Ikuti saja Al Qur’an dan Hadits. Jangan main ikut ulama, sebab itu namanya Taqlid. Begitu kata seorang korban Radio Rujak…
Di Al Qur’an ada perintah Athi’ullahu wa athi’ur Rosul. Taatilah Allah dan Taatilah Rosul.
Nah saat ini Rosul telah tiada. Siapa yg kita taati? Jawabnya ya Ulama. Sebab Nabi berkata: Ulama itu adalah Pewaris Nabi.
Nah saat ini Rosul telah tiada. Siapa yg kita taati? Jawabnya ya Ulama. Sebab Nabi berkata: Ulama itu adalah Pewaris Nabi.
“Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.
Memang ada ulama yang sesat, tapi Jumhur/Mayoritas Ulama, insya Allah lurus.
Firman Allah:
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43].
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43].
Allah
meninggikan ulama dibanding orang2 awam. Pemahaman Ulama terhadap Al
Qur’an dan Hadits atau masalah, itu lebih baik daripada pemahaman
orang-orang awam:
” ….Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al Mujaadilah [58] : 11).
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).
Imam Ahmad berkata untuk jadi Imam
Mazhab/Mujtahid, minimal Hafal Al Qur’an dan Hafal 1 juta hadits. Imam
Malik bukan sekedar hafal hadits, tapi melihat langsung praktek ibadah
anak2 dan cucu2 sahabat Nabi. Sementara sahabat langsung menerima Islam
dari Nabi.
Bahkan ahli hadits terkemuka pun seperti
Imam Bukhari dan Imam Muslim yang lahir sekitar 100 tahun setelah
wafatnya Imam Malik, dengan rendah hati mengikuti Mazhab Imam Syafi’ie.
Mereka tidak berani berpegang langsung kepada Al Qur’an dan Hadits.
Sebab ilmu yang mereka miliki tidak cukup untuk jadi Imam Mazhab. Jadi
mereka sekedar jadi Imam Hadits.
Jadi bagaimana mungkin orang2 awam yg
tidak hafal Al Qur’an dan cuma dengar Radio Rujak, dgn sombong berkata:
Jangan ikuti ulama. Ikuti saja Al Qur’an dan Hadits secara langsung…
Kitab2 Kuning yg ditulis para ulama di 3 abad pertama Islam insya Allah mengacu pada Al Qur’an dan hadits:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).”
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’ut tabi’in).”
dalam lafazh lain disebutkan bahwa,
“Sebaik-baik zaman adalah zamanku (zaman
para sahabat), kemudian yang setelahnya (zaman tabi’in), kemudian yang
setelahnya (zaman tabi’ut tabi’in).”
(HR. Bukhari no. 6429 dan Muslim no. 2533 hadits ini adalah Mutawatir)
(HR. Bukhari no. 6429 dan Muslim no. 2533 hadits ini adalah Mutawatir)
Justru kita harus waspada pada
orang2/paham yg lahir pada akhir zaman yang menyeru pada Al Qur’an dan
Hadits tapi mengajak kita meninggalkan jumhur ulama untuk mengikuti
pentolan2 mereka yg cuma firqoh/sempalan belaka:
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum
yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya
perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada
kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana
anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek
dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka
tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim).
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Alih2 mengamalkan Al Qur’an dan Hadits, mereka justru menjauhkan kita pada ulama. Na’udzubillah min dzalik!
Sanad itu penting. Para Imam Mazhab
seperti Imam Malik dan Imam Syafi’ie itu generasi tabi’in / tabi’it
tabi’in. Sanad guru mereka itu bersambung ke Nabi. Nah yg tidak
bermazhab itu umumnya 1100 tahun setelah wafatnya Nabi. Sanadnya tidak
jelas.
Lalu bagaimana dengan mereka yang meninggalkan 12 Imam, silahkan baca disini;
Pengumuman Resmi Wilayah dan Imamah 12 Imam Maksum a.s. oleh Rasulullah SAW.
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Puja dan Puji Bagi Allah SWT.
Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT yang begitu tinggi dalam
ke-Esaan-Nya, dan yang begitu dekat dalam kesendirian-Nya. Maha Agung
dalam kekuasaan-Nya dan Maha besar dalam kekokohan-Nya. Ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu sementara Dia tetap pada derajat-Nya. Semua
makhluk ciptaan-Nya tunduk dibawah kekuasaan dan hujjah-Nya.
Ia senantiasa disyukuri dan dipuji. Ia memiliki keagungan yang
abadi. Ia yang memulakan dan Ia pula yang akan mengembalikan, dan semua
perbuatan akan kembali kepada-Nya.
Dialah pencipta langit yang tinggi, penghampar bumi yang luas dan
keduanya itu takluk dibawah kekuasan-Nya. Ia Maha Kudus dan Suci,
pembimbing bagi Malaikat dan ruh, pemberi karunia atas semua ciptaan-Nya
dan bersifat lembut atas semua makhluk-Nya. Setiap pandangan mata
berada dibawah kontrol-Nya, sementara mata-mata itu tak dapat
melihat-Nya.
Ia maha Mulia dan Lembut, rahmat-Nya yang luas meliputi segala
sesuatu dan semuanya mendapat anugerah nikmat-Nya. Ia tidak tergesa-gesa
dalam memberikan sanksi kepada hamba-hamba-Nya dan tidak pula bersegera
dalam menyiksa mereka yang berhak mendapatkan siksa.
Ia mengetahui segala rahasia, mengerti segala isi hati dan bagi-Nya
tak ada sesuatupun yang tersembunyi serta tak sedikitpun ada kesamaran
bagi-Nya. Ia meliputi segala sesuatu, menundukkan, mengalahkan dan
menguasai segala-galanya. Tak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Dialah
Pencipta sesuatu tatkala tak ada sesuatupun, Abadi, Hidup, Penegak
Keadilan, tak ada tuhan selain Dia, Maha Mulia dan Bijaksana.
Dia Maha Agung untuk dijangkau oleh pandangan mata, sedang Ia
menjangkau segala pandangan. Maha lembut lagi Maha mengetahui. Tak ada
satupun makhluk-Nya yang mampu menggapai sifat-Nya, tak seorangpun dapat
mengetahui seluk beluk-Nya, baik yang lahir maupun yang batin, kecuali
apa yang Ia tunjukkan akan diri-Nya sendiri.
Aku bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang kesucian-Nya memenuhi masa,
yang cahaya-Nya meliputi keabadian, yang menjalankan urusan-Nya tanpa
musyawarah kepada siapapun, tak ada sekutu dalam takdir dan
ketentuan-Nya dan tak perlu penolong dalam pengaturan-Nya.
Dialah yang membentuk ciptaan-Nya tanpa contoh, membuatnya tanpa
bantuan siapapun, dan tanpa beban pikiran sebelumnya. Semua Ia adakan
hingga terwujud, Ia ciptakan hingga menjadi tampak. Dialah Allah yang
tiada tuhan kecuali hanya Dia, kokoh ciptaan-Nya, indah buatan-Nya, Maha
Adil dan tak berbuat zalim dan Dialah Maha Mulia yang semua urusan
kembali pada-Nya.
Aku bersaksi bahwa Dialah Tuhan yang karena keagungan-Nya
merunduklah segala sesuatu, yang karena kudrat-Nya menyerahlah segala
keberadaan, dan yang karena haibah-Nya tunduklah segala-galanya.
