SEJARAH KOMPLEKS PEMAKAMAN JANNAT AL-BAQI DI MADINAH.
Di
kompleks pemakaman ini anda akan dapati kuburan cucu tersayang
Rasulullah yaitu Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib; kemudian puteranya
Imam Husein yaitu Imam Ali Zainal Abidin; lalu puteranya Imam Ali Zainal
Abidin yaitu Imam Muhammad Al-Baqir; lalu puteranya Imam Muhammad
Al-Baqir yaitu Imam Ja’far As-Sadiq; selanjutnya kuburan dari Fathimah
binti Asad (ibunya Imam Ali atau bibinya Rasulullah) dan kuburan dari
orang-orang terdekat Rasulullah lainnya yang jumlahnya banyak sekali.
Pada
Bulan Syawwal, tepatnya tanggal 8 Syawwal tahun 1345H (atau 21 April
1925), kuburan-kuburan di kompleks pemakaman Jannat Al-Baqi itu
dihancurkan oleh Raja Ibnu Saud. Pada tahun yang sama (1925), ia juga
merusak kuburan-kuburan dari orang-orang terkemuka dalam sejarah Islam
di kompleks pemakaman Jannat Al-Mualla (di kota Mekah) dimana ibu dari
Rasulullah dimakamkan—juga turut dimakamkan di sana kakek dan nenek
moyang Rasulullah.
Perusakan
dari situs-situs bersejarah dan suci di Hijaz itu dilakukan oleh
kelompok Wahabi Saudi bahkan hingga hari ini. Menurut beberapa
cendikiawan Muslim di dunia apa yang sedang terjadi di Hijaz itu
sebenarnya merupakan konspirasi besar yang didalangi oleh Zionis Yahudi
untuk menentang Islam. Kedok yang mereka pakai untuk menyembunyikan
rencana busuk itu ialah kedok Tauhid yang diajarkan oleh kelompok
Wahabi. Gagasan yang mereka miliki ialah untuk menghapuskan warisan
sejarah Islam yang tak ternilai harganya itu (dan yang paling lengkap
dalam sejarah agama-agama) secara sistematis hingga nantinya kaum
Muslimin akan kehilangan pegangan atas sejarah dari agamanya sendiri.
Kaum Muslimin akan memiliki nasib yang sama dengan kaum Nasrani dan
Yahudi yang banyak sekali kehilangan bukti-bukti sejarah yang akan
memperkuat klaim keagamaan mereka.
ASAL-USUL KOMPLEKS PEMAKAMAN AL-BAQI.
Secara
etimologis kata “Al-Baqi” itu artinya kebun atau pepohonan atau kebun
pohon. Kompleks pemakaman Al-Baqi disebut Jannat Al-Baqi (Jannah itu
artinya surga) karena kesucian yang dimilikinya dimana disana banyak sekali karib kerabat dan para sahabat Nabi yang dimakamkan.
Sahabat
pertama yang dimakamkan disana ialah Utsman bin Madhun yang meninggal
pada tanggal 3 Sya’ban pada tahun ketiga Hijriah. Rasulullah
memerintahkan pepohonan untuk menjatuhkan dirinya ke tanah dan kemudian
di tengah-tengahnya Rasulullah menguburkan sahabatnya yang ia sayangi
itu sambil meletakkan dua buah batu di makamnya.
Dalam
beberapa tahun berikutnya, puteranya Rasulullah yang bernama Ibrahim
yang meninggal pada waktu masih kecil dimana Rasulullah waktu itu
menangisinya dan merasa kehilangan sekali juga dikurburkan di sana.
Semenjak itulah orang-orang Madinah mulai menguburkan kerabatnya di
tempat pemakaman itu karena Rasulullah seringkali ditenggarai sedang
berdo’a di kompleks pemakaman itu, “Salamun ‘Alaykum. Wahai tempat
kembali orang-orang yang beriman. Insya Allah, kami akan menyusul
kalian. Ya, Allah ampunkanlah para penduduk pemakaman Al-Baqi!”
Tanah
pemakaman itu secara perlahan tapi pasti mulai meluas. Hampir sebanyak
7000 lebih sahabat Rasulullah yang dimakamkan di sana, belum lagi yang
tergabung kedalam Ahlul Bayt seperti Imam Hasan bin Ali, Imam Ali bin
Husein, Imam Muhammad Al-Baqir, dan Imam Ja’far as-Sadiq yang semuanya
juga dikuburkan di sana.
Diantara
para kerabat dekat Rasulullah yang juga dikuburkan di pemakaman adalah:
bibinya seperti Safiya dan Atika, dan bibi Fathimah binti al-Asad
(ibunya Ali bin Abi Thalib). Khalifah ketiga yaitu Utsman din Affan
dikuburkan di luar kompleks pemakaman Jannat Al-Baqi akan tetapi
kemudian kuburannya digabungkan kedalam kompleks pemakaman Baqi (Utsman
dibunuh beramai-rama oleh kaum Muslimin kemudian jenazahnya dimakamkan
di kompleks pemakaman Yahudi yang dekat sekali dengan kompleks pemakaman
Jannat al-Baqi. Pada waktu Mu’awiyyah memerintah kompleks pemakaman
Yahudi itu dibeli dan disatukan dengan kompleks pemakaman Baqi—red). Di
tahun-tahun berikutnya tokoh-tokoh Muslim ternama seperti Malik bin Anas
dan masih banyak yang lainnya turut dikuburkan disana. Untuk seterusnya
kompleks pemakaman Al-Baqi ini menjadi sebuah kompleks pemakaman yang
terkenal dan memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sekali bagi kaum
Muslimin.
JANNAT AL-BAQI DI MATA KAUM SEJARAWAN.
Umar
bin Jubair menggambarkan kompleks pemakaman Al-Baqi ini seperti yang ia
lihat dalam perjalanannya ke kota Madinah sebagai berikut:
“Al-Baqi
itu terletak di sebelah timur kota Madinah. Anda bisa memasukinya
melalui pintu gerbang yang disebut dengan gerbang Al-Baqi. Ketika anda
memasukinya, kuburan pertama yang anda akan temui ialah kuburan Safiya,
bibinya Nabi, kemudian lebih lanjut lagi anda akan menemukan kuburan
Malik bin Anas, Imam kota Madinah. Di atas kuburannya ada sebuah kubah
kecil. Di depannya ada kuburan Ibrahim putera Rasulullah dengan sebuah
kubah berwarna putih di atasnya, dan di sebelah kanannya adalah kuburan
dari Abdul-Rahmaan puteranya Umar bin Khattab, yang lebih dikenal dengan
nama panggilan Abu Shahma, yang ayahnya menghukuminya hingga maut
menjemputnya. Di depannya ada beberapa kuburan dari Aqil bin Abi Thalib
dan Abdullah bin Ja’far al-Tayyar (Ja’far bin Abi Thalib—red). Di depan
kuburan-kuburan itu ada sebuah tempat terpisah berisi beberapa kuburan
dari isteri-isteri Rasulullah yang di sebelahnya anda kuburan Abbas bin
Abdul Muthalib.
Kuburan
dari Hasan bin Ali terletak di dekat pintu gerbang di sebelah kanannya.
Di kuburan itu ada sebuah kubah yang menjulang tinggi. Tempat kepala
dari Imam Hasan itu tepat di kaki dari Abbas bin Abdul Muthalib, dan
kedua makam itu dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah. Dinding
makamnya ditempeli dengan lempengan kuning dan dihiasi dengan paku-paku
berbentuk bintang-bintang yang sangat indah. Kuburan dari Ibrahim putera
Muhammad juga diberi hiasan yang sama. Di belakang kuburan Abbas ada
sebuah rumah yang dipersembahkan untuk Fathimah puteri Rasulullah yang
disebut dengan “Bayt Al-Ahzan” (Rumah Duka Cita) karena disinilah dulu
Fathimah seringkali bertakziyah mengingat sang ayah yang sudah
meninggal……….ayahnya yang ia sayang kepadanya dan merasa kehilangan yang
amat sangat setelah kepulangannya. Di ujung yang paling jauh ada
kuburan dari khalifah ketiga yaitu khalifah Utsman bin Affan yang
dihiasi dengan sebuah kubah kecil di atasnya di sebelahnya ada kuburan
dari Fathimah binti Asad, ibu dari Imam Ali bin Abi Thalib”
Setelah
seabad setengah berlalu, seorang pengelana yang terkenal bernama Ibn
Batuta datang untuk menggambarkan pemakaman Al-Baqi dengan cara yang
kurang lebih saa dengan gambaran yang diberikan oleh Ibn Jubair. Ibn
Batuta menambahkan, “Di pemakaman Al-Baqi ada banyak sekali kuburan dari
kaum Muhajirin dan Ansar dan banyak diantaranya merupakakan sahabat
Nabi, hanya saja kebanyakan dari mereka namanya tidak dikenal.”
Setelah
itu selama beberapa abad berselang kompleks pemakaman Al-Baqi tetap
dianggap keramat atau suci dengan beberapa perbaikan dilakukan
disana-sini. Itu semua dilakukan oleh orang-orang dengan sepenuh hati
dan sepenuh pengabdian pada mereka yang dicintai sampai pada suatu
ketika segala sesuatunya berubah……………Kelompok Wahabi mengambil alih
kekuasaan dan mulai menunjukkan prilakunya yang tidak terpuji. Itu
terjadi pada awal abad kesembilan belas. Kaum Wahabi mencemarkan
kuburan-kuburan itu dan secara sengaja dan terbuka mereka menghancurkan
dan meluluh-lantakkan kuburan-kuburan yang berisi kaum Syuhada dan para
sahabat Nabi yang dikuburkan di sana. Kaum Muslimin yang tidak setuju
dengan mereka, dianggap oleh kaum Wahabi sebagai orang-orang “sesat dan
menyesatkan” dan kebanyakan dari mereka kemudian dibunuh oleh kaum
Wahabi itu.
PERUSAKKAN PERTAMA DI AL-BAQI.
Kaum
Wahabi meyakini bahwa mengunjungi makam-makam suci dari para Nabi dan
para Imam serta orang-orang suci lainnya sebagai tindakan sesat karena
dianggap sebagai pangkal kemusyrikan dan sama sekali tidak Islami.
Orang-orang yang tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kaum Wahabi
akan dibunuh dan harta bendanya akan dirampas. Semenjak invasi pertama
mereka ke Irak—dan juga masih berlanjut hingga sekarang—kaum Wahabi
diikuti oleh para pemimpin negara-negara teluk telah dan masih melakukan
pembantaian yang tidak kenal ampun terhadap mereka yang menentang
keyakinan kaum Wahabi. Jelas sekali dunia Islam hampir seluruhnya
menghormati kuburan-kuburan dari orang suci (jangankan kuburan orang
suci, kuburan orang biasapun mesti mendapatkan perlakuan yang sopan dan
layak dari mereka yang masih hidup—red). Kalau seandainya kaum Muslimin
tidak menghormati kuburan dari orang-orang yang dianggap memiliki
kedudukan utama di masyarakat, maka mana mungkin dua khalifah pertama
ngotot ingin mendapatkan kesempatan untuk dikubur di samping kuburan
Rasulullah yang mulia.
Dari
tahun 1205 sampai tahun 1217H, kaum Wahabi berusaha untuk menapakkan
kakinya di daerah HIjaz (daerah dimana para keturunan Rasulullah
dikucilkan—red) akan tetapi mereka senantiasa menemui kegagalan.
Akhirnya pada tahun 1217H, mereka mendapatkan kemenangan di daerah Thaif
dimana mereka menumpahkan banyak sekali darah kaum Muslimin di sana.
Pada tahun 1218H, kaum Wahabi memasuki kota Mekah dan merusakkan semua
tempat suci yang bersejarah dan serta merusakkan kubah-kubah di sana
termasuk kubah yang digunakan sebagai pelindung dari terik matahari di
sumur Zamzam.
Pada
tahun 1221H, kaum Wahabi memasuki kota Madinah Al-Munawwarah untuk
merusak kompleks pemakaman Al-Baqi dan juga merusak setiap mesjid yang
mereka lalui. Mereka juga berusaha untuk merusak kuburan Rasulullah akan
tetapi entah karena alasan apa mereka tidak jadi melaksakan perbuatan
biadabnya. Di tahun-tahun berikutnya, kaum Muslimin dari Irak, Syiria,
dan Mesir ditolah memasuki kota Mekah pada musim haji. Raja Al-Saud
menerapkan syarat bahwa barangsiapa yang ingin menunaikan ibadah haji
harus menerima paham Wahabi atau mengakui paham Wahabi sebagai Islam
kalau tidak maka ia akan dicap sebagai non-Muslim dan tidak berhak untuk
memasuki kawasan tanah suci.
Pemakaman
Al-Baqi diratakan dengan tanah hingga tidak lagi tersisa tanda-tanda
ada kuburan sebelumnya. Akan tetapi para penguasa Saudi belum juga puas
dengan hasil karya mereka itu. Raja Saudi memerintahkan kepada penjaga
makam Rasulullah untuk menunjukkan kepadanya dimana disimpannya
benda-benda berharga pemberian dari negara lain disimpan. Kaum Wahabi
menggunakan harta yang tak ternilai harganya itu untuk kepentingan
mereka.
Ribuan
kaum Muslimin dari kota Mekah dan Madinah mengungsi dari kedua kota itu
untuk menyelamatkan diri. Mereka melarikan diri karena tidak kuat
terhadap tekanan penguasa Saudi dan ingin menyelamatkan diri dari
hukuman semena-mena kaum Wahabi yang sering main hakim sendiri. Kaum
Muslimin di seluruh penjuru dunia mengecam tindakan kaum Wahabi dan
penguasa Saudi ini dan menekan kekhalifahan Ottoman untuk menyelamatkan
tempat-tempat suci dari perusakan total yang akan dilakukan oleh
penguasa Saudi. Dan kemudian seperti yang telah kita ketahui bersama,
Muhammad Ali Basha menyerang Hijaz (dan dengan dibantu oleh kelompok
suku-suku setempat) berusaha untuk menegakkan kembali hukum dan tata
tertib di kota Madinah dan Mekah yang sebelumnya dirusak oleh kaum
Wahabi. Mereka berhasil memukul mundur dan mengusir orang-orang
kepercayaan Al-Saud dari kedua kota itu. Muslimin di seluruh dunia
merayakan kemenangan ini dengan suka cita. Mereka merayakannya dengan
pesta besar-besaran dan berkumpul bersama bersuka ria. Di kota Kairo,
Mesir, perayaan-perayaan untuk merayakan kemenangan itu diselenggarakan
hingga 5 hari lamanya. Tentu saja mereka menjadi suka cita dan gembira
karena sekarang mereka bisa lagi berhaji ke tanah suci; selain itu
mereka juga gembira karena beberapa tempat suci masih bisa diselamatkan.
Pada
tahu 1818 Masehi, khalifah Ottoman, Abdul Majid, dan penerusnya yaitu
khalifah Abdul Hamid dan Muhammad melakukan usaha pemugaran untuk semua
tempat suci yang telah dirusak kaum Wahabi dan penguasa Saudi. Mereka
berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan warisan Islam itu kembali
seperti sedia kala. Pada tahun 1848 dan tahun 1860 Masehi, kembali
dilakukan pemugaran dengan menghabiskan biaya kurang lebih 700,000
poundsterling. Kebanyakan dari biaya itu didapat dari sumbangan yang
dikumpulkan orang di makam Rasulullah.
PENJARAHAN KEDUA KALINYA OLEH KAUM WAHABI.
Kekhalifahan
Ottoman telah mengubah makam-makam yang telah dirusak oleh kaum Wahabi
di kota Mekah dan Madinah menjadi dua kompleks pemakaman yang indah
sekali. Kekhalifahan Ottoman menambahkan beberapa bangunan relijius yang
indah sekali dan memiliki nilai arsitektural yang tinggi.
Richard
Burton (seorang aktor Hollywood), pernah berpura-pura menjadi seorang
Muslim yang datang dari Afghanistan. Ia berkunjung ke tempat suci itu
pada tahun 1853 masehi. Ia menyamar sebagai seorang Muslim dengan nama
Abdullah. Ia menceritakan pengalamannya di kota Madinah dengan
menggambarkan bahwa di kota Madinah itu ada 55 mesjid dan beberapa
tempat suci. Seorang pengelana berkebangsaan Inggris yang mengunjungi
kota Madinah pada tahun 1877—1878 masehi menggambarkan bahwa kota
Madinah itu kota yang kecil akan tetapi indah sekali hampir sama
keindahannya dengan kota Istanbul, Turki. Ia menuliskan bahwa ia melihat
tembok-tembok putih, menara-menara mesjid yang tinggi langsing
berhiaskan emas berkilauan dan padang-padang rumput yang hijau dan
segar.
Pada
tahun 1924 masehi, kaum Wahabi memasuki daerah Hijaz (di daerah ini
banyak bermukim kaum Muslimin bermadzhab Ahlul Bayt) untuk kedua kalinya
dan mereka dengan segera melakukan penjarahan besar-besaran selain
melakukan pembunuhan masal yang sangat kejam. Orang-orang yang ada
ditemui di jalanan, mereka bunuh tanpa kenal belas kasihan. Rumah-rumah
diratakan dengan tanah. Wanita dan anak-anak juga tidak mereka sisakan.
Aun
bin Hasyim (pemimpin kota Mekah) menuliskan sebagai berikut: “Di
hadapan saya, terpampang sebuah lembah yang di atasnya bergelimpangan
mayat-mayat segar; darah mereka ada di mana-mana sebagian sudah
mengering sebagian masih segar mengalir. Tidak ada pepohonan yang tampak
bebas dari mayat-mayat. Untuk setiap pohon, ada sekitar satu atau dua
mayat yang terbaring dekat dengan akar pohon.
