Pesan Rahbar

Home » » Racun Syi`ah, Benarkah Ucapan Mereka?????

Racun Syi`ah, Benarkah Ucapan Mereka?????

Written By Unknown on Monday, 7 July 2014 | 10:12:00



Penulis buku ini mengaku beliau adalah pengikut Hasan bin `Ali As Saqqaf (السقاف) dari Jordan. Perkataan As Saqqaf pada namanya berarti beliau berasal dari keluarga tersebut. Di Malaysia keluarga ini di sebut sebagai Assagoff (di Indonesia disebut Assegaf). Hasan As Saqqaf yang menjadi guru penulis berkenan, di kalangan yang mengenalinya menyatakan dia seorang agak pro-Syiah. Dia mengkafirkan para Shahabat yang terlibat dalam peperangan dengan ‘Ali. Sebagaimana ada di kalangan rumpun tersebut di Malaysia dan Nusantara, yang berpegang kepada Syi`ah. Beliau coba menonjolkan diri bahwa beliau seorang Ahlus Sunnah dan bermazhab Al Imam Asy Syafi`i. Dalam masa yang sama, beliau selalu menghantam secara lisan para Shahabat yang terlibat dalam peperangan menentang Sayidina `Ali. Sementara dalam bukunya, Shahih Sifat Salat An Nabi beliau menyebut: “Maka jelas bahwa hadits (kamu tidak akan sesat selagi kamu berpegang dengan) “kitab Allah dan kaum keluargaku (Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam)” itulah yang shahih lagi tsabit di dalam Shahih Muslim, adapun lafaz (berpegang) dengan kitab Allah dan sunnahku” adalah batil dari segi sanad dan tidak shahih. Maka hendaklah para khatib, penceramah dan imam meninggalkan lafaz ini..”[1]

Dalam buku Salafiyah Wahabiyah, penulisnya mencatatkan nasihat gurunya itu, dengan katanya: “Aku berpesan kepada engkau agar beriltizam dengan jalan ahli Al Haq dan Ahli Bait (kaum keluarga)”[2]. Hasan As Saqqaf juga memarahi Ibnu Taimiyah karena menyatakan para ulama sepakat bahwa Sayidina Abu Bakar dan `Umar lebih afdhal daripada Sayidina `Ali. Muridnya yang menulis buku ini turut membuat bantahan yang sama dalam buku tersebut.[3] Walaupun begitu coba menyembunyikan racun Syiahnya, tetapi ianya tetap dapat dicium oleh orang lain.

Oleh karena di dalam Ahlus Sunnah, Ibnu Taimiyah adalah tokoh yang paling hebat mempertahankan aqidah Ahlus Sunnah dan menyerang hujah-hujah Syi`ah, maka cara terbaik untuk mempertahankan Syi`ah adalah dengan menghantam habis-habisan Ibnu Taimiyah. Hantaman itu pula akan dilihat lebih mantap dengan menggunakan nama Ahlus Sunnah itu sendiri. Ini dengan cara diselewengkan fakta-fakta ulama, membuat pengkhianatan ilmiah dan membohongi pembaca yang tidak mampu membuat penyelidikan. Tokoh pendakwah Islam yang terkenal di kurun ini, Maulana Abu Al Hasan `Ali An Nadwi berkata dalam bukunya yang ditulis khusus mengenai sejarah perjuangan Ibnu Taimiyah sebagai tokoh pemikir dan dakwah yang hafizh, berjudul “Al Hafizh Ahmad bin Taimiyah (الحافظ أحمد بن تيمية): ”Sesungguhnya Al Imam Ibnu Taimiyah telah bangkit menjawab Syi`ah dalam banyak tempat dalam buku-bukunya. Dia telah benar-benar menunaikan tanggungjawab dengan kuatnya mempertahankan sunnah, aqidah Ahlus Sunnah, Al Khulafa Al Rasyidin dan para Shahabat yang mulia Radhiyallahu ‘Anhum. Di samping itu, dia mengkhususkan menjawab Syi`ah dalam sebuah kitab khusus, dinamakan “Minhaj As Sunnah An Nabawiyah fi Naqd Kalam Asy Syi`ah wa Al Qadariyah” (Artinya: Jalan Sunnah Nabi dalam menolak pendapat Syi`ah dan Qadariyah).[4]

Maka, kita akan dapati Hasan As Saqqaf begitu marah kepada buku “Minhaj As Sunnah An Nabawiyah fi Naqd Kalam Asy Syi`ah wa Al Qadariyah منهاج السنة النبوية في نقد كلام الشيعة والقدرية., karya agung Ibnu Taimiyah tersebut. Namun beliau mempermasalahkannya dengan caranya yang seolah-olah membela Ahlus Sunnah. Dalam buku “Salafiyah Wahabiyah”, penulisnya juga menghantam kitab Ibnu Taimiyah tersebut berkali-kali sebagai mengikut jejak langkah gurunya itu dengan tuduhan sesat dan yang seumpamanya.

Kata Maulana Abu Al Hasan An Nadwi lagi: “Siapa yang ingin melihat lautan ilmu Ibnu Taimiyah, keluasan pandangannya, penguasaannya, kekuatan hafalannya, ingatannya terhadap masalah-masalah (yang di bahaskan), kematangannya, ketelitiannya, kebijaksaannya dan kegemilauannya, maka bacalah kitab tersebut.”[5]

Cobalah lihat perbedaan dan bandingkan antara dua sikap, Maulana Abu Al Hasan `Ali An Nadwi Rahimahullah seorang tokoh umat dan pendakwah yang dikagumi. Sementara yang seorang lagi seorang yang mengaku Ahlus Sunnah, namun menyembunyikan racun Syi`ahnya. Ini diikuti oleh murid Melayu-nya yang menulis buku Salafiyah Wahabiyah. Saya meyakini, penulis buku tersebut tidak membuat sembarang kajian melainkan menciduk sepenuhnya dari gurunya itu dan menterjemahkannya ke dalam bahasa Melayu. Siapa yang membaca tulisan Hasan As Saqqaf, akan mengetahui bahwa beliau menjadikan kebohongan fakta sebagai mainan tulisannya. Ini diikuti oleh murid Melayu tersebut. Maka pengkhianatan ilmu jelas pun pribadi. Pengkhianatan yang diwarisi dari sikap para penulis yang ikut-ikutan dengan rentak orientalis dan tokoh-tokoh Syi`ah. Saya akan perlihatkan contoh-contohnya untuk para pembaca secara ringkas.


[1] Hasan As Saqqaf, Shahih Sifat Salat An Nabi, halaman 294, cetakan: Dar Al Imam An Nawawi, Jordan
[2] halaman ijazah am
[3] lihat halaman 111.
[4] Abu Hasan `Ali An Nadwi, Al Hafizh Ahmad bin Taimiyah, halaman 213 cetakan Dar Al Qalam, Kuwait.
[5] Ibid, halaman 215.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: