Sebuah laporan akhir-akhir ini diekspos oleh NIAC, sebuah lembaga yang
menaungi warga Iran yang bermukim di Amerika. Laporan ini mengupas
seluruh biaya dan kerugian yang harus dibayar Amerika lantaran
memberlakukan embargo atas Republik Islam Iran. Dalam prolog laporan
yang dieskpos kemarin ini ditegaskan, embargo atas negara-negara lain
hanya dapat menciptakan efek yang sangat lemah. Sekalipun demikian,
Amerika masih saja memberlakukan siasat tak efektif ini terhadap banyak
negara di dunia.
Amerika dari sejak tahun 1995 hingga 2012 telah mengalami kerugian sebesar 134,7 hingga 175,3 milyar dolar lantaran menghapus segala jenis ekspor ke Iran. Amerika adalah negara yang paling mengalami kerugian atas siasat embargo ini.
Ini baru kerugian yang timbul lantaran penghapusan ekspor ke Iran dan belum meliputi kerugian di sektor lain.
Pengangguran adalah sisi lain kerugian yang dialami oleh Negeri Paman Sam ini. Dalam setiap tahun lantaran pengurangan income dari hasil ekspor, kira-kira 51,043 hingga 66,436 lowongan kerja hilang. Pada tahun 2008 lalu, angka pengangguran ini mencapai 214,657 hingga 279,389 kesempatan kerja.
Menurut sebuah hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan, Texas dan Florida adalah dua kota terbesar yang mengalami kerugian ini. Hal ini karena Iran lebih memfokuskan bidang industri yang ada di kedua kota ini.
Di samping Amerika, 20 negara sekaligus Mexico yang merupakan partner bisnis Iran dalam 20 tahun terakhir ini juga menjadi bahan riset. Riset ini hanya terfokus pada perniagaan yang terjadi di antara mereka.
Di Eropa, Jerman dengan kerugian sebesar 23,1 hingga 73 milyar dolar antara tahun 2000-2012 adalah negara terbesar di benua ini yang telah mengalami kerugian telak. Setelah Jerman, ada Italia dengan kerugian antara 13,6 hingga 42,8 milyar dolar dan lalu Prancis dengan kerugian sebesar 10,9 hingga 34,2 milyar dolar.
Antara tahun 2012 hingga 2012, biaya embargo atas yang telah dikeluarkan oleh Uni Eropa berjumlah dua kali lipat kerugian yang telah dialami oleh Amerika.
Sumber: Shabestan
Amerika dari sejak tahun 1995 hingga 2012 telah mengalami kerugian sebesar 134,7 hingga 175,3 milyar dolar lantaran menghapus segala jenis ekspor ke Iran. Amerika adalah negara yang paling mengalami kerugian atas siasat embargo ini.
Ini baru kerugian yang timbul lantaran penghapusan ekspor ke Iran dan belum meliputi kerugian di sektor lain.
Pengangguran adalah sisi lain kerugian yang dialami oleh Negeri Paman Sam ini. Dalam setiap tahun lantaran pengurangan income dari hasil ekspor, kira-kira 51,043 hingga 66,436 lowongan kerja hilang. Pada tahun 2008 lalu, angka pengangguran ini mencapai 214,657 hingga 279,389 kesempatan kerja.
Menurut sebuah hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan, Texas dan Florida adalah dua kota terbesar yang mengalami kerugian ini. Hal ini karena Iran lebih memfokuskan bidang industri yang ada di kedua kota ini.
Di samping Amerika, 20 negara sekaligus Mexico yang merupakan partner bisnis Iran dalam 20 tahun terakhir ini juga menjadi bahan riset. Riset ini hanya terfokus pada perniagaan yang terjadi di antara mereka.
Di Eropa, Jerman dengan kerugian sebesar 23,1 hingga 73 milyar dolar antara tahun 2000-2012 adalah negara terbesar di benua ini yang telah mengalami kerugian telak. Setelah Jerman, ada Italia dengan kerugian antara 13,6 hingga 42,8 milyar dolar dan lalu Prancis dengan kerugian sebesar 10,9 hingga 34,2 milyar dolar.
Antara tahun 2012 hingga 2012, biaya embargo atas yang telah dikeluarkan oleh Uni Eropa berjumlah dua kali lipat kerugian yang telah dialami oleh Amerika.
Sumber: Shabestan
Post a Comment
mohon gunakan email