Pada
tahun 1925, Madinah jatuh ke tangan orang-orang Wahabi. Semua warisan
Islam dihancurkan luluh lantak. Satu-satunya tempat suci yang tidak
berani mereka rusak ialah kuburan suci Rasulullah (saaw).
Ibn
Jabhan (seorang pemuka Wahabi) berkata: “Kami tahu bahwa makam yang
didirikan di liang lahat itu bertentangan dengan ajaran yang kami
yakini, dan membiarkan kuburannya ada di dalam mesjid adalah sebuah
perbuatan dosa yang tidak terampuni.”
Kuburan
dari Hamza, pahlawan padang pasir pamannya Nabi, beserta kuburan para
syuhada lainnya di bukit Uhud juga dirusak dan dihancurkan. Masjid
Nabawi dibombardir oleh kaum Wahabi. Segera saja protes keras
bermunculan dari sana-sini dari kalangan Muslimin di seluruh dunia tanpa
kecuali. Ibnu Saud merasa takut dan kecut dan akhirnya ia menjanjikan
bahwa ia akan memperbaiki semua kerusakan hingga seperti sedia kala.
Tapi janji tinggal janji. Ibnu Saud tak pernah menepati. Janji yang lain
ia berikan kepada para penduduk Hijaz. Ia berjanji bahwa Hijaj akan
memiliki pemerintahan sendiri—pemerintahan Islam mutlinasional. Akan
tetapi sekali lagi janji Ibn Saud adalah janji palsu.
Pada
tahun 1925 masehi, kompleks pemakaman Jannat al-Mu’alla, kuburan yang
disucikan di kota Mekah dirusak hingga hancur lebur. Perusakan itu juga
disertai dengan perusakan rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Rumah
tempat Rasulullah dilahirkan termasuk salah satunya. Semenjak itu hingga
hari ini, hari perusakan itu dianggap sebagai hari duka cita bagi kaum
Muslimin yang memiliki pikiran terbuka.
Bukankah
aneh sekali melihat kaum Wahabi berprilaku kejam dan tak terpuji
terhadap makam-makam, tempat-tempat suci dan tempat-tempat bersejarah
lainnya, sementara pada saat yang sama, kaum Wahabi membiarkan kuburan
para raja Saudi tetap berdiri dan bahkan dijaga siang malam dengan biasa
jutaan dolar Amerika?
PROTES DARI UMAT ISLAM INDIA
Pada
tahun 1926, sejumlah protes bermunculan keras dari kaum Muslimin di
seluruh dunia. Mereka segera membuat beberapa resolusi dan tuntutan
kepada kaum Wahabi yang melakukan tindak kejahatan. Isu-isu yang mereka
usung ialah:
1.
Perusakan dan pencemaran tempat-tempat suci seperti tempat kelahiran
Nabi, kuburan keluarga Bani Hasyim di Mekah dan di Jannat Al-Baqi
(Madinah), penolakkan kaum Wahabi terhadap orang-orang yang hendak
berziarah di makam-makam itu sambil membaca do’a ziarah dan surat
Al-Fathihah.
2. Perusakan tempat-tempat ibadah seperti Masjidil Haram, Mesjid Abu Rasyid, selain makam-makam para Imam dan para sahabat.
3. Intervensi berlebihan saat pelaksanaan ibadah haji.
4.
Pemaksaan kehendak terhadap kaum Muslimin agar mereka mau mengikuti
atau menerima bid’ah-bid’ah yang diada-adakan oleh kaum Wahabi sampai
seluruh kaum Muslimin mauu meninggalkan kebiasaan lamanya digantikan
dengan kebiasaan baru yang dibuat oleh kaum Wahabi dengan mengikuti
imam-imam Wahabi.
5. Pembantaian para sayyid (keturunan Rasulullah) di kota Thaif, Madinah, Ahsa, dan Qatif.
6.
Perusakan kuburan para Imam di kompleks pemakaman Al-Baqi yang membuat
umat Islam di seluruh dunia merasa sedih karena kuburan para Imam yang
mereka hormati telah diluluh lantakkan Wahabi
PROTES DARI NEGARA-NEGARA LAINNYA
Protes-protes
yang sama kerasnya juga dilancarkan oleh kaum Muslimin di negara-negara
Iran, Mesir, Irak, Indonesia, dan Turki. Semuanya mengutuk tindakan
kaum Saudi Wahabi yang sangat barbar dan tidak berprikemanusiaan.
Beberapa ulama dan cendikiawan Muslim menulis artikel dan buku untuk
memberitahukan kepada dunia akan apa yang telah terjadi di Hijaz. Mereka
menuliskan bahwa yang sebenarnya terjadi di sana ialah sebuat
konspirasi yang dirancang oleh kaum Yahudi Zionis untuk menentang Islam.
Mereka menyembunyikan kebusukan itikad dan usaha mereka dengan berkilah
bahwa mereka sedang menegakkan Tauhid. Mereka ingin melenyapkan warisan
Islam yang sangat lengkap (dibanding agama lain) dan kemudian
menghilangkannya sesempurna mungkin hingga nantinya kaum Muslimin yang
hidup di masa yang akan datang akan kehilangan hubungan dengan masa
lalunya. Mereka akan kehilangan peninggalan sejarah Islam yang apabila
masih ada akan bisa menambahkan keyakinan mereka akan Islam.
DAFTAR KUBURAN DAN TEMPAT SUCI YANG MENGALAMI PENGHANCURAN
Kompleks
pekuburan Al- Mu’allah di kota Mekah dimana di dalamnya ada makam
Sayyida Khadija binti Khuwailid—isteri Rasulullah, kemudian makam dari
bunda Amina binti Wahab—ibunya Rasulullah, kemudian Abu Thalib—paman
Rasulullah, ayahanda dari Imam Ali—yang sangat dicintai dan mencintai
Rasulullah yang jasanya untuk Islam sangat besar.
Makam
Aminah binti Wahab, ibunda dari Rasulullah. Sekarang hancur dan hanya
berupa tumpukkan batu tak terurus. Kaum Wahabi dan rezim Saudi adalah
dalang dan pelaku dari penghancuran ini.
Selain itu ada juga makam dari Abdul Muttalib, kakek Rasulullah,
Makam dari Bunda Hawa, isteri nabi Adam, di Jeddah,
Makam ayahnya Rasulullah, Abdullah, di kota Madinah,
Rumah Duka (Bayt Al-Ahzan) milik Sayyidah Fathimah, di kota Madinah,
Mesjid Salman Al-Farisi, di kota Madinah,
Mesjid Raj’at Asy-Syams, di kota Madinah,
Rumah kediaman Rasulullah di kota Madinah, dimana ia tinggal setelah berhijrah dari kota Mekah,
Rumah kediaman Imam Ja’far As-Sadiq, di kota Madinah,
Kompleks Bani Hasyim, di ota Madinah,
Rumah Imam Ali dimana Imam Hasan dan Imam Husein dilahirkan,
Rumah Hamza dan kuburan-kuburan para syuhada perang Uhud,
MENGAPA KITA HARUS MENJAGA SEMUA PENINGGALAN ISLAM?
ويريكم آياته فأي آيات الله تنكرون
“Dan
Dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya); maka
tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang manakah yang kamu ingkari?” (QS.
Al-Mukmin: 81).
Allah Ta’ala yang maha tahu dan maha kuasa telah menyebutkan ungkapan “tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته) beberapa kali dalam Al-Qur’an. “Tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته)
itu bisa berbentuk tempat-tempat tertentu, kejadian-kejadian tertentu,
orang-orang tertentu, musibah-musibah tertentu, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Namun hanya satu hal yang bisa kita lihat dari Al-Qur’an
ketika ia berbicara tentang “tanda-tanda kekuasaan Allah” (آياته) yaitu
bahwa semuanya itu untuk mengingatkan manusia akan keberadaan Allah;
rizkiNya yang selalu mengalir kepada manusia dan makhluk lainnya;
pengampunanNya kepada maklukNya; kasih sayangNya; kemarahanNya; dan
segala sifat yang dinisbahkan kepadaNya. Oleh karena itu, tempat-tempat
ini; simbol-simbol atau lambang-lambang; kejadian yang bersejarah; dan
orang-orang tertentu yang memiliki arti dalam sejarah yang kesemuanya
itu bisa menjadi peringatan bagi umat manusia, bisa memperkuat ikatan
cinta dan kepasrahan diri kepada Allah. Kesemua tanda-tanda kekuasaan
Allah itu harus kita hormati, kita jaga dan kita ingat bukan saja
sebagai sesuatu yang sakral akan tetapi juga sebagai sesuatu yang bisa
mendatangkan semangat dan kekuatan (kalau Ka’bah, misalnya dihancurkan,
maka seluruh kaum Muslimin akan bersatu dan melupakan perbedaan diantara
mereka. Mereka bersatu untuk mengutuk orang atau kelompok yang
melakukan penghancuran itu. Jadi, Ka’bah itu mendatangkan kekuatan yaitu
kekuatan pemersatu umat Islam—red).
Ketika
Al-Qur’an berbicara tentang tanda-tanda kekuasaan Allah maka
tanda-tanda itu biasanya digunakan untuk mengingatkan umat manusia agar
senantiasa berbuat baik dan selalu ingat padaNya. Oleh karena itu,
selain “tanda-tanda tertentu” yang disebutkan oleh Al-Qur’an,
“tanda-tanda lainnya yang tidak disebutkan spesifik” seperti pengorbanan
Ibrahim; pelajarah dari Imam Husein di Karbala; sifat-sifat dan
perbuatan Rasulullah sehari-hari; tempat suci seperti mesjid Nabawi dan
Ka’bah suci semuanya bisa memperkuat hubungan manusia dan kedekatan
manusia dengan sang maha pencipta. Oleh karena itu, sekali lagi, kita
harus memelihara dan menjaganya agar tetap lestari dan memberikan fungsi
yang kuat sekali untuk mengingat Illahi.
Kita
tidak cukup beruntung karena kita dilahirkan di zaman dimana semua
kejadian dan peristiwa itu tidak pernah kita saksikan. Oleh karena itu,
kita semua harus melihat semua kejadian dan peristiwa yang tidak pernah
kita saksikan itu lewat peninggalan-peninggalan sejarah (dalam ilmu
sejarah disebut relics—red). Dengan alasan itulah maka kita
harus menjaga semua peninggalan bersejarah itu dan bukan malah
menghancurkannya. Dan tidak salah kalau kita memperkuat rasa cinta kita
dan keyakinan kita dengan memelihara peninggalan-peninggalan bersejarah
yang terpampang di hadapan kita untuk mengingat mereka yang telah
berjasa mengajarkan Islam kepada kita dan akhirnya kita bisa juga
memperkuat keyakinan kita akan adanya Tuhan bersama kita karena
orang-orang yang mengajarkan tentang keberadaan Tuhan itupun kita yakini
keberadaannya.
Itu
adalah alasan yang kuat mengapa kaum Muslimin melestarikan sumur Zamzam
(dan percaya ia bisa menyembuhkan atau mendatangkan keajaiban karena
Tuhan—red); kemudian melestarikan Hajar Aswad; mempercantik kota
Madinah; menjaga gua Hira; (walaupun untuk yang dua terakhir pemerintah
Saudi tidak memiliki keyakinan sama sekali akan keberkahan yang
disemburatkannya—red). Sebagian Muslimin juga menghormati tanah Karbala
dan lain-lain selain tempat-tempat suci lainnya seperti tempat untuk
melontar Jumrah dan Maqam Ibrahim (disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai
tempat beribadah yang harus dihormati juga)………Bentuk-bentuk simbolis dan
benda-benda peninggalan bersejarah ini kesemuanya membentuk ikatan yang
kuat antara kita dengan pribadi-pribadi agung yang telah mengenalkan
ajaran dan mengajarkan akhlak yang mulia kepada kita.
MENGHORMATI PENINGGALAN SEJARAH ITU TERMASUK SYIRIK (?)
Ada
sementara orang yang karena kejahilannya mengira bahwa Tauhid itu
artinya kita hanya mencintai dan menghormati Allah saja. Mereka
menganggap bahwa mencintai dan menghormati peninggalan bersejarah itu
sebagai suatu bentuk kemusyrikan saja karena kita telah menyekutukan
rasa cinta dan hormat kita kepada Allah dengan kecintaan dan rasa hormat
kita kepada selain Allah. Untuk itu mereka mengutuk perbuatan tersebut
di atas. Poin yang mereka ajukan ialah: mencintai seseorang selain
mencintai Tuhan itu adalah perbuatan syirik. Mereka tidak pernah
memahami mengapa seseorang itu menghormati maqam Ibrahim (tempat Ibrahim
as. berdiri ketika Ka’bah dibangun—red)? Kita menghormati maqam Ibrahim
itu bukan karena kita ingin menyembah sebuah batu atau sebuah tempat.
Yang kita lakukan ialah menghidupkan kembali ingatan kita ketika Nabi
Ibrahim as—yang kita cintai—sedang berdiri di sana. Karena kita
mencintai Nabi Ibrahim, maka kita akan terpesona oleh tempat-tempat
dimana beliau pernah berada. Kita mencintai Nabi Ibrahim karena Nabi
Ibrahim sudah mencintai Allah demikian kuatnya dan Allah juga sudah
mencintai Ibrahim dengan kecintaan yang dasyhat pula………oleh karena itu
kita ingin menjadi bagian dari rasa kecintaan itu. Cinta yang mengalir
antara Allah dan Ibrahim itu semuanya bermula dan bermuara; berujung dan
berpangkal dari dan kepada Allah yang maha pencipta (Ibrahim mencintai
Allah dan Allah mencintai Ibrahim. Karena kita mencintai Ibrahim maka
Allah akan mencintai kita karena kita telah mencintai apa yang dicintai
oleh Allah. Karena kita tidak pernah bertemu dengan Ibrahim maka apapun
yang berhubungan dengannya kita cintai semuanya. Kita cintai ajarannya;
kita cintai peninggalannya; kita cintai jejak rekam perbuatannya. Semua
peninggalan Ibrahim—termasuk tempat dimana ia berdiri—kita hormati dan
kita cintai. Kaum Wahabi gagal memahami ini—red).
Lihatlah ayat Al-Qur’an berikut ini:
“Ikhlaslah
kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang jauh” (QS. Al-Hajj: 31)
Kemudian lihat ayat berikutnya di surat yang sama:
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al-Hajj: 32)
Itu
adalah definisi yang jelas tentang kemusyrikan. Menduakan Allah itu
tidak boleh hukumnya dan orang-orang yang melakukannya akan menjadi
orang-orang hina—derajatnya jatuh dari tempat yang tinggi (mulia) ke
tempat yang rendah (hina). Akan tetapi Alah memperbolehkan dan menyuruh
kita untuk mengagungkan syiar-syiar (tanda-tanda kekuasaan) Allah dan
Allah malah menyebutnya sebagai sesuatu yang timbul dari ketakwaan hati.
Oleh karena itu, menghormati tanda-tanda kekuasaan Allah itu diperbolehkan malah diperintahkan.
Ayat lain mengatakan:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan
(pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka
mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2)
Dalam
ayat itu secara jelas diterangkan bahwa kita harus menghormati dan
menjaga keselamatan orang-orang yang pergi menuju ke tempat-tempat suci
untuk tujuan mencari keberkahan dari Allah. Bahkan hewan-hewan kurban
dan bulan-bulan suci harus dihormati dan dijaga kesuciannya (jangan
dikotori dan jangan diganggu—red).
Akhirnya,
untuk menyanggah tuduhan “syirik” yang dialamatkan oleh orang-orang
yang menolak tanda-tanda kekuasaan Allah dan bahkan ingin menghilangkan
kecintaan orang padanya atau menghancurkan semua tanda-tanda kekuasaan
Allah itu , cukuplah kiranya kita mengajukan sebuah ayat sebagai
berikut:
“……… Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar” (QS. Lukman: 32)
TRAGEDI AL-BAQI.
Jannat
Al-Baqi adalah kompleks pemakaman yang sangat terkenal dimana di
dalamnya dikuburkan orang-orang yang terkenal sepanjang sejarah Islam
yang tanpa mereka Islam dan sejarahnya tidaklah lengkap adanya. Para
ahli sejarah menuliskan kisah hidup mereka lengkap dengan segenap
perbuatannya dan amal-amalannya ketika mereka masih hidup. Salah satu
sahabat Rasulullah yang bernama Usman bin Mazun adalah sahabat yang
pertama kali dikuburkan di sana. Putera Nabi, yaitu Ibrahim, yang
meninggal ketika masih kecil (dan sangat manja pada Nabi dan sangat
disayangi Nabi) juga dikuburkan di sana. Cucu kesayangan Rasulullah
yaitu Hasan bin Ali (as) juga dikuburkan di Baqi. Al-Baqi juga masih
memiliki bintang-bintang dari keluarga Rasulullah yaitu keturunan
Rasulullah dari Imam Husein (as) seperti Ali bin Husein, Muhammad
Al-Baqir bin Ali, dan Ja’far As-Sadiq bin Muhammad.
Keturunan Rasulullah melalui Imam Husein dan seluruh anggota keluarga Ahlul Bayt disebut Aali Muhammad (keturunan
Muhammad) yang kepadanya kita ucapkan shalawat dan salam dalam setiap
do’a dan shalat yang kita panjatkan. Dan mereka semua itu ada di
sana…………
Selain
itu juga ada bibi-bibinya Rasulullah, ibu dari Imam Ali—Fathimah binti
Asad. Lalu ada juga paman Nabi—Abbas bin Abdul Muttalib……………
Akhirnya
pada tanggal 8 Syawal, bertepatan pada hari Rabu, tahun 1345H (April
21, tahun 1925 masehi), makam-makam suci dari durriyat Nabi dan para
sahabatnya yang sebagian sangat loyal pada Nabi semuanya dirusak total
oleh raja Ibnu Said. Pada tahun yang sama (1925), Ibnu Saud juga merusak
total makam-makam dari orang-orang ternama dan orang-orang suci di
Jannat Al-Mu’alla (Mekah) dimana di sana dikuburkan ibunda Rasulullah,
isteri Rasulullah (Khadijah binti Khuwailid), paman Nabi (Abi Thalib),
kakek Rasulullah, dan nenek moyang Nabi.
Sementara
anggota keluarga kerajaan meratakan dengan tanah simbol-simbol atau
tanda-tanda kekuasaan Allah yang bisa mengingatkan kita kepada Allah dan
ajaranNya, mereka tetap hidup bergelimang harta dan bermandikan
kemewahan dan kehidupan seperti ini diketahui khalayak secara luas dan
sudah bukan rahasia lagi. Sangat memalukan melihat mereka membangun
kuburan-kuburan untuk para pemimpin politik mereka, orang tua-orang tua
mereka, akan tetapi pada saat yang sama mereka mencoba untuk
menghancurkan kuburan-kuburan yang merupakan “tanda-tanda kekuasaan
Allah” di muka bumi ini yang berupa kompleks pemakaman dari keluarga
Rasulullah yang suci!
Perusakan
situs-situs suci di kota Hijaz oleh rezim Saudi ini berlangsung hingga
hari ini. Menurut beberapa ulama dan cendikiawan Muslim apa yang sedang
terjadi di Hijaz itu adalah sebuah konspirasi tingkat tinggi yang
didalangi oleh Zionis Yahudi dan Rezim Saudi untuk menentang Islam di
balik klaim “Pemurnian Tauhid” yang sebenarnya hanya permainan mereka
saja. Tujuan mereka yang utama ialah untuk menghapuskan warisan Islam
dan nantinya secara sistematis ingin menghapus semua warisan Islam itu
sehingga di kelak kemudian hari kaum Muslimin akan kehilangan akar
budayanya dan akar peradabannya karena peninggalan bersejarah yang
menghubungkan mereka dengan masa lalunya telah hilang sempurna.
Kemanakah gerangan mereka yang suka membela para sahabat Nabi ketika kuburan para sahabat Nabi itu juga digusur rata dengan tanah?
Mengapa mereka membisu ketika kuburan para sahabat itu dirusak sehingga bukan namanya saja bahkan jejak-jejak kuburan itu sama sekali tak tersisa?
Kemanakah gerangan kaum Muslimin yang mengaku suka membaca shalawat setiap saat ketika kuburan-kuburan dari para sahabat dan juga kerabat Nabi diganggu gugat?
MENGAPA HARUS MERUSAK?
Betapa
memalukannya melihat kaum Muslimin (atau yang mengaku Muslim) tidak
menjaga warisan kebudayaannya sendiri dimana pada saat yang sama
bangsa-bangsa yang lain di seluruh dunia menjaga warisan budayanya
dengan menghabiskan uang jutaan dollar Amerika untuk melestarikan
warisan kebudayaan mereka (anehnya sebagian dari mereka juga suka
membangga-banggakan warisan kebudayaan Islam walau sebenarnya mereka itu
tidak mengerti sama sekali tentang warisan budaya itu apa). Bangsa lain
menghabiskan banyak sekali uang untuk menyelamatkan reruntuhan
kebudayaan di Mohenjodaro dan di Harrapa, sedangkan mereka yang mengaku
Muslim sama sekali tidak terusik dengan pentingnya nilai peninggalan
“Arkeologis” dari peradaban Islam. Mereka malah memilih untuk
menghancurkannya hingga tak ada lagi sisa peradaban yang bisa
dibanggakan!
MENGAPA MEREKA BENCI PADA KELUARGA NABI HINGGA INGIN MENGHANCURKAN MAKAM-MAKAMNYA SESUKA HATI?
Jawabannya
mudah sekali. Seseorang yang membenci keluarga Nabi sebenarnya bukanlah
seorang Muslim sama sekali. Karena do’anya, salamnya, shalatnya sama
sekali tidak sah tanpa kecintaan tulus kepada Rasulullah dan keluarganya
yang suci.
Oleh
karena itu, pertama-tama, reruntuhan Al-Baqi ini menjadi saksi bisu
yang bisa berkata-kata tentang siapakah mereka manusia-manusia munafik
yang telah merusak kuburan suci ini. Perusakan Al-Baqi dan Al-Mu’alla
menelanjagi kebusukan mereka yang merusaknya; membuka aib dan kebencian
mereka kepada Islam selama ini dan juga membuka tirai yang selama ini
menutupi para tiran yang berada di belakang perusakan.
Melawan
para tiran itu ialah sunnah keluarga Rasulullah. Dan itu mencapai
puncaknya ketika cucu Rasulullah harus mengorbankan dirinya di Karbala
untuk membuka kemunafikan dan kebohongan penguasa yang memalingkan umat
dari Islam yang diajarkan Rasulullah. Makam-makam suci ini walaupun diam
kelilhatannya akan tetapi memiliki kemampuan untuk membuka kemunafikan
dan kebohongan itu sekali lagi.
Orang-orang
yang hari ini menunjukkan kebenciannya dan kedengkiannya terhadap
kuburan-kuburan dan tempat-tempat suci ini sama persis sifatnya dengan
orang-orang yang dulu membantai cucu Nabi dan keluarganya yang suci
tepat 50 tahun setelah wafatnya Nabi.
Orang-orang
ini memiliki kesempatan dan menggunakan kesempatan itu untuk menghabisi
sisa-sia keluarga Nabi (lewat penghilangan jejak-jejak makam keluarga
Nabi), karena mereka tahu sekali bahwa keluarga Nabi ini akan senantiasa
membuka kemunafikan mereka dan terus-menerus melancarkan perlawanan
terhadap mereka hingga kemenangan dicapai oleh orang-orang yang
bertakwa. Oleh karena itu, orang-orang ini sekarang sedang melakukan
usaha untuk menghapuskan jejak sejarah di Al-Ghadir, Khaybar, dan
Karbala. Akan tetapi setiap waktu kebencian mereka selalu saja ketahuan
orang.
