Bandar Bush bin Sultan, Raja Abdullah dan George Bush
KAIRO, KOMPAS.COM —
Kepala intelijen Arab Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan, dilaporkan
melakukan pertemuan rahasia dengan kepala badan intelijen Israel dan
pejabat tinggi Israel lainnya di Geneva, Swiss, 27 November lalu.
Pangeran Bandar bersama para pejabat
Israel itu bertukar pikiran tentang segala kemungkinan yang bisa terjadi
setelah kesepakatan Geneva tentang isu nuklir Iran. Selain itu, mereka
juga membahas upaya mengontrol pengaruh kekuatan kelompok radikal dalam
perang saudara di Suriah, meredam kekuatan Ikhwanul Muslimin (IM) di
dunia Arab, dan menghentikan gelombang Musim Semi Arab.
Demikian dilaporkan laman harian Israel, The Jerusalem Post, yang mengutip kantor berita Iran, Fars, Senin (9/12/2013). Sejauh ini belum disebutkan nama para pejabat Israel yang bertemu Pangeran Bandar itu.
Jika terkonfirmasi, pertemuan tersebut
merupakan yang pertama kali terjadi antara pejabat tinggi kedua negara
sejak Israel berdiri tahun 1948.
Pertemuan itu juga terjadi hanya tiga
hari setelah tercapainya kesepakatan sementara di Geneva pada 24
November antara Iran dan P5+1 (AS, Rusia, Inggris, Perancis, dan China,
plus Jerman) tentang isu program nuklir Iran. Demikian dilaporkan
wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau perkembangan situasi ini dari Kairo, Mesir.
Israel dan Arab Saudi merupakan dua
negara di Timur Tengah yang paling kecewa dengan kesepakatan Geneva itu.
Kedua negara ini juga dikenal sama-sama kritis terhadap naiknya IM ke
tampuk kekuasaan di beberapa negara Arab menyusul Musim Semi Arab itu.
Bahkan, Israel mencoba menggalang aliansi dengan sejumlah negara Arab untuk menghadapi kesepakatan Geneva.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam wawancara dengan harian Perancis, Le Figaro, bulan lalu, mengatakan, Israel memiliki persamaan persepsi dengan sejumlah negara Arab terkait isu nuklir Iran.
Harian Inggris, The Sunday Times,
dalam laporannya bulan lalu, mengungkapkan, Arab Saudi sempat
mempertimbangkan mengizinkan Israel menggunakan wilayah udaranya untuk
menyerang Iran.
Menurut surat kabar itu, Arab Saudi juga
mempertimbangkan memberi bantuan helikopter penyelamat dan pesawat
pengisi bahan bakar di udara untuk pesawat-pesawat tempur Israel yang
melintas menuju Iran.
Duta Besar Israel untuk Inggris Daniel Taub, dalam wawancara dengan harian The Independent
edisi Rabu (27/11/2013), menyatakan, Israel siap melakukan transaksi
dengan negara-negara Arab untuk menghadapi aliansi Syiah pimpinan Iran.
(Kompas/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email