Dialah Raja Diraja, Penggerak semua planet, penunduk matahari dan
rembulan, dimana semua itu beredar sampai batas waktu tertentu,
memasukkan malam pada siang, dan memasukkan siang pada malam dan semua
itu berjalan dengan begitu cepatnya.
Dialah yang memecahkan setiap yang keras dan membangkang,
menghancurkan setiap setan yang menentang. Dialah yang tak punya lawan
dan sekutu. Esa dan berdiri sendiri. Tidak beranak dan tidak
diperanakkan, serta tidak satupun yang menyamai-Nya. Dialah Tuhan yang
Esa, Rab yang Mulia. Ketika Ia ingin, maka Ia lakukan, dan ketika Ia
berkehendak maka tertentukanlah segala ketetapan, serta ketika Ia
mengetahui maka tertentukanlah segala bilangan.
Dialah yang mematikan dan menghidupkan, membuat kemiskinan dan
mendatangkan kekayaan, membuat tawa dan tangisan, mendekatkan dan
menjauhkan, mencegah dan memberi. Bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan
ditangan-Nya lah segala kebaikan, serta Dia lah yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Dialah Tuhan yang memasukkan malam ke dalam siang, dan memasukkan
siang ke dalam malam, tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Mulia lagi Maha
Pengampun, mengabulkan doa, melipat gandakan pemberian, mengetahui
bilangan hembusan nafas jin dan manusia. Tak ada satu perkarapun yang
sulit bagi-Nya.
Jeritan hamba-hamba-Nya tak membuat-Nya terganggu, tak pernah
merasa lelah dengan permintaan paksa dan rengekan hamba-hamba-Nya,
senantiasa melindungi hamba-hamba-Nya yang saleh, memberikan taufik bagi
hamba-hamba-Nya yang beruntung, dan memimpin kaum mukminin.
Dialah Tuhan semesta alam, yang berhak dan layak untuk selalu
dipuji dan disyukuri oleh setiap makhluk ciptaan-Nya, dalam segala
keadaannya. Aku selalu bersyukur kepada-Nya, baik dalam keadaan senang
atau susah, dalam keadaan suka maupun duka. Aku beriman kepada-Nya
dengan sepenuh keyakinan, begitu pula kepada malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
Aku mendengar dan mentaati segala perintah-Nya serta bersegera
melaksanakan segala apa yang diridhai-Nya. Akupun pasrah dan menyerah
kepada segala ketentuan-Nya demi mentaati-Nya, dan aku takut akan
siksa-Nya. Karena Dialah Allah yang tak satupun dari hamba-hamba-Nya
yang bisa merasa aman dari incaran-Nya, sekalipun tidak perlu khawatir
terhadap kezaliman-Nya (karena Allah tidak akan pernah melakukannya).
Perintah Ilahi Tentang Satu Perkara Penting.
Aku berikrar diri kepada-Nya dengan penghambaan, bersaksi bagi-Nya
dengan ketuhanan, dan akupun bertekad bulat untuk menjalankan segala apa
yang diwahyukan kepadaku demi menghindarkan diri dari azab yang tak
seorangpun dapat menghalangi dan menolakkannya dari diriku, betapapun
hebat ilah dan alasannya, akibat tidak melakukan perintah-Nya itu.
Tiada Tuhan selain Dia yang telah mengabarkan dan mengancam bahwa
apabila aku tidak menyampaikan apa-apa yang telah diturunkan kepadaku
(sehubungan dengan masalah wilayah Ali a.s.), maka berarti aku dianggap
sama sekali tidak menyampaikan risalah dan ajaran-Nya. Ia telah pula
menjamin keselamatanku dari bahaya kejahatan para pendengki, dan Dialah
yang Maha Mulia dan pemberi kecukupan.
Dia telah menurunkan wahyu padaku:
“Dengan asma Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai
Rasul, sampaikanlah (kepada manusia) apa yang telah diturunkan padamu
dari Tuhanmu. Dan (ketahuilah) apabila engkau tidak melaksanakannya
(masalah wilayah Ali itu), maka berarti engkau sama sekali tidak
menyampaikan risalah-Nya. Dan (janganlah khawatir) Allah senantiasa
menjagamu dari segala bentuk kejahatan manusia”.(al-Maidah 67).
Wahai manusia! Aku bertekad bulat untuk tidak teledor dalam
menyampaikan segala apa saja yang telah Dia turunkan kepadaku, dan kini
dengarkanlah baik-baik, aku akan menjelaskan sebab turunya ayat tersebut
pada kalian:
Sesungguhnya malaikat Jibril a.s. sudah tiga kali turun kepadaku
dan menyampaikan salam Tuhanku serta memerintahkan agar berdiri di
tempat perkumpulan ini untuk menyampaikan pada kalian baik yang berkulit
putih maupun yang berkulit hitam, bahwa sesungguhnya Ali bin Abi Thalib
adalah saudaraku, washiku, khalifahku bagi umatku dan imam setelahku.
Kedudukan dia di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa,
hanya saja tidak ada nabi lagi setelahku. Dia sebagai pemimpin kalian
setelah Allah dan Rasul-Nya, dan sungguh dalam masalah ini Allah telah
menurunkan sebuah ayat dalam kitab-Nya kepadaku:
“Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman yang mendirikan Shalat dan mengeluarkan zakat
sementara ia dalam keadaan rukuk”. (al-Ma’idah 55).
Ketahuilah bahwa Ali bin Abi Thalib telah mendirikan shalat dan
mengeluarkan zakat ketika ia sedang rukuk, demikianlah yang dikehendaki
Allah SWT.
Wahai manusia! Ketika itu aku memohon pada malaikat Jibril a.s.
agar Allah memaafkanku untuk tidak menyampaikan masalah penting ini pada
kalian karena aku telah mengetahui betapa sedikitnya orang-orang yang
bertakwa, dan betapa banyaknya orang-orang munafik, orang-orang yang
membuat kerusakan dan para penipu yang tidak suka kebenaran Islam yang.
Ciri-ciri mereka disebutkan oleh Allah dalam kitab suci al-Quran bahwa
mereka biasa mengatakan dengan lisan mereka hal-hal yang bertolak
belakang dengan isi hati mereka, dan mereka suka meremehkan masalah ini
padahal di sisi Allah merupakan masalah yang sangat besar. Sebab itulah
kaum munafikin berulang kali menyakitiku. Mereka mengatakan bahwa aku
adalah “udzun” (mendengar dan menerima setiap omongan,), mereka mengira
bahwa aku ini seperti itu, karena Ali a.s senantiasa menyertaiku dan aku
selalu menaruh perhatian penuh kepadanya, sehingga dengan demikian
Allah SWT menurunkan ayat yang menyinggung perihal perilaku mereka
tersebut:
“Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi
SAWW dan mereka mengatakan bahwa Nabi itu adalah “udzun” (mempercayai
semua apa yang didengar alias gampang percaya), katakanlah (kepada
mereka): ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada
Allah dan mempercayai orang-orang mukmin….”. (al-Taubah 61).
Kalau saja aku mau, maka aku dapat menyebutkkan satu-persatu dari
nama-nama mereka itu; dan kalau aku mau menyebutkannya dengan isyarat,
maka aku mampu melakukannya; dan kalau aku mau meyebut mereka dengan
tanda-tanda, maka aku juga dapat melakukannya. Akan tetapi –demi Allah–
aku masih tetap sabar terhadap mereka.
Namun dengan semua ini, Allah SWT tetap tidak akan rela kepadaku
sampai aku menyampaikan pada kalian apa-apa yang telah Dia turunkan
berkaitan dengan hak wilayah Ali tersebut.
Lalu Rasulullah SAWW membacakan ayat berikut ini:
“Wahai Rasul, sampaikanlah (kepada manusia) apa-apa yang telah
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan (ketahuilah) apabila engkau tidak
melaksanakannya (masalah penyampaian wilayah Ali itu), maka berarti
engkau sama sekali tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan (janganlah
khawatir) Allah senantiasa menjagamu dari segala bentuk kejahatan
manusia”. (al-Maidah 67).
Pengumuman Resmi Wilayah dan Imamah 12 Imam Maksum a.s.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT telah
mengangkat untuk kalian seorang pemimpin dan imam yang wajib ditaati
baik oleh kalian yang dari kaum muhajirin, maupun dari kaum anshar, juga
oleh para pengikut jejak baik mereka, penduduk desa atau kota,
masyarakat Ajam (non-Arab) atau Arab, yang bebas atau budak, besar atau
kecil, kulit putih atau hitam, dan juga oleh semua orang yang mengesakan
Tuhan. Hukum dan ketetapannya (Ali a.s. red) berlaku untuk semua orang,
ucapan dan kata-katanya wajib diamalkan. Terkutuklah siapa saja yang
menentangnya, dan dipastikan bahwa siapa saja yang mengikuti dan
membenarkannya akan mendapatkan curahanan rahmat Ilahi dan ampunan-Nya.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa saat ini merupakan kesempatan
terakhir bagiku untuk berdiri di tempat umum ini, maka dengarkanlah
baik-baik, tunduk dan taatlah pada perintah-perintah Tuhan kalian.
Karena sesungguhnya Allah SWT adalah merupakan wali (Penguasa), pemimpin
dan Tuhan kalian, kemudian setelah-Nya, adalah Rasul kalian, Muhammad
bin Abdullah SAWW sebagai wali kalian, dan yang kini berdiri dan
menghadap kepada kalian (Imam Ali a.s.). Kemudian sepeninggalku yang
akan menjadi wali, pemimpin dan imam kalian adalah Ali sesuai dengan
perintah Allah SWT Dan setelah Ali, keimamahan dipegang oleh anak
keturunanku dari putra-putra Ali sampai kalian pada suatu hari kelak
menjumpai Allah dan Rasul-Nya.
Tidak ada sesuaatu-pun yang halal melainan dihalalkan oleh Allah
SWT, Rasul-Nya, dan para imam yang maksum, dan tidak ada sesuatupun yang
haram atas kalian melainkan diharamkan oleh Allah, Rasul-Nya dan para
imam maksum tersebut. Sesungguhnya Allah SWT telah memperkenalkan
kepadaku segala yang halal dan yang haram. Dan apa-apa yang telah
diajarkan padaku dari kitab-Nya, telah pula kuajarkan kepadanya (Ali
a.s. red).
Wahai manusia! Utamakanlah Ali dari yang lainnya, ketahuilah tak
ada satupun ilmu melainkan Allah SWT telah mengumpulkannya dalam diriku,
dan setiap ilmu yang telah diberikan kepadaku telah aku ajarkan pada
imam muttakin (pemimpin orang-orang yang takwa) Ali. Ali adalah
“imam-mubin (terang/nyata)” yang telah Allah diisyaratkan dalam Surah
Yasin:
“Dan segala sesuatu itu telah kami kumpulkan dalam diri imam mubin”. (Ya Siin 12).
Wahai manusia! Janganlah kalian sampai lari meninggalkan Ali dan memilih jalan sesat, janganlah kalian congkak dan membangkang wilayahnya (kepemimpinannya), karena dialah yang menunjukkan kalian pada jalan yang benar dimana ia telah mengamalkannya, dan dia pula yang menghancurkan kebatilan dan mencegah kalian dari perbuatan batil itu, serta lebih dari itu, dia tetap tegar pada jalan Allah dimana cerca-hina para pendengkinya tidak akan membuatnya gentar.
Dialah (Ali a.s.) adalah orang yang pertama kali mengimani Allah dan Rasul-Nya, tak seorangpun yang mendahului keimanannya padaku. Dialah yang telah berani mempertaruhkan nyawanya demi membela Rasulullah SAWW, dan dia pula yang selalu menyertai Rasulullah SAWW ketika tak ada seorangpun yang menyembah Allah bersama Rasulullah saat itu. Dialah yang pertama kali melakukan shalat, dan yang pertama kali menyembah Allah bersamaku. Dari Tuhan kuperintahkan kepadanya agar menggantikanku di tempat tidurku (sewaktu hijrah, red.), dan ia tidur di sana, sementara ia mengorbankan nyawanya untukku.
Wahai manusia! Utamakanlah Ali, karena sesungguhnya Allah SWT telah
mengutamakannya, dan terimalah (wilayah dan imamahnya) karena
sesungguhnya Allah SWT yang telah mengangkatnya.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa dia (Ali a.s.) merupakan imam
dengan ketentuan Allah SWT. Allah tidak akan menerima taubat seseorang
yang mengingkari wilayahnya dan juga tidak akan mengampuni dosa-dosanya.
Sungguh, Allah pasti akan melakukan demikian bagi siapa saja yang
menentang perintahnya, akan mengadzabnya dengan siksa yang amat pedih
selama-lamanya sampai akhir masa, maka berhati-hatilah kalian agar
jangan sampai menentangnya, sebab akan berakibat bahwa kalian akan
dimasukkan ke dalam neraka yang bahan bakarnya berupa manusia dan
batu-batu yang, dimana semua telah disiapkan untuk orang-orang kafir.
Wahai manusia! Demi Allah, sesungguhnya para nabi dan rasul
terdahulu telah memberikan kabar gembira kepadaku. Demi Allah, bahwa aku
adalah penutup para nabi dan rasul, serta sebagai hujjah atas semua
makhluk-Nya baik dari kalangan penduduk langit atau bumi. Siapa saja
yang merasa ragu atas hal itu, maka sungguh ia telah kafir sebagaimana
kafirnya orang-orang jahiliyah terdahulu. Barang siapa yang ragu dengan
ucapan-ucapanku itu walaupun hanya sedikit saja, maka berarti ia telah
meragukan semua ucapanku. Barang siapa yang ragu pada satu imam (dari
dua belas imam, red) saja, berarti ia telah ragu terhadap semuanya. Dan
barang siapa yang ragu atas kami, maka tiada lain baginya kecuali api
neraka.
Wahai manusia! Allah SWT telah memberikan keutamaan ini kepadaku
sebagai karunia dan kebaikan-Nya atasku, tiada tuhan selain Dia, puja
dan pujiku pada Nya selama-lamanya dan sepanjang masa atas segala
keadaan.
Wahai manusia! Utamakanlah Ali, karena sesungguhnya ia paling
utamanya manusia setelahku, baik laki-laki maupun perempuan, selama ada
hari dan keberadaan. Sungguh terlaknatlah, terkutuklah dan termurkai
siapa saja yang menolak dan menentang ucapanku ini. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya malaikat Jibril a.s. telah membawa berita dari Allah
untukku,
Ia berkata:
“Barang siapa yang memusuhi Ali, dan tidak mau berwilayah kepadanya, maka ia akan mendapat laknat dan murka-Ku”.
Maka dari itu hendaknya setiap diri melihat apa-apa yang telah
dilakukannya untuk hari esok, takutlah kalian kepada Allah, jangan
sampai kalian berani menentang Ali yang akan berakibat tergelincirnya
kaki-kaki kalian setelah kokoh berdiri. Sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang kalian lakukan.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Ali adalah “Janbillah”
(sisi Allah) sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah di dalam
kitab-Nya ketika menyinggung orang-orang yang menentangnya dengan
berfirman:
“Agar tidak ada orang yang mengatakan : Amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap `Janbillah`”. (surah az-Zumar: 56)
Wahai manusia! Renungkanlah al-Quran, pahamilah ayat-ayatnya,
perhatikanlah muhkamatnya (ayat-ayat yang jelas maknanya), dan janganlah
kalian mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (samar). Demi Allah, tidak
ada yang mampu menjelaskan bathinnya dan tidak ada yang dapat
menafsirkannya untuk kalian, kecuali orang yang aku pegang tangannya
ini, yang aku bawa ke atas dan aku angkat tangannya tinggi-tinggi. Aku
beritakan pada kalian bahwa barang siapa yang menjadikan aku sebagai
wali dan pemimpinnya, maka orang ini (Ali a.s.) sebagai wali dan
pemimpinnya juga. Dialah Ali bin Abi Thalib, saudaraku dan washiku.
Wilayahnya resmi dari Allah SWT sebagaimana yang telah diturunkan
melaluiku.
Wahai manusia! Sesungguhnya Ali dan orang-orang suci dari
keturunanku, mereka adalah “Tsiqlul-Ashghar” (mutiara kecil) sedang
al-Quran merupakan “Tsiqlul-akbar” (mutiara besar), satu sama lainnya
saling memberikan berita dan terdapat keserasian antara keduanya, dan
kedua-duanya itu tidak akan berpisah sampai menjumpai aku di telaga
Kautsar kelak. Ketahuilah mereka itu adalah orang-orang kepercayaan
Allah diantara manusia-manusia, dan sebagai para hakim-Nya di muka bumi
ini.
Ketahuilah, kini aku telah menunaikan tugasku, ketahuilah aku telah
menyampaikan risalah-Nya, ketahuilah aku telah menjelaskannya.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mengataknnya, dan aku
mengatakan hal ini dari Allah SWT. Ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak
ada “Amirul Mukminin” (pemimpin para mukmin) selain dari pada saudaraku
ini, dan ketahuilah bahwa tidak sah (halal) bagi siapapun untuk menjadi
amirul mukminin setelahku nanti, selain Ali a.s.
Pengangkatan Wilayah Amirul Mukminin.
.
Kemudian setelah itu Rasulullah SAWW menepuk lengan Ali a.s. dan
mengankat tangannya tinggi-tinggi. Semua ini terjadi, yakni semenjak
Rasulullah SAWW menaiki mimbar, Imam Ali a.s. pun ada di mimbar itu
dengan posisi lebih rendah satu tangga dari tempat Rasulullah SAWW
berdiri, dimana karena wajah (kepala) Rasulullah SAWW agak miring ke
arah kanan, maka seakan keduanya berdiri tegak di satu tempat.
Lalu Rasulullah SAWW mengangkat tangan Ali a.s. dengan tangannya,
sehingga kedua tangan mulia itu terangkat mengarah ke langit dan
disamping itu beliau menarik Ali a.s. dari tempatnya sehingga kaki Ali
a.s. sejajar dengan kaki Rasulullah SAWW kemudian beliau bersabda:
“Wahai manusia! Ini adalah Ali, ia adalah saudaraku, washiku,
penghimpun ilmuku, dan ia adalah khalifahku bagi umatku, yaitu
orang-orang yang beriman kepadaku. Ia khalifahku dalam menafsirkan kitab
Allah SWT dan yang mengajak mengamalkanya. Begitu pula ia yang
mengamalkan apa-apa yang diridhai Allah, dan yang akan memerangi
musuh-musuh-Nya, membela orang-orang yang mentaati-Nya dan mencegah
orang-orang dari bermaksiat kepada-Nya.
Ia (Ali a.s.) adalah khalifah Rasulullah SAWW, pemimpin kaum
mukminin, imam penunjuk kepada jalan-hak, memerangi kelompok Naakitsin
(Jamal, red.), Qosithin (Mu’awiyah, red.) dan Mariqiin (Khawarij, red)
sesuai perintah Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya di sisi-Ku, segala ucapan tidak akan mengalami perubahan”.
Wahai Tuhanku dengan perintah-Mu aku berkata: “Ya Allah cintailah
setiap orang yang mencintai Ali, dan musuhilah setiap orang yang
memusuhinya, tolonglah orang-orang yang menolong Ali, rendahkanlah siapa
saja yang merendahkan Ali, laknatilah setiap orang yang mengingkari
Ali, murkailah siapa saja yang menolak hak Ali.
Ya Allah, dengan jelasnya masalah ini, dan ditetapkannya Ali
(sebagai imam, red.) pada hari ini, Engkau turunkan ayat-Mu yang
berbunyi:
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kalian agama kalian,
dan Aku telah melengkapi nikmat-Ku atas kalian, dan Aku-pun rela bahwa
Islam sebagai agama kalian”. (al_Maidah, 3).
“Barang siapa yang mengikuti agama selain Islam, maka ia tidak akan
diterima dan pada hari akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang
merugi”.
Ya Allah! Aku menjadikan-Mu sebagai saksi, bahwasannya aku telah menyampai apa-apa yang Engkau perintahkan.
Penekanan Perhatian Ummat Pada Masalah Imamah.
Wahai manusia! Sesungguhnya Allah SWT telah menyempurnakan agama
kalian dengan masalah imamah, maka barang siapa yang tidak mau
mengikutinya dan tidak mengikuti orang-orang yang menggantikan
kedudukannya dari keturunanku yaitu anak-anaknya, sampai hari kiamat
-hari kembali kepada Allah SWT- maka semua amal ibadah mereka di dunia
ini akan terhapus dan mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka kekal
selama-lamanya, dan adzab mereka itu tidak akan diringankan sedikitpun
serta tidak akan pernah diberikan tangguhan.
Wahai manusia! Ini adalah Ali, orang yang banyak menolongku di
antara kalian, yang paling berhak menjadi penggantiku, yang paling dekat
padaku dan yang paling mulia di mataku di antara kalian semua, dan
sesungguhnya Allah SWT dan aku, ridha kepadanya. Tidak ada satu ayatpun
tentang ridha yang turun kepadaku melainkan dia (Ali a.s.) termasuk di
dalamnya, tak pernah Allah meng-khithab-i (lawan bicara, red)
orang-orang beriman melainkan Dia memulainnya dengan ber-khithab
kepadanya, tak satupun ayat pujian yang turun dalam al-Quran, melainkan
dia (Ali a.s.) ikut serta di dalamnya. Dan Allah SWT dalam surah “Hal
Ataa ‘Alaal Insaan” (al-Insan, ayat 1) tidak memberikan kesaksian dengan
surga kecuali untuknya. Allah tidak menurunkan surah ini untuk
selainnya, dan juga, Ia tidak memuji siapapun dalam surah ini, kecuali
dirinya.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa dia (Ali a.s.) adalah penolong
agama Allah SWT, pembela Rasulullah SAWW, paling bertakwa, suci, dan
penunjuk orang-orang yang mendapat hidayah. Sesungguhnya nabi kalian
adalah paling baiknya nabi, washi (pengganti) kalian adalah paling
baiknya washi dan putra-putranya adalah paling baiknya washi.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa sesungguhnya nasab dan anak cucu
setiap nabi adalah dari diri mereka masing-masing, tapi nasab dan anak
cucuku dari keturunan Ali.
Wahai manusia! Sesungguhnya iblis telah menyebabkan keluarnya Adam
a.s. dari surga dengan sifat hasadnya, maka berhati-hatilah jangan
sampai kalian mempunyai sifat hasad terhadap Ali yang menyebabkan amal
ibadah kalian terhapus dan kaki-kaki kalian tergelincir. Ketahuilah
bahwa sesungguhnya Adam a.s. diturunkan ke bumi karena satu kesalahan
saja, padahal beliau adalah pilihan Tuhan, lalu bagaimana dengan kalian,
sedang kalian ini bukan apa-apa (dibanding dengan Adam a.s.), bahkan
diantara kalian ada orang-orang yang dimusuhi Allah SWT!?
Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada yang memusuhi Ali kecuali orang
yang betul-betul celaka, tidak ada yang mencintai Ali kecuali orang yang
betul-betul bertakwa dan tidak ada yang mempercayai Ali kecuali orang
yang betul-betul ikhlas keimanannya. Demi Allah, sesungguhnya surah “wa
al-‘Ashr” turun untuk keutamaan Ali:
“Demi masa, sesungguhnya semua manusia berada dalam kerugian”, kecuali Ali yang telah betul-betul beriman, melakukan amal ibadah shaleh dan rela terhadap kebenaran dan kesabaran.
Wahai manusia! Sesungguhnya aku telah menjadikan Allah sebagai
saksi bahwa kini aku telah menyampaikan risalahku pada kalian dan tak
ada pada pundak Rasul selain dari pada menyampaikan dan menerangkan
risalah.
Wahai manusia! Takutlah kalian kepada Allah SWT dengan
sebenar-benarnya, dan janganlah kalian meninggalkan dunia kecuali dalam
keadaan pasrah menyerah.
Keragu-raguan Kaum Munafikin.
Wahai manusia! “Berimanlah kalian kepada Allah SWT, rasul-Nya dan
kepada nur yang diturunkan bersamanya, sebelum Kami (Allah) hancurkan
wajah-wajah dan Kami campakkan/plintir ke belakang atau Kami kutuk
sebagaimana `ashaabu-sabt`”.
Demi Allah, sesungguhnya ayat ini tidak ditujukan melainkan kepada
suatu kelompok dari sahabat-sahabatku yang mereka itu aku kenali
nama-nama dan keturunan mereka, hanya saja aku diperintahkan oleh Allah
SWT agar menutupi mereka. Maka masing-masing orang akan mendapatkan
balasan sehubungan dengan amalnya berkenaan dengan cinta dan bencinya
kepada Ali.
Wahai manusia! Sesungguhnya nur itu ditetapkan oleh Allah SWT untuk
diriku, kemudian untuk diri Ali bin Abi Thalib dan setelah itu pada
putra-putra dari keturunannya sampai kepada penegak keadilan, al-Mahdi.
Ialah yang akan mengambil hak Allah (yang terampas oleh orang-orang yang
tidak berhak) dan semua hak yang mesti kembali kepada kami, karena
sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan kami sebagai hujjah atas semua
orang-orang yang lalai, pembenci, penentang, pengkhianat, lalim dan para
perampas (wilayah kami), yang berada di seluruh penjuru alam.
Wahai manusia! Kini aku peringatkan kalian bahwa aku adalah
Rasulullah dimana telah mendahuluiku para rasul sebelumku. Apakah jika
esok hari aku meninggal dunia atau terbunuh, kalian akan berbalik?
Ketahuilah bahwa kalau kalian berbalik, tidak akan merugikan Tuhan
sedikitpun. Dan Allah SWT akan segera memberikan balasan nikmat bagi
orang-orang yang bersyukur dan sabar. Ketahuilah, sesungguhnya Ali
adalah penyandang sifat sabar dan syukur, dan setelah itu para putranya
dari keturunanku.
Wahai manusia! Janganlah kalian mengharap lebih dari aku dengan
alasan kalian telah menerima Islam, apalagi dari Allah. Karena hal
semacam itu akan menyebabkan amal ibadah kalian terhapus dan kalianpun
akan mendapat murka dan dimasukkan ke dalam jilatan api neraka oleh
Allah SWT. Sesungguhnya Tuhan kalian senantiasa mengawasi kalian.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa nanti sepeninggalku akan ada
pemimpin-pemimpin yang akan mengajak kalian ke api neraka dan pada hari
kiamat mereka tidak akan pernah tertolong.
Wahai manusia! Allah SWT dan aku berlepas diri dari mereka.
Wahai manusia! Mereka itu, dan penolong mereka, pembela dan
pengikut mereka, akan berada di dalam dasar api neraka yang paling
bawah. Sungguh betapa buruknya tempat kembali orang-orang yang congkak
dan sombong itu. Ketahuilah, mereka itu adalah “ashabus shahifah”, maka
hendaknya masing-masing kalian memperhatikan shahifahnya (buku, red.)
sendiri-sendiri.
Keterangan:
Perawi hadis berkata: “Ketika Rasulullah menyebutkan nama-nama
“ashabus shahifah” itu, mayoritas orang-orang yang mendengarnya tidak
memahami maksud ucapan beliau tersebut dan membangkitkan tanda tanya
dalam hati mereka, hanya sedikit sekali orang-orang memahami maksud
ucapan beliau kala itu.”
Wahai manusia! Aku amanatkan kekholifaan sebagai imamah dan warisan
ini kepada keturunanku sampai hari kiamat, dan aku telah sampaikan
segalanya sesuai dengan yang diperintahkan kepadaku, sehingga hal itu
menjadi hujjah baik bagi orang yang hadir maupun yang tidak hadir, bagi
yang sudah lahir maupun yang belum lahir. Oleh karena itu, hendaknya
orang yang hadir menyampaikan (hal ini) kepada orang yang tidak hadir,
dan seorang ayah menyampaikannya kepada anaknya hingga hari kiamat tiba.
Tidak lama lagi, sepeninggalku, mereka-mereka itu akan merebut
imamah ini (dari keturunanku) dengan paksa dan menjadikannya sebagai
sistim kerajaan. Semoga Allah melaknat para perampas (imamah ini). Pada
saat itulah Dia akan menimpakan kepada kalian apa-apa yang mesti
ditimpakan, dan mengirimkan kepada kalian api dan timah panas, sementara
kalian tidak akan mampu menghindarinya.
Wahai manusia! Allah azza wa jalla tidak akan meninggalkan kalian
sendirian. Dia yang akan memisahkan orang yang baik dari yang jahat, dan
Dia tidak akan memberi tahu kalian tentang alam ghaib.
Wahai manusia! Tidak ada sebuah negara yang makmur yang penduduknya
mendustakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan kecuali Ia akan memusnahkannya
sebelum kiamat tiba dan menundukkannya di bawah pemerintahan Imam Mahdi,
Dan Dia (Allah) akan memenuhi janji-Nya ini.
Wahai manusia! Orang-orang sebelum kalian telah binasa. Allah yang
telah membinasakan mereka, dan Dialah yang akan membinasakan orang-orang
masa mendatang. Allah berfirman:
“Apakah bukan Kami yang telah membinasakan orang-orang zaman
dahulu, kemudian Kami ikutkan orang-orang lain ke dalam mereka?
Begitulah kami memperlakukan orang-orang yang berdosa. Celakalah pada
hari itu para pendusta”.
Wahai manusia! Allah telah menurunkan perintah dan larangan-Nya
untukku, dan akupun mengajarkannya kepada Ali, sesuai dengan yang
diperintahkan Allah. Dan pengetahuan tentang perintah dan larangan ini
ada di sisi-Nya. Dengan ini, dengarkanlah perintahnya (Ali a.s.)
sehingga kalian selamat, dan taatilah dia sehingga kalian mendapat
petunjuk. Terimalah larangannya, sehingga kalian berada di jalan yang
benar, dan berjalanlah menuju tujuannya. Jangan sampai jalan-jalan yang
asing (lain dari ajaran Nabai SAWW) menyelewengkan kalian dari jalannya.
Pengikut Ahlul Bait a.s.dan Musuh Mereka
Wahai manusia! Aku adalah jalan Allah yang lurus dimana Ia telah
memerintahkan kalian untuk mengikutinya; Kemudian Ali setelah aku;
Kemudia putera-puteraku dari keturunannya sebagai imam pemberi hidayah
dan petunjuk. Mereka akan menunjukkan jalan kebenaran dan dengan
pertolongan Allah akan bertindak dengan penuh keadilan.
Setelah itu beliau membaca surah Al-fatihah hingga selesai, kemudian melanjutkan khotbahnya seraya bersabda:
Surah ini turun berkenaan denganku, dan demi Allah, turun (juga)
berkenaan dengan mereka (para imam). Secara umum surah ini mencakup
mereka dan secara khusus berkenaan dengan mereka. Mereka adalah para
kekasih Allah yang tidak pernah merasa takut dan sedih. Ketahuilah bahwa
hizbullah (tentara Allah) pasti akan menang.
Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang bodoh yang
sesat dan saudara-saudara setan. Mereka dengan segala kesombongan saling
tukar menukar kebatilan di antara mereka.
Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (Ahlul bait) adalah mereka yang disinyalir oleh Allah dalam kitab-Nya dengan firman-Nya:
“Kamu (Muhammad) tidak akan mendapati umat yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, yang mencintai orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya meskipun mereka (para penentang tersebut) adalah ayah,
anak, saudara atau kerabat mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang
telah ditetapkan iman di hati mereka oleh-Nya”.
Ketahuilah bahwa para pencinta mereka (ahlul Bait) adalah orang-orang yang disebutkan dalam firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman mereka dengan
kezaliman, akan merasa tentram dan aman, dan mereka adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk”.
Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (ahlul Bait) adalah orang-orang yang beriman dan tidak pernah ragu.
Ketahuilah bahwa para pecinta mereka adalah orang-orang yang akan
masuk surga dengan penuh ketenangan dan keselamatan, dan para malaikat
datang menjumpai mereka seraya berkata:
“Kesejahteraan atas kalian. Kalian telah suci. Masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya”.
Ketahuilah bahwa para pencinta mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan surga dan di sana mereka akan dianugerahi rizki tanpa
perhitungan.
Ketahuilah bahwa para musuh mereka (Ahlul Bait) adalah mereka (yang telah dijanjikan) untuk masuk kobaran api neraka.
Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang akan
mendengar jeritan ketakutan dari neraka jahannam yang mendidih dan
melihat kobaran apinya.
Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang disinyalir oleh Allah dalam firman-Nya :
“Setiap kali ada kelompok yang masuk neraka, mereka akan melaknat teman-teman senasib mereka……”
Ketahuilah bahwa para musuh mereka adalah orang-orang yang termaktub dalam firman Allah :
“Setiap kali satu kelompok dicampakkan ke dalam neraka, para
penjaga neraka akan bertanya kepada mereka: “Apakah tidak datang pemberi
peringatan kepada kalian?”. Mereka menjawab: “Telah datang kepada
pemberi peringatan, tapi kami mendustakannya dan kami katakan kepadanya
bahwa Allah tidak pernah menurunkan sesuatu (perintah-Nya), dan kamu
berada dalam kesesatan yang nyata”, ….Ingatlah, kecelakaan bagi penghuni
neraka sa’ir”.
Ketahuilah bahwa para pecinta mereka (Ahlul Bait) adalah
orang-orang yang takut kepada Allah sekalipun mereka dalam kesendirian
(sepi), dan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
Wahai manusia! Betapa bedanya antara kobaran api dan pahala besar?!
Wahai manusia! Musuh kami adalah orang yang dicerca dan dilaknat
Allah, dan pecinta kami adalah orang yang dipuji dan dicintai oleh-Nya.
Wahai manusia! Aku adalah pembawa ancaman, dan Ali pembawa janji kenikmatan.
Wahai manusia! Aku adalah pembawa peringatan, dan Ali pemberi hidayat.
Wahai manusia! Aku adalah nabi dan Ali adalah penggantiku.
Wahai manusia! Ketahuilah bahwa aku adalah nabi dan Ali imam dan
washi setelahku. Dan para imam setelah dia adalah putra-putranya.
Ketahuilah bahwa aku adalah ayah mereka dan mereka akan lahir darinya
(Ali a.s.).
Imam Mahdi a.s.
Ketahuilah bahwa imam terakhir adalah Mahdi. Ialah yang akan menang
atas segala agama. Dialah pembalas dendam atas orang-orang zalim.
Dialah penakluk dan pemusnah benteng-benteng (musuh yang kokoh). Dialah
yang akan menang atas semua musyrikin dan sekali gus pemberi penunjuk
(hidayah) kepada mereka.
Ketahuilah bahwa dialah yang akan membalas dendam atas setiap
tetesan darah para kekasih-kekasih Allah. Dialah penolong agama Allah.
Ketahuilah bahwa dialah yang dapat memanfaatkan lautan (ilmu, red.)
yang sangat dalam. Dialah yang menjadi timbangan bagi setiap pemilik
keutamaan sesuai dengan kadarnya dan penjelas bagi setiap yang bodoh
sesuai dengan kadarnya pula. Dialah yang telah dipilih oleh Allah. Dia
adalah pewaris semua ilmu dan penakluk bagi semua pahaman.
Ketahuilah bahwa dialah pemberi berita dari Tuhannya dan yang
meninggikan ayat-ayat Ilahi. Dialah orang yang mendapat petunjuk nan
kokoh. Dialah yang segala pekerjaan/urusan (makhluk) diserahkan
kepadanya.
Dialah yang para nabi terdahulu memberikan kabar gembira (atas
kedatangannya). Dialah yang tetap ada sebagai hujjah dan tidak akan ada
hujjah lagi setelahnya. Tidak ada kebenaran kecuali bersamanya dan tidak
ada cahaya kecuali di sisinya.
Ketahuilah bahwa tidak akan ada orang yang menang ke atasnya dan
orang yang menentangnya tidak akan tertolong. Dialah kekasih Allah di
muka bumi, penegak hukum di antara makhluk-makhluk-Nya, yang dipercaya
oleh-Nya, baik dalam keadaan tersembunyi atau tampak.
Bai’at pada Imam Ali.
Wahai manusia! Telah kujelaskan dan kupahamkan kepada kalian dan setelah aku, Allah yang akan memahamkan kepada kalian.
Ketahuilah bahwa setelah khotbahku selesai aku akan mengajak kalian
untuk menjulurkan tangan kepadaku sebagai tanda bai’at dan pengakuan
atasnya (Ali a.s.), dan selanjutnya menjulurkan tangan kepadanya secara
langsung
Ketahuilah bahwa aku telah berbai’at kepada Allah dan Ali telah
berbai’at kepadaku. Aku akan mengambil bai’at dari kalian dengan
perintah Allah. (Ia berfirman):
“Orang-orang yang berbai’at kepadamu pada hakikatnya mereka
berbai’at kepada Allah, tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang
siapa yang mengurai tali bai’atnya, sesungguhnya ia telah berbuat
sesuatu yang membahayakan dirinya, dan barang siapa setia dengan janji
yang telah diucapkannya kepada Allah, maka Ia akan menganugerahkan
pahala yang besar kepadanya”.
Halal, Haram dan Kewajiban.
Wahai manusia! Haji dan umrah adalah termasuk syi’ar-syi’ar Allah. (Ia berfirman):
“Barang siapa yang melaksanakan haji ke Baitullah atau melaksanakan
umrah, maka tidak ada dosa baginya untuk melaksanakan sa’i antara Shafa
dan Marwah”.
Wahai manusia! Kerjakanlah kewajiban haji ke Baitullah. Tiada satu
keluarga yang datang mengunjungi Baitullah kecuali mereka akan merasa
cukup bahagia, dan tiada satu keluarga yang meninggalkan kewajiban
tersebut, kecuali mereka akan menjadi terputus dan miskin.
Wahai manusia! Tiada seorang mukminpun yang melaksanakan wuquf (di
Arafah, Masy’ar dan Mina) kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya
yang lalu hingga hari itu, dan baru setelah hajinya selesai, amalannya
(dosanya, red.) akan dihitung dari awal.
Wahai manusia! Orang-orang yang melaksanakan haji, akan ditolong
dan segala biaya yang mereka keluarkan akan kembali. Dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan orang-orang yang berbuat kebajikan.
Wahai manusia! Laksanakanlah haji ke Baitullah dengan agama yang
sempurna, perenungan dan pengertian mengenainya, dan jangan pulang dari
haji tersebut kecuali dengan taubat dan (kemauan kuat) meninggalkan
dosa.
Wahai manusia! Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat sebagaimana
yang Allah perintahkan kepada kalian. Jika waktu telah jauh berlalu dan
kalian tidak mengerjakan atau lupa akan semua itu, Ali yang akan
mengambil keputusan atas kalian dan ia akan memperjelas (hukum-hukumnya)
untuk kalian. Dialah orang yang dijadikan Allah sebagai kepercayaan-Nya
setelah aku. Dia dari aku dan aku dari dia.
Dia dan mereka yang berasal dari keturunanku akan menjawab setiap
pertanyaan yang kalian pertanyakan dan menjelaskan setiap yang tidak
kalian ketahui.
Ketahuilah bahwa halal dan haram lebih banyak dari yang aku
perkanalkan kepada kalian, dan tidak mungkin kuperintahkan kalian kepada
kewajiban kalian dan kularang kalian dari yang diharamkan ke atas
kalian, dalam satu majlis (pertemuan). Oleh karena itu, aku
diperintahkan untuk mengambil bai’at dari kalian supaya kalian menerima
bahwa apa yang kuemban dari sisi Allah berkenaan dengan Amirul mukminin
Ali dan para penggantinya setelahnya yang mana mereka berasal dari
keturunanku dan keturunannya, adalah tugas kepemimpinan (imamah) yang
hanya dimiliki oleh mereka, dimana yang terakhir dari mereka adalah
Mahdi, hingga masa ia berjumpa dengan Allah (mati).
Wahai manusia! Setiap yang halal yang telah kuterangkan kepada
kalian dan setiap yang haram yang kularang kalian untuk mengerjakannya,
adalah hukum-hukum yang tidak pernah kulanggar dan kurubah (hukumnya
sudah permanen). Ingat dan jagalah hal ini serta ingatkanlah orang lain
akan halnya, dan janganlah sekali-kali kalian merubahnya.
Kuulangi pesan-pesanku. Dirikanlah shalat, bayarlah zakat dan
laksanakanlah amar makruf dan nahi mungkar. Ketahuilah bahwa amar ma’ruf
yang paling tinggi (derajatnya) adalah memahami pesanku ini, dan
menyampaikannya kepada orang-orang yang tidak hadir di sini, dan
memerintahkan mereka untuk menerima, sebagai perintah dariku, serta
melarang mereka untuk menentangnya. Karena hal ini adalah instruksi dari
Allah dan dariku. Sementara amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak akan
pernah dapat dilaksanakan kecuali dengan imam maksum (ada dan
bimbingannya, red.)
Wahai manusia! al-Qur’an menegaskan kepada kalian bahwa para imam
setelah Ali adalah putra-putranya, dan telah kutegaskan juga bahwa
mereka berasal dari keturunanku dan keturunannya. Allah berfirman dalam
kitab-Nya:
“Dan Dia telah menjadikan imamah (ini) sebagai kalimah yang abadi di keturunannya”.
Dan telah kutegaskan kepada kalian (dengan sabdaku): “Jika kalian
berpegang teguh dengan keduanya (al-Qur’an dan Ahlul Bait), kalian tidak
akan sesat selamanya”.
Wahai manusia! Bertakwalah, bertakwalah ! Bersiap-siaplah untuk menyongsong kedatangan hari kiamat, karena Allah berfirman:
“Sesungguhnya goncangan hari kiamat, adalah sebuah peristiwa yang dahsyat”.
Ingatlah selalu akan kematian, hari kebangkitan, timbangan amal,
hari perhitungan di hadapan Tuhan semesta alam, dan pahala serta
siksaan. Barang siapa yang berbekal kebaikan, ia akan diberi pahala
sesuai dengan kebaikannya, dan barang siapa yang berbekal dosa, ia tidak
akan mendapat bagian di surga.
Bai’at Resmi
Wahai manusia! Tidak sepantasnya kalian hanya dengan sekali
menjulurkan tangan dan dalam satu waktu (untuk berbai’at denganku). Tapi
Allah telah memerintahkan aku untuk mengambil pengakuan dari mulut
kalian tentang apa yang telah kusampaikan berkenaan dengan Ali Amirul
mukminin dan para imam yang akan datang setelahnya dan berasal dari
keturunanku dan keturunannya, sebagaimana telah kusampaikan bahwa
putra-putraku berasal dari keturunannya.
Dengan ini, ulangilah apa yang kuucapkan ini:
“Kami telah mendengar. Kami akan mentaati, rela dan menerima semua
yang datang dari Tuhan kami, dan anda (Rasulullah SAWW) telah
menyampaikan (kepada kami) tentang tugas keimamahan Ali Amirul mukminin
dan para imam yang berasal dari keturunannya. Kami berbai’at kepada anda
berkenaan dengan perkara ini dengan hati, lidah, dan tangan kami.
Dengan memegang teguh keyakinan ini kami hidup, dengan membawa keyakinan
ini kami akan meninggal dunia, dan bersama keyakinan ini pula pada hari
kami dibangkitkan (kiamat). Kami tidak akan merubah, ragu dan
mengingkari (hal itu). Dan kami tidak akan mengingkari janji ini. Anda
(Rasul) telah menasihati kami akan hal-hal yang berkenaan dengan Ali
Amirul mukminin dan para imam yang berasal dari keturunan anda dan
keturunannya, yaitu Hasan dan Husain serta para imam yang telah
ditentukan oleh Allah setelah mereka berdua. Kami telah berbai’at kepada
mereka dengan hati, jiwa, lidah dan tangan kami. Dimana setiap orang
yang mampu berbai’at dengan menggunakan tangannya, maka ia lakukan hal
itu, dan jika tidak, cukup dengan berikrar dengan lisannya. Kami tidak
pernah berpikir untuk merubah janji ini dan semoga (berkenaan dengan hal
ini) Allah tidak pernah melihat keraguan di hati kami.
Kami, sesuai perintahmu, akan menyampaikan perkara ini kepada sanak
saudara kami, baik yang dekat maupun jauh. Dan berkenaan dengan ini
kami menjadikan Allah sebagai saksi. Dia cukup sebagai saksi kami, dan
anda juga saksi atas ikrar kami ini”.
Wahai manusia! Tahukah kalian apa yang kalian katakana ini?
Sesungguhnya Allah mengetahui setiap suara dan batin seseorang. Dengan
ini, barang siapa yang mendapat petunjuk, itu akan menguntungkan
dirinya, dan barang siapa yang sesat, ia akan rugi sendiri. Barang siapa
yang berbai’at, pada hakikatnya ia berbai’at kepada Allah. Tangan Allah
di atas tangan mereka (para pembai’at).
Wahai manusia! Berbai’atlah kepada Allah, aku, Ali Amirul mukminin,
Hasan, Husain dan para imam (yang berasal) dari keturunan mereka di
dunia dan akhirat. Berbaiatlah dengan imamah yang ada di tangan mereka.
Allah akan membinasakan para pengkhianat bai’at dan merahmati
orang-orang yang setia dengan bai’atnya. Barang siapa yang mengingkari
bai’atnya, hal itu akan merugikan dirinya, dan barang siapa yang setia
atas bai’atnya, Allah akan menganugerahkan pahala yang besar kepadanya.
Wahai manusia! Ulangilah apa yang telah kuucapkan, ucapkanlah salam
kepada Ali sebagai Amirul mukminin dan ucapkanlah: “Kami telah
mendengar dan akan mentaatinya. Ya Allah, kami mohon pengampunan
dari-Mu, dan kepada-Mu kami akan kembali”.
Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
petunjuk kepada kami (untuk mengakui imamah ini). Jika Ia tidak
menganugerahkan petunjuk-Nya, niscaya kami tidak akan mendapat
petunjuk”.
Wahai manusia! Keutamaam-keutamaam Ali bin Abi Thalib di sisi Allah
yang telah Ia turunkan di dalam al-Qur an, tidak dapat kusebutkan dalam
satu pertemuan ini. Dengan demikian, setiap orang yang memberitahukan
hal itu kepada kalian dan ia memang tahu hal itu, benarkanlah dia.
Wahai manusia! Barang siapa yang mentaati Allah, Rasul-Nya, Ali dan
para Imam yang telah kusebutkan, maka ia telah mencapai kebahagiaan
yang luar biasa.
Wahai manusia! Barang siapa berlomba-lomba dan lebih dahulu
berbai’at kepadanya, dan menerima wilayahnya, serta mengucap salam
kepadanya sebagai Amirul mukminin, maka ia adalah termasuk orang-orang
yang menang, dan hidup sejahtera di dalam kebun-kebun kenikmatan.
Wahai manusia! Katakanlah sesuatu yang dengannya Allah ridha
terhadap kalian. Jika kalian dan semua orang yang ada di muka bumi ini
menjadi kafir, kalian tidak akan dapat mendatangkan sedikitpun kerugian
kepada Allah.
Ya Allah, demi apa yang telah kusampaikan dan perintahkan,
ampunilah (dosa-dosa) semua mukminin, dan timpakanlah kemurkaan-Mu ke
atas para pengingkar. Segala puji hanya milik Tuhan semesta alam.
Sumber sanad Hadis Al-Ghadir Menurut Ahlul Bayt
Tidak ada satu hadispun di kalangan muslimin yang memiliki riwayat
yang dimiliki oleh hadis al-Ghadir, dan peristiwa yang terjadi berkenaan
dengannya. Sanad hadis al-Ghadir sudah tentu sampai pada batas
mutawatir dan dalam jumlah yang sangat banyak.
Puluhan jilid buku telah ditulis hanya demi menjelaskan sanad hadis
al-Ghadir. Khothbah al-Ghadir dan peristiwa penting ini dalam sejarah
Islam memiliki seratus dua puluh ribu saksi dan pendengar, dan setiap
orang dari mereka, menukil peristiwa tersebut dalam jumlah yang layak
diperhatikan. Dengan adanya tekanan dan ancaman dari pihak penguasa
waktu itu, mereka masih tetap menukil bagian-bagian penting dari khotbah
tersebut. Para ilmuwan, tokoh politik, dan sejarah Islam, sering kali
dalam berbagai kesempatan, memaparkan peristiwa tersebut dan
menjadikannya sandaran.[]
Referensi:
Referensi-referensi Syi’ah dan Ahlussunnah yang menukil hadis
al-Ghadir atau bagian-bagian penting darinya atau yang menukil
peristiwa.
Al-Ihtijâj, karya Al-Thabarsi, juz 1, hal. 66.
Al- Shirâtul Mustaqîm, karya Syeikh Ali bin Yunus al-Bayadhi, juz 1, hal.301.
Al-‘Adadu al-Qawiyah, karya Syeikh Ali bin Yusuf al Hilli, hal. 169.
Al-Tahsîn, karya Sayyid bin Thawus, hal. 454.
‘Abaqâtul Anwâr, karya Mir Hamid Husain al-Hindi, jld.: Ghadir.
‘Awâlimul ‘Ulûm, karya Syeikh Abdullah al-Bahrani, juz 15, hal. 307.
Raudhatul Wâ’izhîn, karya Ibnu Fattaal al-Naisyaburi juz 1, hal. 89.
Al-Ghadîr, karya Allamah al-Amini juz 1, hal.12-151, dan hal.
294-322. (Buku ini menukil sekaligus meneliti sanad-sanad hadis
al-Ghadir, baik yang berasal dari buku-buku Syi’ah maupun Ahlussunnah)
Buku-buku Ahlussunnah.
Tarikh al-Khathib al-Baghdadi, juz 8, hal. 290.
Al-Durrul Mantsur, karya as-Suyuthi, juz 2, hal. 259.
Al-Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir al-Dimasyqi, juz 5, hal. 209 dan 214.
Usdu al-Ghabah, karya Ibnu Atsir, jus 3, hal. 307 dan juz 5, hal 205.
Asnal Mathalib, karya Syamsuddin al Jazri, hal. 4.
Yanabi’ul Mawaddah, karya al-Qunduzi al-Hanafi, hal. 40.
Al-Ma’arif, karya Ibnu Quthaibah ad Diynuri, hal. 291.
Musnad Ahmad bin Hambal, juz 4 hal. 281.
Sunan Ibnu Majah, juz 1, hal. 28-29.
Khash’ishun Nasa’i, hal. 16.
Al-Manaqib, karya al-Kharazmi, hal. 130.
Tarikhul Khulafa’, karya al-Suyuthi, hal. 114.
Tafsir at-Thabari, juz 3 hal. 428.
Al-Fushulul Muhimmah, karya Ibnu Shabagh al-Maliki, hal. 25.
Al-Tafsir Al-Kabir, karya Fakhruddin al-Razi, juz 3, hal. 636.
Kanzu al-‘Ummal, juz 6, hal. 398.
Majma’uz Zawaid, karya Hafizh al-Haitsami, juz 9, hal. 106.
Al-Ishabah, karya Ibnu Hajar, juz 1, hal. 372.
Nawadirul Ushul, karya at-Turmudzi.
(Syiahali/ABNS)
(Syiahali/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email