui Herman Hendrawan, Bimo Petrus dan Suyat pernah mereka tangkap, namun tidak ada keterangan dari para korban bahwa para introgator telah menculik Wiji Thukul.

Ketidak pastian dari kesaksian para korban dan lincahnya Thukul dalam bersembunyi kemudian menimbulkan berbagai spekulasi dari banyak kalangan. Berbagai rumor, gossip, kabar burung, dugaan dan tebak-tebakan menyebar demikian luasnya. Sehingga Wiji Thukul tampil seperti pacar merah yang terkenal itu, ada dimana-mana, tapi tidak bisa ditemui dimana-mana.

Dari semua informasi yang simpang siur tersebut terdapat scenario/teori yang kemudian berkembang;
Teori Pertama, bahwa Wiji Thukul disembunyikan. Menurut teori ini Thukul masih hidup dan sekarang ia disembunyikan, hingga menunggu saat yang tepat untuk dimunculkan. Dalam teori ini terdapat dua kelompok yang diduga kuat terus menyembunyikan Thukul, yaitu PRD dan jaringan Jesuit yang dianggap telah menyembunyikan para aktivis PRD sejak kerusuhan 27 Juli 1996 meletus.

Dugaan bahwa PRD yang masih terus menyembunyikan alasan justru berkembang dari beberapa orang aktivis yang hidup di Belanda dan Jerman. Dari beberapa pihak di luar negeri, PRD mendapat surat yang berisi permohonan agar mereka bisa kontak dengan Wiji Thukul yang sekarang ada dalam persembunyian kawan-kawan PRD. Mereka begitu yakin bahwa Wiji Thukul tidak hilang, tapi disembunyikan oleh kawan-kawan PRD-nya, masih ada yang menduga Thukul masih disembunyikan oleh PRD.

Kelompok lain yang juga sering terdengar diangap menyembunyikan adalah para romo jaringan Jesuit. Dari beberapa orang aktivis kami mendapat cerita, bahwa Thukul sebetulnya disembunyikan disebuah tempat di Jawa Tengah oleh seorang Romo.

Lalu muncul rumor lagi, bahwa Thukul sebetulnya diungsikan ke Kalimantan, kedaerah terpencil oleh jaringan Jesuit. Teori ini juga berkembang karena kebetulan memang ada seorang romo di Solo yang rajin berhubungan dengan si Pon dirumahnya. Tapi romo tersebut berhubungan dalam konteks membantu kehidupan ekonomi keluarga Thukul dengan memesan jahitan dan sablon, bukan sebagai kurir yang menghubungkan Thukul dan istrinya seperti banyak dugaan yang berkembang.

Teori Kedua, bahwa Wiji Thukul sudah melarikan diri dan bersembunyi di luar negeri. Negara yang dianggap paling mungkin adalah Belanda dan Australia. Dugaan negeri Belanda, karena ia punya beberapa kawan di Belanda dan pernah mendapat penghargaan dari Wertheim Stichting. Sementara dugaan ke Australia, karena Thukul dekat dengan kelompok ASIET yang di pimpin oleh Max Lane, dan dikenal dekat dengan para aktivis PRD.

Teori Ketiga ; bahwa Thukul berinisiatif sendiri untuk tidak menampakan diri sampai saatnya yang ia anggap tepat. Menurut Munir, Koord. Kontras “ beberapa kawan terdekatnya pun meyakini Thukul tidak mengalami penghilangan orang secara paksa, tapi Thukul memilih pilihan untuk tidak pernah muncul” (Kata Pengantar, Aku Ingin Jadi Peluru, Jakarta 2000).

Sementara menurut rumor lainnya Wiji Thukul dalam keadaan luka parah dan kedua matanya telah buta dan ia belum siap menerima kondisi tersebut atau merahasiakan kondisinya supaya jangan diketahui keluarganya.

Beberapa rumor bahkan berkembang bahwa Thukul sekarang menjadi buruh di Tangerang, karena memang Thukul pernah mengorganisir buruh disana setelah PRD dilarang. Adapula rumor bahwa Thukul pernah terlihat makan disebuah warteg di sekitar Matraman.

Dan ternyata sampai hari ini, satu-satunya kebenaran yang harus diyakini adalah bahwa Thukul masih menghilang sampai sekarang ini.

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: