Ribuan Syiah di berbagai kota Pakistan berkumpul dan menggelar demo
besar-besaran untuk menuntut dibukanya kembali lintasan Quetta dan
perbatasan Taftan bagi para peziarah.
Shabestan di Islamabad melaporkan, kota Quetta, ibukota negara bagian Balochistan dan Karachi, ibukota negara Sind Pakistan menjadi ajang kehadiran ribuan pengunjuk rasa yang memprotes ditutupnya lintasan perbatasan Taftan bagi para peziarah, mereka juga memprotes berlanjutnya serangan-serangan takfiri kepada para Syiah di negara ini.
Syiah Pakistan dengan spanduk-spanduknya menuntut sikap tegas pemerintah dan militer terhadap para anasir teroris di negara ini.
Para Syiah di kota Quetta juga melakukan unjuk rasa di salah satu jalanan utama kota ini, mereka memprotes pihak pemerintah yang telah menutup jalanan antara kota Quetta dan kota Taftan di kawasan nol perbatasan negara ini dengan Afghanistan.
Pemerintah Pakistan menyatakan, kehadiran kelompok-kelompok sektarian ekstrim dan teroris di kawasan antara kota Quetta, pusat negara bagian Balucestan dan kota Taftan, titik nol perbatasan negara ini dengan Iran, telah membuat lintasan ini ditutup, dan penutupan ini akan terus berlanjut hingga info selanjutnya.
Serangan pekan lalu oleh kelompok sektarian dan teroris Jaish al-Islam di kota Taftan telah menewaskan 30 peziarah Pakistan dan melukai puluhan lainnya.
Penutupan rute ini telah memicu protes dari ribuan peziarah di kota Quetta Pakistan. Dalam aksi unjuk rasa ini, sejumlah tokoh Ahli Sunah juga mengungkapkan rasa simpati dan solidaritasnya kepada keluarga para korban teroris di kota perbatasan Taftan, mereka menganggap gerakan takfiri merupakan konspirasi besar dari musuh-musuh Islam Pakistan dan negara-negara Islam lainnya.
Mustafa Haji Tayib Sunni, salah satu ulama Ahli Sunah dan ketua partai Nafadz Mushtafa Saw, juga mengecam tindakan yang dilakukan oleh kelompok takfiri yang mentarget Syiah dan Ahli Sunah, ia mengatakan, Kami meminta kepada militer Pakistan untuk segera memulai operasi besar-besaran di Balucestan dan segera menghancurkan tempat-tempat persembunyian para takfiri dan teroris, guna melindungi jiwa para peziarah.
Setiap tahunnya, lebih dari 200 ribu peziarah Pakistan melewati kota Quetta dan Tiftan di titik nol perbatasan negara ini dengan Iran untuk berziarah ke haram suci Imam Ridha As di Masyhad dan Sayyidah Fatimah Maksumah di Qom, dan juga ke tempat-tempat ziarah lainnya di Najaf, karbala dan Samarra di Iraq.
Sumber: Shabestan
Shabestan di Islamabad melaporkan, kota Quetta, ibukota negara bagian Balochistan dan Karachi, ibukota negara Sind Pakistan menjadi ajang kehadiran ribuan pengunjuk rasa yang memprotes ditutupnya lintasan perbatasan Taftan bagi para peziarah, mereka juga memprotes berlanjutnya serangan-serangan takfiri kepada para Syiah di negara ini.
Syiah Pakistan dengan spanduk-spanduknya menuntut sikap tegas pemerintah dan militer terhadap para anasir teroris di negara ini.
Para Syiah di kota Quetta juga melakukan unjuk rasa di salah satu jalanan utama kota ini, mereka memprotes pihak pemerintah yang telah menutup jalanan antara kota Quetta dan kota Taftan di kawasan nol perbatasan negara ini dengan Afghanistan.
Pemerintah Pakistan menyatakan, kehadiran kelompok-kelompok sektarian ekstrim dan teroris di kawasan antara kota Quetta, pusat negara bagian Balucestan dan kota Taftan, titik nol perbatasan negara ini dengan Iran, telah membuat lintasan ini ditutup, dan penutupan ini akan terus berlanjut hingga info selanjutnya.
Serangan pekan lalu oleh kelompok sektarian dan teroris Jaish al-Islam di kota Taftan telah menewaskan 30 peziarah Pakistan dan melukai puluhan lainnya.
Penutupan rute ini telah memicu protes dari ribuan peziarah di kota Quetta Pakistan. Dalam aksi unjuk rasa ini, sejumlah tokoh Ahli Sunah juga mengungkapkan rasa simpati dan solidaritasnya kepada keluarga para korban teroris di kota perbatasan Taftan, mereka menganggap gerakan takfiri merupakan konspirasi besar dari musuh-musuh Islam Pakistan dan negara-negara Islam lainnya.
Mustafa Haji Tayib Sunni, salah satu ulama Ahli Sunah dan ketua partai Nafadz Mushtafa Saw, juga mengecam tindakan yang dilakukan oleh kelompok takfiri yang mentarget Syiah dan Ahli Sunah, ia mengatakan, Kami meminta kepada militer Pakistan untuk segera memulai operasi besar-besaran di Balucestan dan segera menghancurkan tempat-tempat persembunyian para takfiri dan teroris, guna melindungi jiwa para peziarah.
Setiap tahunnya, lebih dari 200 ribu peziarah Pakistan melewati kota Quetta dan Tiftan di titik nol perbatasan negara ini dengan Iran untuk berziarah ke haram suci Imam Ridha As di Masyhad dan Sayyidah Fatimah Maksumah di Qom, dan juga ke tempat-tempat ziarah lainnya di Najaf, karbala dan Samarra di Iraq.
Sumber: Shabestan
Post a Comment
mohon gunakan email