Pesan Rahbar

Home » » Permasalahan Pernikahan Menurut Ajaran Islam Ahlul Bait (Pacaran Haram Hukumnya)

Permasalahan Pernikahan Menurut Ajaran Islam Ahlul Bait (Pacaran Haram Hukumnya)

Written By Unknown on Saturday 12 July 2014 | 05:38:00


Pernikahan bukan untuk gairah.

Pernikahan diciptakan bukan untuk penyaluran gairah seksual. Justru sebaliknya, gairah diciptakan agar manusia terdorong untuk menikah, yang mana pernikahan itu adalah pondasi terpenting dalam kehidupan sosial dengan segala tanggung jawab yang tersimpan di dalamnya. Sebagaimana rasa lapar diciptakan supaya manusia terdorong makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, bukannya makanan diciptakan agar manusia sekedar mengentas dirinya dari rasa lapar saja.

Syi’ah Imamiyah Haramkan Valentine Daya, April Mop dan Menghadiri Nikah Orang Nasrani PERAYAAN HARI VALENTINE, SEBUAH TRADISI ADOPSI DARI KAUM PAGANISME DENGAN FORMAT “BERBAGI KASIH SAYANG”


Satu lagi produk tradisi import dari barat mulai mewabah di sebagian kalangan muda-mudi kita, pasangan suami istri, bapak ibu, kakek nenek, bahkan pasangan selingkuh di tanggal 14 Pebruari yaitu valentine day ( bahasa ndeso: plentin de). Tradisi berupa “perayaan” kasih sayang berformat tukar kartu, tukar hadiah, kado, tukar/beri bunga, beri perhiasan, bahkan tukar pasangan berbagi ngeseks disertai pesta narkoba, minuman keras & mabuk sepanjang malam.



Penjualan pernak-pernik hari valentine

Di awal bulan Pebruari, bila ke toko, supermarket / mall, atau hotel, mulai banyak pernak-pernik bernuansa valentin, mulai kartu, souvenir, boneka dengan warna pink & berbentuk hati (love) disajikan secara kentara & atraktif sebagai sarana promosi besar demi menarik minat banyak pengunjung.

Apa & bagaimana valentine day itu, sejarah & perjalanannya dari peristiwa biasa diadopsi jadi “acara religius Katolik”, hingga menjadi perayaan kasih sayang berformat nge-date & pesta pora…???.

Tentang valentine day ini belum ada kesepakatan final antara para sejarawan. Kata “valentine” diambil dari nama “Santo Valentinus” seorang yang diyakini hidup pada masa Kaisar Romawi Claudius II. Sedangkan kata valentine itu dari bahasa Latin bermakna: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kuat.


Santo Valentinus

Claudius II yang penganut paganisme (menyembah dewa-dewi/patung/berhala) melihat Santo Valentinus mengajak manusia kepada agama Nasrani, lalu memerintahkan menangkapnya untuk dihukum mati. Di penjara, Valentinus kenal dengan seorang putri penjaga penjara yang sedang sakit. Dia mengobatinya hingga sembuh, lalu memeluk agama Nasrani & saling jatuh cinta. Menjelang eksekusi mati tanggal 14 Pebruari 269 M, Valentinus mengirimkan sebuah kartu yang bertulis: “dari yang tulus cintanya, Valentinus”.

Versi lain, Claudius II melarang pemuda yang jadi tentara untuk menikah, karena dengan membujang jadi lebih kuat & tabah dalam berperang. Tapi diam-diam Santo Valentinus menentang hal ini dengan menikahkan banyak pemuda. Lalu dia ditangkap & akhirnya dihukum mati pada tanggal 14 Pebruari 269 M.


Upacara sembah dewa matahari

Dalam kupasan lain (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005), tradisi Roma kuno pada pertengahan Pebruari sudah dikenal sebagai periode “cinta & kesuburan”. Selain itu tanggal 15 Pebruari dikenal sebagai hari raya Lupercalia. Merujuk nama dewa Lupercus (dewa kesuburan), yang digambarkan sebagai laki-laki setengah telanjang & berpakaian kulit kambing. Pada tanggal itu juga para pendeta Roma melakukan ritual penyembahan dewa Lupercus ini dengan mempersembahkan korban berupa kambing.

Rangkaian pelaksanaan perayaan Lupercalia berlangsung antara tanggal 13 s/d 18 Pebruari. Sedangkan tanggal 13 & 14-nya sebagai persembahan untuk “dewi cinta”, dimana para pemuda berkumpul & mengundi nama-nama gadis dalam sebuah kotak. Setiap pemuda disilahkan mengambil nama secara acak. Gadis yang keluar namanya harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk kesenangan & jadi obyek hiburan sang pemuda.