RERUNTUHAN AL-BAQI MEMANGGIL ANDA……
Hubungan antara Al-Baqi dengan Karbala sangatlah jelas sekali yaitu kebencian yang berurat berakar kepada keluarga Nabi.
Usaha
untuk menghancurkan makam-makam dan simbol-simbol keIslaman dari hati
orang-orang dan dari ingatan mereka adalah alasan yang kuat bagi kita
untuk menarik kesimpulan bahwa makam-makam ini (terutama) akan
mengganggu mereka. Kekuasaan yang ada di tangan mereka itu adalah
kekuasaan para raja tiran yang selama ini ditentang oleh Islam. Umat
Islam yang tahu sejarah akan segera mengetahui bahwa kekuasaan yang
mereka miliki itu sama sekali tidak Islami. Peninggalan-peninggalan
sejarah akan menceritakan kembali penentangan keluarga Nabi terhadap
para tirani. Apabila makam-makam ini bercerita tentang para tirani yang
telah berkuasa dan bertindak semena-mena, maka para tiran itu tidak akan
bisa tidur dan makan dengan enaknya. Para penguasa tiran yang tamak
kekuasaan ini akan terus mengeluarkan uangnya untuk menyesatkan orang
dan membingungkan orang serta menyelewengkan orang dari semangat Islam.
Anda yang mungkin beruntung pernah singgah di Saudi Arabia untuk berhaji mungkin pernah melihat ada controlling yang
ketat; ada pelarangan dan pengawasan atas buku-buku dan literatur
lainnya yang akan anda bawa ke Saudi, terutama buku agama.
Mengapa mereka kelihatan begitu ketakutannya hingga harus melarang masuk buku-buku agama?
Bukankah ini alasan yang kuat bagi anda untuk mencari tahu apa sebabnya?
Apakah kebencian mereka terhadap keluarga Nabi tidak pernah mengguncang intelektualitas anda?
Apakah anda tidak punya keingin tahuan mengapa tragedi seperti Karbala dan Al-Baqi selalu terulang kembali, lagi dan lagi?
Mengapa anda selalu bisa melihat dengan jelas adanya sebuah kelompok yang tidak suka apabila peristiwa Karbala dibacakan kepada mereka?
Apabila
anda membaca buku-buku sejarah maka setiap kebingungan dan
kesalahpahaman mengapa banyak sekali perbedaan sedikit demi sedikit akan
anda pahami penyebabnya dan anda akan segera juga memahami ada kelompok
yang sedang menggiring anda kepada suatu pemahaman agama yang keliru
dan menyesatkan. Mereka adalah kelompok yang tidak suka sejarah Islam
tentang penindasan terhadap keluarga Nabi dibacakan.
KOMPLEKS PEMAKAMAN BAQI SEBELUM TRAGEDI PENGHANCURAN TERJADI.
KOMPLEKS AL-BAQI SETELAH DIHANCURKAN WAHABI DAN REZIM SAUDI.
KOMPLEKS AL-BAQI ITU DENGAN LATAR BELAKANG KOTA MADINAH.
KOMPLEKS PEMAKAMAN DARI ATAS DENGAN LATAR BELAKANG KOTA MADINAH.
PETA LOKASI KUBURAN PARA SAHABAT DAN ANGGOTA KELUARGA NABI DI KOMPLEKS AL-BAQI.
BEBERAPA MAKAM LAIN DI AL-BAQI DAN AL-MU’ALLA.
KUBURAN IMAM HASAN DAN 3 ORANG IMAM LAINNYA.
KUBURAN ANGGOTA KELUARGA AHLUL BAYT.
KUBURAN IBRAHIM PUTERA RASULULLAH.
Ibrahim
adalah putera tercinta Rasulullah. Ia meninggal ketika masih kecil.
ibunya ialah Ummul Mu’minin Sayyidah Maria Qutbia He was beloved son of
prophet (saw). He passed away in his child hood. His mother was
um-ul-momeeneen Syeda Maria Qutbia yang kuburannya juga bisa anda
temukan di Al-Baqi.
KUBURAN HALIMAH.
Halimah Sadia adalah ibu susuan dari Rasulullah. Dialah yang menyusui Rasulullah ketika Rasulullah masih bayi.
KUBURAN ISTERI-ISTERI RASULULLAH DI MADINAH.
Semua isteri Rasulullah dikuburkan di sini kecuali Khadijah binti Khuwailid yang dimakamkan di Mekah di Jannat al-Mu’alla.
KUBURAN SAFIA.
di
paling kiri adalah kuburan Safia dan di tengah adalah kuburan Atika dan
di sebelah kanan adalah kuburan dari Ummul Baiza–semuanya adalah
bibi-bibi dari Rasulullah
Sayyida
Safia dikenali masuk Islam. Ia sangat mencintai Rasulullah yang
merupakan keponakannya itu. Ia adalah seorang wanita yang pemberani. Ia
ikut dalam peperangan Uhud bersama para prajurit Muslimin lainnya. Ia
bekerja menolong para prajurit yang terluka. Ia juga memberikan dan
menyediakan suplai makanan dan minuman untuk para tentara yang bertempur
di medan perang.
KUBURAN PARA PUTERI NABI
Berikut adalah makam para puteri Nabi:
Berikut adalah makam para puteri Nabi:
No1. Syeda Zainab R.A
No2. Syeda Umm-e-Kulsoom R.A
No3. Syeda Ruqiya R.A
KUBURAN DARI PAMAN NABI, ABBAS BIN ABDUL MUTTALIB.
No2. Syeda Umm-e-Kulsoom R.A
No3. Syeda Ruqiya R.A
Ini
adalah kuburan salah satu dari paman Nabi yang masuk Islam selain
Sayyidina Hamzah yang gugur di Uhud dan Abu Thalib yang dikuburkan di
Mekah.
Post a Comment
mohon gunakan email