Ketika Kristen Katolik masuk Roma, perayaan paganisme (menyembah dewa/berhala) ini diadopsi jadi “acara religius” & diwarnai dengan nuansa kristiani. Agar lebih dekat lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496 M, Kaisar Paus Gelasius I menjadikan perayaan pagan ini digabung dengan acara untuk menghormati kematian Santo Valentinus yang kebetulan tanggalnya sama yaitu 14 Pebruari, menjadi hari perayaan gereja dengan nama “Saint Valentine’s Day”.


kartu plentin.

Sedangkan tradisi mengirim kartu valentin adalah tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentinus. Dalam versi ini, tradisi ini bermula ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London. Pada saat perayaan hari gereja mengenang Santo Valentinus tanggal 14 Pebruari, dia mengirim puisi dalam kartu kepada istrinya di Perancis.


sosok cupid

Adapun gambar ciri valentine day yaitu “Cupid”, si bayi atau laki-laki rupawan setengah telanjang yang bersayap & memakai anak panah yang diarahkan ke gambar cinta (love) adalah putera Nimrod (Namrud) sang Dewa Matahari dalam kepercayaan pagan Romawi.

Jadi perayaan valentine day yang jatuh tanggal 14 Pebruari dengan berbagai model acara & pernak-perniknya yang akhir-akhir ini mewabah terutama di kalangan muda-mudi adalah tidak bersumber dari ajaran Katolik/Kristen, tetapi bentuk adopsi dari tradisi upacara Roma kuno yang paganisme (penyembah dewa-dewi / berhala), digabung dengan upacara mengenang kematian Santo Valentinus yang kebetulan tanggalnya sama, yang oleh kalangan Paus/gereja dijadikan sebagai “upacara keagamaan Katolik”.

Maka umat Kristiani yang merayakan “valentine day” sebagai wujud ungkapan ajaran “kasih sayangnya” Yesus Kristus justru tidak bersumber dari ajarannya agama Katolik/Kristen. Dan bagi muda-mudi Muslim yang “bergaya” ikut-ikutan merayakannya, sungguh telah melenceng dari ajaran Tauhid-Nya Allah SWT, sama dengan ikut menyembah berhala (dewa-dewi Romawi) kembali ke jaman dulu (JADUL) jahiliyah. Dalam Hadits Turmudzi dinyatakan: “Barangsiapa meniru (mengikuti) suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut”. Pesta malam & mabuk-mabukan,


Pesta malam & mabuk-mabukan

Apalagi dalam perayaannya” dilakukan dalam format sok gaul “nge-date”, terus ditambah pesta minuman keras, narkoba, bahkan pesta seks sepanjang malam, sebagaimana marak di negara-negara barat, yang merusak badan & mental. Justru lebih rusak & rendah, melebihi kaum penyembah berhala itu sendiri.

Dalam hal maraknya pernak-pernik valentine berupa bunga, boneka, tulisan, makanan & hadiah lainnya bernuansa “pink” di toko, supermarket/mall, hotel, hanyalah upaya kaum “pebisnis/kapitalis” untuk mendapatkan uang sebesar-besarnya sebagai “perayaan bisnis” & “industrialisasi agama” tanpa menelaah esensi valentine yang sebenarnya.


Tiap tanggal 1 April, ada saja orang—terutama anak-anak muda—yang merayakan hari tersebut dengan membuat aneka kejutan atau sesuatu keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat menyebut hari tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai ‘April Mop’. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol yang memang didahului dengan upaya penipuan? Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)


SEJARAH APRIL MOP

Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.


Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.(rizki)

April Mop Merupakan Perayaan Pembantaian Umat Islam, Tak Pantas Dirayakan.

Umat Islam sangat tidak pantas merayakan “April Mop” atau “The April Fool Day” karena kebiasaan itu dilatarbelakangi peringatan peristiwa pembantaian umat Islam di Spanyol pada 1 April 1487 Masehi.

“Umat Islam banyak yang “latah” dan merayakan April Mop tanpa mengetahui dasar dan asal muasal peristiwa tersebut, ” kata Cendikiawan Muslim Ir.H.Asmara Dharma dalam tulisannya yang dirilis, di Medan, kemarin.

Ia menjelaskan, perayaan April Mop itu diawali peristiwa penyerangan besar-besaran oleh tentara Salib terhadap negara Spanyol yang ketika itu di bawah kekuasaan kekhalifahan Islam pada Maret 1487 Masehi.

Kota-kota Islam di Spanyol seperti Zaragoza dan Leon di wilayah Utara, Vigo dan Forto di wilayah Timur, Valencia di wilayah Barat, Lisabon dan Cordoba di Selatan serta Madrid di pusat kota dan Granada sebagai kota pelabuhan berhasil dikuasai tentara Salib.

Umat Islam yang tersisa dari peperangan itu dijanjikan kebebasan jika meninggalkan Spanyol dengan kapal yang disiapkan di pelabuhan Granada. Tentara Salib itu berjanji keselamatan dan memperbolehkan umat Islam menaiki kapal jika mereka meninggalkan Spanyol dan persenjataan mereka.

Namun, ketika ribuan umat Islam sudah berkumpul di pelabuhan, kapal yang tadinya sandar di pelabuhan langsung dibakar dan kaum muslim dibantai dengan kejam sehingga air laut menjadi merah karena darah.

Peristiwa pembantaian dan pengingkaran janji tersebut terjadi pada 1 April 1487 Masehi dan dikenang sebagai “The April Fool Day.”

Selanjutnya, Dharma menjelaskan, peristiwa “The April Fool Day” itu dipopulerkan menjadi April Mop dengan “ritual” boleh mengerjai, menipu dan menjahili orang lain pada tanggal tersebut tetapi bernuansa gembira.

“Ritual tersebut disyaratkan dengan tidak bolehnya orang yang ditipu dan dijahili itu marah dan membalas, ” katanya.


Tentang berbagai perayaan yang bersifat pribadi orang kafirnya, seperti pernikahan, pulang dari bepergian dan sejenisnya maka terdapat perselisihan dikalangan para ulama menjadi tiga pendapat—ketiga pendapat tersebut berasal dari Ahmad—sebagian mereka membolehkan, sebagian lainnya melarangnya dan sebagian lainnya membolehkan dengan syarat adanya maslahat syar’i, seperti : melunakkan hati mereka kepada islam atau mendawahi mereka kepada islam, inilah pendapat yang paling kuat yang dipilih Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Ibnu Muflih al Hambali mengatakan bahwa diharamkan menjenguk, memberikan ucapan selamat, bertaziyah kepada mereka dan sejenisnya… yaitu : dari Imam Ahmad membolehkan, darinya juga (dibolehkan) karena adanya masalahat, seperti : berharap bisa masuk islam, inilah yang dipilih oleh Syeikh kami—Ibnu Taimiyah—.. Perkataan para ulama,”Dijenguk dengan menawarkan islam kepadanya.” Dinukil dari Abu Daud,”Jika dia ingin mendawahi orang itu kepada islam maka boleh.” (al Furu’ wa Tashih al Furu’ juz X hal 334).

Jadi pada dasarnya dibolehkan bagi seorang muslim menghadiri pernikahan seorang non muslim dengan syarat adanya kemaslahatan syar’i, tidak ada acara-acara keagamaannya didalamnya, bersih dari simbol-simbol atau gambar-gambar yang menjadi ciri khas agamanya.

Sedangkan jika pernikahannya dilangsungkan di gereja atau aulanya maka dilarang bagi seorang muslim menghadirinya dikarenakan selain ada kemungkinan tidak bersihnya tempat tersebut dari simbol-simbol dan gambar-gambar yang menjadi ciri khas agamanya juga untuk menghindari terjadinya fitnah, seperti : terpengaruh oleh acara-acaranya, atau oleh suasananya atau yang lainnya.


Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?

Pertanyaan:

Saya mengalami problem, yakni suka mempraktikkan onani. Apakah perbuatan yang saya lakukan itu termasuk sebagai dosa besar? Apakah ada solusi untuk dapat keluar dari problem ini? Salah seorang teman berkata bahwa menjalin hubungan (pacaran) dengan seorang gadis non-mahram dan tiada hubungan nasab dengannya adalah lebih baik ketimbang melakukan onani. Apakah perkataan ini benar adanya? Tolong Anda jawab pertanyaan saya dan selamatkan saya dari problema ini.


Jawaban Global:

Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.

Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik nikah daim (tetap) ataupun mut’ah (sementara). Hal itu dapat dilakukan dengan syarat-syaratnya tersendiri, sebagaimana telah dijelaskan di dalam risalah-risalah fikih. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi melalui pernikahan, maka alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan berolahraga, berpuasa dan menyibukkan diri supaya tidak menganggur. Kebiasaan buruk ini harus diperangi sehingga masyarakat dapat diselamatkan dari pelbagai penderitaan jasmani, mental dan spiritual yang dapat menimpa sebagai akibat dari perbuatan buruk dan keji ini.

Memilih hubungan seksual dengan selain istri, baik istri daim (tetap) ataupun mut’ah (sementara), apa pun bentuknya adalah haram. Kendati perbuatan dosa ini - dengan pelbagai bentuknya yang beragam - memiliki tingkatan dan hukuman yang berbeda-beda, akan tetapi menghindar dari perbuatan-perbuatan dosa yang lebih buruk (worst), tidak bisa dijadikan pembenaran untuk dapat melakukan dosa-dosa yang lebih ringan.


Referensi:

[1]. Dosa ini digolongkan sederajat dengan zina. Wasâil al-Syiah, jil. 20, hal. 352.


Jawaban Detil:

Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang disebut sebagai istimnâ (onani) dalam teks-teks agama, hukumnya adalah haram. Istimna yaitu seseorang melakukan sebuah perbuatan sehingga keluar mani (sperma) darinya. Perbuatan ini boleh jadi dilakukan dengan cara menyentuh badannya sendiri, memandang gambar-gambar yang mendatangkan syahwat (foto, film dan sebagainya) atau membaca buku-buku yang membangkitkan syahwat (kisah, roman dan sebagianya), atau mendengarkan hal-hal yang mengundang syahwat (kaset, telepon dan sebagainya) atau berpikir dan berkhayal tentang hal-hal sensual yang dilakukan dengan maksud ingin mengeluarkan mani yang kesemua ini merupakan perbuatan haram dan tergolong sebagai dosa besar.

Jalan terbaik untuk dapat keluar dari praktik onani (istimna) adalah menikah secara syar'I, baik menikah secara da’im ataupun mut’ah. Dan hal itu dapat dilakukan dengan ketentuan-ketentuannya sendiri sebagaimana yang dijelaskan di dalam risalah-risalah dan kitab-kitab fikih. Apabila dengan menikah juga tidak mampu mengeluarkan pelakunya dari perbuatan haram ini, maka dengan bertawakkal kepada Allah Swt Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Untuk meninggalkan perbuatan ini Anda harus serius mengambil keputusan.
2. Menghindar diri dari menyaksikan pelbagai jenis foto dan film sensual yang bisa membangkitkan syahwat.
3. Berhati-hati dalam memilih teman. Anda harus memilih teman yang tidak mengajak Anda kepada perbuatan-perbuatan seperti ini. Demikian juga menjauh dari bergaul dengan teman-teman lawan jenis.
4. Menghindar dari berkhayal dan berusahalah untuk senantiasa aktif dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berguna (membaca, menelaah buku-buku non-sensual, berolahraga dan sebagainya). Dan ingatlah bahwa menganggur itu, apabila tidak dihindari, merupakan masalah yang dapat mengkondisikan Anda untuk melakukan berbagai perbuatan buruk.
5. Berusahalah sedapat mungkin untuk tidak menyendiri di suatu tempat.
6. Berpuasa untuk mengendalikan hawa nafsu dan menguatkan kehendak sangat bermanfaat untuk Anda.
Apabila Anda tidak dapat berpuasa, berusahalah untuk tidak makan banyak atau usahakan kantung perut Anda tidak penuh tatkala Anda tidur.
7. Hindarilah memakan makanan-makanan yang menstimulasi syahwat seperti pisang, coklat, kurma, ara, cabe, telur, daging merah, makanan yang berlemak dan sebagainya.
8. Senantiasa menjaga jangan sampai kista Anda kosong.
9. Membaca buku setiap malam sebelum tidur dan tidak tidur secara telungkup.

Memilih hubungan seksual dengan selain istri, baik istri da’im ataupun mut’ah, bagaimanapun bentuknya adalah haram. Kendati perbuatan dosa ini dengan ragam modelnya, memiliki tingkatan dan hukuman yang berbeda-beda,[1] misalnya dosa zina adalah lebih berat dari mencium non-mahram, akan tetapi dosa-dosa yang lebih buruk itu tidak bisa dijadikan pembenar bagi seseorang untuk melakukan dosa yang lebih ringan.[]


Catatan Kaki:

[1]. Pada sebagian bentuk memiliki hukuman (had) syar'i dan sebagian bentuk lainnnya dihukum cambuk.

(Islam-Quest/Syiah-Ali/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: