Written By Unknown on Tuesday 12 August 2014 | 21:45:00
Virus K-Pop dan Dekonstruksi Aqidah
Ulama Sunni indonesia begitu lemah… Syi’ah ingin memperbaikinya.
HADIRNYA artis Korea (K-POP) dalam blantika hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagaian besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari sinetron, lagu, bahkan pakian dengan aksisorisnya menjadi kiblat bagi mereka yang mengidolakan.
Sejumlah remaja sunni kini menggandrungi dan cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironis, karena saking inginnya untuk perfect dalam berbahasa Korea, seorang gadis fans berat Korean Style dari Inggris benama Rhiannon Brooksbank-Jones mengoprasi lidahnya.
Pendidikan merupakan infestasi yang paling berharga. Dengan pendidikan yang terrencana serta tersusun dengan baik maka akan menghasilkan output yang baik pula. Titik kritisi pada transformasi pendidikan di era modernisasi ” Penerapan nilai-nilai pendidikan di tanah air lebih cenderung membentuk alur berpikir, akan tetapi dalam penerapan pada aspek aktifitas jauh dari nilai-nilai keilmuan yang seharusnya (tataran implementasi).
Siswa hanya tahu tentang teori ilmu, tetapi dalam penerapannya jauh dari yang di harapkan. Alhasil, muncullah saat ini para pemimpin yang berilmu akan tetapi tidak mengaktualisasikan dan memberi kemanfaatan atas ilmunya tersebut. Maka, banyak saat ini kasus-kasus korupsi, bahkan penyalagunaan amanah sebagai terobosan dalam mencari kesenangan dunia yang sementara. Komentator : Kata kunci utama dari tulisan ilmiah ini yakni. Pentingnya pendidikan Islam pada anak-anak usia dini maupun dewasa, agar moralitas dan akhlah dapat terbentuk dengan baik sesuai dengan nilai-nilai Islam. Karena pada hakekatnya ilmu merupakan infestasi yang paling berharga di duni dan akhirat.
“Jika kita cermati secara seksama, kondisi umum pemuda hari ini yang cenderung pragmatis-hedonis tidak lain dan tidak bukan karena jarak yang sangat jauh antara jiwa, pikiran dan hati mereka terhadap al-Qur’an yang mengajarkan keluhuran akhlak dan budi. Hal itu menjadikan mereka asing dengan masjid, kebaikan, dan tentu dengan ilmu.” … saatnya… bring come back alive.
Tidak saja di Indonesia, ternyata virus demam artis korea dengan K-Pop-nya telah menjalar ke Negara Eropa. Sebuah media baru-baru ini memuat kesuksesan artis Korea terlebih dalam dunia tarik suara, tidak saja membooming di Asia, namun sudah menembus di Eropa. Hal ini terbukti dengan suksesnya konser lima band asal Korea Selatan di Le Zenith de Paris Concert Hall, Paris, Prancis yang digelar 10 Juni lalu.
Bicara tentang keberhasilan dunia intertainment Korea, tentunya yang dimaksud adalah Korea selatan yang pro dengan gaya hidup Barat (Amerika). Tentulah tidak mengherankan jika yang mencuat, dan sedang naik daun dalam dunia intertainment adalah Korea Selatan, bukan Korea Utara. Karena media Barat sangat berjasa dalam memboomingkan artis-artis Negeri Ginseng tersebut.
Bukan tanpa maksud para awak media Barat dengan kroni-kroninya menskenario popularitas artis Korea dengan K-Pop, sinetron dan fashionnya. Tidak ada makan siang geratis bagi Barat dalam setiap memberikan bantuan jasa kepada negara lain. Ada misi tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan bagi peradaban Barat dan Amerika pada khususnya. Penulis tidak bermaksud membahas keuntungan apa yang diperoleh Barat terhadap Gelombang Korean Style, namun lebih menfokuskan kepada bahaya apa yang dibawa fenomena idolasisasi ini.
Produk Hegemoni Barat
Ustad Husain Ardilla mengatakan, maraknya idolasisasi terhadap hiburan inport (dalam hal ini Korea), merupakan sebuah bukti bahwa betapa kuat arus globalisasi dalam bidang hiburan, yang mana globalisasi mengarah pada “imperialisme Budaya” Barat terhadap budaya lain.
Inilah yang kemudian disebut dengan hegemoni Barat. Hegemoni adalah mengendalikan negara bawahannya melalui imperialisme budaya, misalnya bahasa (lingua franca penguasa) dan birokrasi (sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan), untuk memformalkan dominasinya. Hal ini membuat kekuasaan tidak bergantung pada seseorang, melainkan pada aturan tindakan.
Menurut Antonio Gramsci bahwa dominasi Barat terhadap budaya di negara-negara berkembang, bertujuan untuk memaksa negara berkembang agar terpaksa mengadopsi budaya Barat. Sedangkan bagi Dr Adian, salah satu misi dari hegemoni Barat terutama Amerika ialah mengekspor moderintas dan memprogandakan konsumerisme.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan hegemoni Barat terhadap bangsa lain adalah untuk melanggenkan dominasi peradabannya.
Dekonstruksi Aqidah
Demam Korean style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal ini disebabkan Korean style, selain mencemari tradisi budaya Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Agama.
Korean style sebagai produk globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan, telah mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam model busananya, menggeser polapikir para penikmatnya. Hal itu kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.
Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu diup -date. Bahkan Minuman Wine (bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan menyehatkan meski agak memabukkan.
Jika dikaji dalam perspektif hukum Islam, gelombang Korean Style tidak saja bisa mengikis akhlak umat Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai artis ideola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar dari akhlak Islam.
Sebuah peringatan keras dalam al-Qur’an bagi mereka yang menjadikan idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik. Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”
Yang dimaksud dengan lafadz “auliya’” itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim, bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin menjadi munafiq.
Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat. Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).
Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa’ 144, Allah melarang orang-orang beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (QS: Al-Nisaa’. 144).
Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele, sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata. Disamping produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style telah membawah problem yang serius bagi umat Islam, problem yang menyebabkan dekadensi akhlak dan dekonstruksi aqidah alias rusaknya akidah.
Karenanya, segenap kaum Muslimin, mari kita rapatkan barisan, guna membentengi umat dari serangan virus yang lahir dari globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberedaannya dapat menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta memalingkan pengikutnya dan tidak akan kembali. Bak anak panah, ia terlepar dari gendewanya.
Solusi Problem Pemuda versi syi’ah
Pendidikan Islam sudah seharusnya menemukan jati dirinya. Sebuah pendidikan yang mampu mempersiapkan hadirnya generasi unggul yang siap melanjutkan estafet perjuangan menegakkan kebenaran.
Jika kita cermati secara seksama, kondisi umum pemuda hari ini yang cenderung pragmatis-hedonis tidak lain dan tidak bukan karena jarak yang sangat jauh antara jiwa, pikiran dan hati mereka terhadap al-Qur’an yang mengajarkan keluhuran akhlak dan budi. Hal itu menjadikan mereka asing dengan masjid, kebaikan, dan tentu dengan ilmu.
Apa yang ada pada mayoritas pemuda hari ini tidak lebih dari hanya sebuah skill teknis semata
Mereka masih jauh dari budaya berpikir dan berkarya secara hakiki. Sekolah tidak lain hanya menjadi tempat pelarian sementara untuk menutupi kemalasan mereka dalam hidup. Hal ini bisa dibuktikan dengan maraknya pemuda dan pelajar yang terjerat kasus narkoba, pergaulan bebas, dan beragam bentuk kriminalitas lainnya.
Reformasi pendidikan Islam dengan kembali menjadikan al-Qur’an sebagai basis dan orientasi pendidikan tanah air dipastikan akan memberikan satu jawaban konkrit atas krisis yang melanda negeri ini. Logikanya sederhana, jika di masa lalu bisa diwujudkan mengapa sekarang tidak!*
Wallahu ‘a’lam bi shawwab.*
*****
Salafi Wahabi menuding Ketua Umum NU Said Aqil Terjangkit Virus Sesat !!! Na’udzubillah neo khawarij serang NU !!
Wahabi kian dahsyat hancurkan NU dengan kedok gerakan anti syi’ah
Mereka menyatakan diri anti syi’ah agar dianggap sebagai ahlusunnah, padahal targetnya juga menghancurkan N.U.
Lihatlah pengajian pengajian wahabi yang melaknat NU sebagai ahlul bid’ah.
Wahabi Datang, Badai Menyerang Indonesia !
Radikalisme anti N.U dan Teroris ajaran wahabi.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Sejak awal saya percaya bahwa wahabi akan celaka; sungguh-sungguh akan celaka. Mengapa ada asumsi seperti itu? Apakah ada dendam, dengki, atau benci ke wahabi ? Apakah hal itu berdasarkan kalkulasi politik, hitung-hitungan mekanisme pencitraan publik, atau analisis media? Apakah berdasarkan wangsit, mimpi, ilham, dan sejenisnya?
Bukan, bukan sama sekali. Dasarnya adalah hukum keadilan itu sendiri. Dalam Surat Ar Rahmaan, Allah Ta’ala mengatakan: “Wa wadha-al mizan, allaa tath-ghau fil mizan, wa aqimul wazna bil qisthi, wa laa tuqshirul mizan” (Dia -Allah- telah meletakkan mizan keadilan, maka janganlah melampaui mizan itu, dan tunaikanlah timbangan secara adil, jangan mengurangi dalam timbangan). Ayat-ayat ini sangat menekankan, betapa dalam kehidupan ini Allah sudah meletakkan mizan keadilan, maka setiap insan dilarang melampaui mizan tersebut. Kalau melampauinya, berarti ia telah berbuat kezhaliman. Dalam hadits, Nabi Shallallah ‘Alaihi Wasallam bersabba: “Ittaquu zhulma fa innaz zhulma zhulumatin fil akhirah” (takutlah akan kezhaliman, sebab kezhaliman itu adalah kegelapan di Akhirat nanti).
Said Aqil Siradj telah banyak berbuat keadilan, khususnya ketika dia baru datang dari Arab Saudi, setelah menyelesaikan studi doktornya. Baru juga sampai di Indonesia, Said sudah berkata: “Inni tubtu min Wahabi” (aku bertaubat dari Wahabi). Dalam masa 14 mendapat beasiswa di Ummul Qura Makkah, Said Aqil begitu segut (gembul) dalam makan-minum, menikmati uang saku, mendapat penginapan, fasilitas, transportasi, dan segalanya yang dibutuhkan. Bahkan 4 orang anak-anak Said, lahir di Makkah namun beliau mendadak “bertaubat” dari Wahabi KARENA MENGETAHUi BAHWA WAHABi ADALAH SEKTE PENDUKUNG DAJJAL.
Bukan hanya soal taubat dari Wahabi, Said Aqil juga mulai memahami Syiah (Iran) dalam rangka “memerangi teroris”. Said tak segan-segan mulai membela simbol dan ajaran Syiah. Dia bahkan menjadi sponsor utama terbitnya “Trilogi Idahram” yang isinya amat-sangat membongkar kebejatan dakwah Wahabi . Permusuhan Said tidak tanggung-tanggung, dia mengklaim bahwa Wahabi adalah musuh negara, karena kebanyakan “teroris” berpaham Wahabi. Itu menurut klaim dia. Hingga di majalah Tempo, secara terang-terangan Said mengaku diri sebagai penganut Syiah.
Disini kita lihat betapakeadilan yang sudah dilakukan oleh KH.Said ini. Obsesi Said, dia berharap agar kaum teroris diperangi di Indonesia, seperti Densus88 memberantas para terduga teroris selama ini.
Nah, alasan-alasan itulah yang membuat wahabi kini jatuh dalam bencana dan kecelakaan perih. Tidak ada tempat lari baginya, meski harus ke ujung dunia sekalipun. Mengapa? Sebab dalam diri dan kehidupan wahabi sudah tertanam paham dajjal. Kebaikan-kebaikan yang pernah diterima wahabi dari N.U akan menjadi “kanker” yang akhirnya menyerang dirinya sendiri, dari segala arah, dengan tiada satu pun mampu mencegah. Wahabi mampu datang ke indonesia karena lewat jasa baik manusia lain (N.U).
Selain itu, kecelakaan besar yang diterima wahabi adalah gelombang Tsunami yang menimpa kaum wahabi di Indonesia saat ini. Sepanjang sejarah Nusantara, belum pernah wahabi mendapat perlawanan sangat besar, dari segala penjuru, dan sangat telak; kecuali saat ini. Ajaran-ajaran sesat wahabi benar-benar dikuliti sampai ke akar-akarnya. Kelicikan, konspirasi, kebejatan, kezhaliman, kebohongan, serta kehinaan mereka; walhamdulillah, berhasil disampaikan kepada Ummat Islam, seterang-terangnya. Hingga semua ini menyadarkan kaum Muslimin, sehingga ada upaya N.U untuk segera mengeluarkan fatwa sesat bagi wahabi
Semua itu adalah akibat dari perbuatan-perbuatan provokasi wahabi yang sangat nafsu dalam menyerang dakwah ahlulbait, tanpa ampun. Kalau dai-dai N.U semula selalu menampilkan diri dengan pembawaan lembut, penuh perhitungan, dan bersikap “cinta damai”; maka wahabi muncul dengan sikap arogan, bledag-bledug, memfitnah, menyerang, dan seterusnya.
Bersama sekumpulan anak-anak muda wahabi yang sudah kenyang “memperkosa TKW dan ngesek di Puncak Bogor” wahabi melakukan gerakan politik tersendiri. Sepertinya wahabi ingin menjadi imam islam untuk kawasan Asia Tenggara. Itu kan “jabatan menggiurkan”… Ya kan SETAN NEJED ? Namun karena wahabi terlalu nafsu, sehingga melakukan serangan-serangan tidak kira-kira. Akibatnya, kini wahabi menjadi sakit; dia terhimpit dimana-mana; dicurigai dimana-mana; bahkan mengalami penolakan-penolakan dari ulama-ulama senior NU.
wahabi…wahabi… engkau lupa, bahwa setiap hujatanmu kepada ahlulbait; semua itu akan kembali menjadi LAKNAT bagi dirimu sendiri. Mengapa wahai wahabi ? Sebab terlalu banyak jasa-jasa baik orang yang kamu musuhi, kini semua jasa itu bersarang dalam tubuhmu, sejak dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setiap laknatmu wahai wahabi, akan kembali ke dirimu sendiri.
Harapan yang bisa disampaikan, ialah agar Ummat benar-benar sadar, bahwa: Setiap kezhaliman itu akan berbalas kecelakaan bagi para pelakunya. Innallaha laa yuhibbuz zhalimin (sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang zhalim).
Tokoh Syi’ah yang juga pimpinan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus menyebut nama-nama tokoh Islam dari kalangan Sunni yang tidak mengkafirkan Syiah, dan tidak pernah ada masalah dengan Syiah. , Sebut saja seperti KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), KH. Sholahuddin Wahid (tokoh NU), Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhamadiyah), Habib Rizieq Shihab (Ketua Umum FPI), Jos Rizal (MER-C). (lihat voaislam.com, Kamis, 30 Aug 2012).
wahabi…wahabi…semakin lama engkau semakin sakit…
Al faqir ila Rahmatillah
(Ustad Husain Ardilla).
Yang berupaya menghancurkan N.U dan syi’ah di indonesia adalah para pembantu dajjal maka AKU BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI FITNAH wahabi si pembantu DAJJAL YANG TERKUTUK..
Logo Dajjal si mata satu horus di Saudi Arabia
Badge lengan askar — at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
rompi askar — at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
internal affair dengan segtiga hitam.
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
kesatuan alat pemantau kecepatan
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
badge lengan seragam
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
mobil patroli.
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
mobil patroli 2.
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
Polisi Militer.
— at Nejed, east of Medina el Munawwaroh.
ibn Saud & Mc Arthur.
— at Jiddah.
National Guard.
Penerbit Pustaka Imam Syafii – penerbit buku buku sesat wahabi berkedok imam syafii.
Ketua PBNU, KH. Said Agil Siradj mengajak keluarga besar NU untuk mewaspadai aliran Wahabi yang mengajarkan kekerasan dengan menggunakan Islam.
Menurut Kantor Berita ABNA, sebagaimana dinukil dari konspirasi.com, Ketua PBNU, KH. Said Agil Siradj mengajak keluarga besar NU untuk mewaspadai aliran Wahabi yang mengajarkan kekerasan dengan menggunakan Islam. Pasalnya, di Indonesia ada 12 Yayasan yang beraliran Wahabi dengan didanai dari Arab Saudi.
“Waspadai aliran Wahabi, sudah ada 12 yayasan yang siap mengajarkan aliran islam keras dan tidak cocok dengan Islam Indonesia,” kata Said Agil Siradj pada wartawan di Ponpes Miftahul Ulum Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto, Jum’at (22/07/2011).
Dia menambahkan, untuk Jawa Timur sudah terlacak yayasan yang beraliran wahabi, seperti di Jember Yayasan Al-Faruq dan Surabaya yayasan Al-Fitro. Kedunya mengajarkan aliran wahabi yang ada di Saudi Arabia dan tidak sesuai dengan ajaran Islam untuk Indonesia yang disebarkan oleh Sunan, leluhur dan ulama penyebar Islam di Nusantara. “Jadi Aliran Wahabi tidak cocok dengan umat islam di Indonesia,” ungkapnya.
Sebanyak 12 Yayasan yang didanai dari Arab Saudi dan Negara Timur Tengah lainnya ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera dan Sulawesi. Belasan yayasan ini melegalkan aksi kekerasn dengan menggunakan cara Islam Arab, bukan Islam Indonesia yang suka dengan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama. “Kalau ada aliran Wahabi di Lumajang, usir saja,” ujar Said Agil.
PBNU berharap semua PKB sebagai partainya NU harus berani melawan aliran Wahabi, tambah Said Agil, partai Golkar, PPP, Hanura, Gerindra, Demokrat tidak setuju dengan adanya aliran islam keras yang ideologinya dari tanah arab. “Di acara musda PKB ini, saya harap rekonsiliasi akbar dijadikan semangat menolak kekerasan dan radikalisme pada masyarakay Indonesia,” pungkasnya.
Kesalahan Said Aqil ini bukan kesalahan parsial atas produk pemikiran saja, yakni seperti kesalahan Ulama bila ada salahnya, melainkan kesalahan Said Aqil adalah kesalahan cara berpikirnya (virus otak). Dia banyak membaca karangan orang-orang Syi’ah atau orang-orang modern yang cara berpikirnya dengan pikiran ala barat dan melecehkan Islam seperti Thoha Husain orang buta yang menjadi Pendikbud di Mesir, Qosim Amin dan lain-lain, serta orang-orang Orientalis yang memang mengibarkan perang pikiran, perang sejarah, dan lain sebagainya.
Pedoman Said Aqil adalah bila orang Islam memuji orang Islam perlu diuji kebenarannya, tetapi bila mencaci sesama orang Islam (seperti mencaci dirinya sendiri) ini diterima. Kaca mata hitam yang dia pakai, sehingga sejarah kelihatan hitam semua.
Said Aqil cerdas, tapi karena banyak membaca karangannya orang-orang yang seperti di atas, maka terjangkitlah dia oleh virus Orientalis, Liberalis dan Salibis. Sebagaimana iblis itu cerdas tapi berhubung kecerdasannya terkena virus, maka sebagaimana nasib Said Aqil yang terjangkit virus sesat lagi mensesatkan.
“Barang siapa di antara kalian mengetahui suatu perkara munkar, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, jika ia tidak mampu, hendaklah ia mengingkari dengan hatinya dan yang disebut terakhir paling sedikit buah (hasil)nya dan merupakan batas minimal yangdiwajibkan bagi seseorang ketika ia tidak mampu mengingkari dengan tangan dan lidahnya (HR. Muslim).
Assalamu’alaikum wr wb,..
Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,? sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan).
Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).? (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya.
Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya.
Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah.
(kebiasaan wahabi).
Allah berfirman : ‘Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115).
Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan syi’ah ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Pada satu kesempatan seseorang bertanya pada Muhammad bin Abdul Wahab, ‘Berapa banyak Allah membebaskan orang dari neraka pada bulan Ramadhan?? Dengan segera dia menjawab, Setiap malam Allah membebaskan 100 ribu orang, dan di akhir malam Ramadhan Allah membebaskan sebanyak hitungan orang yang telah dibebaskan dari awal sampai akhir Ramadhan? Lelaki itu bertanya lagi ?Kalau begitu pengikutmu tidak mencapai satu persen pun dari jumlah tersebut, lalu siapakah kaum muslimin yang dibebaskan Allah tersebut? Dari manakah jumlah sebanyak itu? Sedangkan engkau membatasi bahwa hanya pengikutmu saja yang muslim.? Mendengar jawaban itu Ibn Abdil Wahab pun terdiam seribu bahasa.
Sekalipun demikian Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya dan guru-gurunya itu. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim Banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
Ibn Saud sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih, dan membunuh orang musyrik dijamin surga. Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy, Tulaihah Al-Asadiy dll. Agaknya dia punya keinginan mengaku nabi, ini tampak sekali ketika ia menyebut para pengikut dari daerahnyadengan julukan Al-Anshar, sedangkan pengikutnya dari luar daerah dijuluki Al-Muhajirin.
Kalau seseorang ingin menjadi pengikutnya, dia harus mengucapkan dua syahadat di hadapannya kemudian harus mengakui bahwa sebelum masuk Wahabi dirinya adalah musyrik, begitu pula kedua orang tuanya. Dia juga diharuskan mengakui bahwa para ulama besar sebelumnya telah mati kafir. Kalau mau mengakui hal tersebut dia diterima menjadi pengikutnya, kalau tidak dia pun langsung dibunuh.Muhammad bin Abdul Wahab juga sering merendahkan Nabi SAW dengan dalih pemurnian akidah, dia juga membiarkan para pengikutnya melecehkan Nabi di hadapannya, sampai-sampai seorang pengikutnya berkata :Tongkatku ini masih lebih baik dari Muha…mmad, karena tongkat-ku masih bisa digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa manfaatnya sama sekali.
Muhammad bin Abdul Wahab di hadapan pengikutnya tak ubahnya seperti Nabi di hadapan umatnya. Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah.
Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad. Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.
Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan gendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut.
Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi.Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi.
Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang, penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi’i yang sudah mapan. Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan.
Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.
Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.
Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur (silakan Cari bukti di GOOGLE). Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal. Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah.
Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah. Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan SeniorKerajaan pada tahun 1994.
Dalam maklumat tersebut tertulis, Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala. Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.
Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata dan serta pesta ala nikah mengatasnamakan syiah. Baca:
Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar.
Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya.
Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik). Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an.
Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi).Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya.
Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah? Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga ker…ajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud. Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi.
Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,? sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan) Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).? (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.
Nabi SAW pernah berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,?
Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan, Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW: Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANI HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin??
AI-Hadits.BANI HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid AIwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab.
Adapun mengenai sabda Nabi SAW yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab. Pendiri ajaran wahabiyah ini meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama mencatat tahunnya dengan hitungan Abjad: Ba daa halaakul khobiits (Telah nyata kebinasaan Orang yang Keji).
Wassalamu’alaikum wr wb.
Nasehat penulis :
‘Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (QS: An-Nisa 115)
Resolusi Jihad NU: “Wahabi Aliran Sesat, Harus Ditumpas”
Itulah doktrin NU kepada anNahdhiyyin, menyerukan Jihad.
Pesan Majma Berkenaan Pengkhianatan Wahabi:
Wahabi Datang Tidak Membawa Sesuatu Selain Kebencian Mazhab
Kami juga menyampaikan pesan kami buat pemerintah dan alim ulama Indonesia: Dunia Timur adalah tempat bermukimnya pengikut-pengikut agama-agama dan berbagai mazhab. Sebuah kebanggaan sejak dulu bahwa masuknya Islam ke kawasan Asia Timur adalah melalui jalur perdamaian, persahabatan dan kekeluargaan bukan melalui kekerasan dan pemaksaan. Namun sangat disayangkan beberapa tahun terakhir Wahabi dan Salafyun datang tidak membawa hadiah bagi kawasan tersebut kecuali kekerasan dan kebencian mazhab.
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa menyedihkan yang ditimbulkan oleh berbagai aksi kelompok teroris di berbagai tempat dibelahan dunia seperti di Indonesia dan Libiya, Majma Jahani Ahlul Bait as mengeluarkan beberapa pernyataan penting.
Diantara pernyataan penting tersebut, “Setiap darah baru yang tertumpah dari nadi umat Islam oleh kekejaman dan permusuhan musuh-musuh Islam yang membuat umat ini dalam kesempitan dan kesusahan, justru fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi semakin deras disertai berbagai aksi dan tindakan pengrusakan yang mereka dalangi, yang menyebabkan Islam dan umat Islam menjadi lemah.”
Berikut teks lengkap pernyataan Majma Jahani Ahlul Bait as menyikapi kekejian dan fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi:
Bismillahirrahmanirrahim,
“Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.” (Qs. Al-Baqarah: 191).
Berlanjutnya permusuhan kelompok-kelompok sesat khususnya Wahabi terhadap Islam dalam beberapa bulan terakhir telah mendatangkan beberapa peristiwa duka dan menyedihkan, semakin bertambahnya korban jiwa di Pakistan, kembali terjadinya penyerangan terhadap warga Syiah di Indonesia dan pengrusakan dan upaya pemusnahan terhadap situs-situs bersejarah Islam dan beberapa tempat suci di Libya.
Mengenai berbagai peristiwa tersebut, dalam waktu yang hampir bersamaan kita membaca berita-berita hangat, “Sebuah bus yang ditumpangi peziarah Syiah Pakistan dicegat dan semua penumpangnya dibunuh”, “Terbunuhnya warga Syiah Indonesia dan rumah mereka dibakar”, “Pengrusakan masjid-masjid dan pemakaman ulama di Bahrain”, “Pengrusakan makam suci putra Imam Husain as di Damsyik”, “Pengrusakan makam cucu imam Hasan as di Libya” dan “Terbunuhnya belasan warga Syiah di Libya”.
Kesemua peristiwa menyedihkan tersebut bukan dilakukan atau didalangi oleh orang-orang kafir, kaum musyrikin atau Yahudi maupun Kristiani, melainkan oleh mereka yang terang-terangan mengklaim diri juga sebagai muslim.
Dengan memperhatikan semua kejadian tersebut, Majma Jahani Ahlul Bait as sebagai sebuah organisasi internasional yang beranggotakan para pemikir, cendekiawan dan agamawan dari berbagai Negara ini merasa perlu untuk mengeluarkan pernyataan sikap yang mengandung beberapa poin penting sebagai berikut:
1. Hal terpenting yang mesti kaum muslimin sedunia menaruh perhatian padanya adalah Setiap darah baru yang tertumpah dari nadi umat Islam oleh kekejaman dan permusuhan musuh-musuh Islam yang membuat umat ini dalam kesempitan dan kesusahan, justru fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi semakin deras disertai berbagai aksi dan tindakan pengrusakan yang mereka dalangi, yang menyebabkan Islam dan umat Islam menjadi lemah.”
Apakah tidak mengherankan, setelah kemenangan Mujahidin Afghanistan atas rezim yang zalim, kemudian secara tiba-tiba muncul Taliban yang justru semakin membuat masyarakat semakin tertindas dan berada dalam kehidupan yang pahit?
Apakah hal ini tidak bertentangan, pasca jatuhnya Saddam Husain dan berakhirnya pemerintahan yang lalai, tiba-tiba terjadi peledakan bom dimana-mana di kawasan padat warga Syiah yang pengakunya mengaku diri sebagai Wahabi atau Salafy yang dengan itu menimbulkan ketidakamanan?
Mengapa penghinaan dan kekurangajaran mereka terhadap tempat-tempat yang diagungkan kaum muslimin baru berani mereka lakukan setelah jatuhnya rezim Mubarak di Mesir dan Qhadafi di Libya yang menyulut pertikaian antar mazhab?
Apakah iya tidak ada keterkaitan antara tekanan tanpa henti musuh-musuh Islam (orang-orang Kafir) terhadap Negara-negara muslim dengan kegigihan Wahabi dalam berdakwah dan dukungan materialnya setelah kemenangan revolusi rakyat di Libya dan Palestina untuk mencetuskan pertikaian mazhab?
Maka jawaban yang paling memungkinkan adalah adanya kerjasama dan kesepakatan antara kutub Kafir dengan Wahabi.
2. Harus diketahui bahwa pengkhianatan kaum Wahabi dalam menghancurkan Islam bukan hanya melalui kekerasan fisik, aksi penyerangan, pembunuhan, peledakan bom dan bukan kerusakan fisik seperti itu yang sesungguhnya menjadi tujuan mereka, melainkan rusak dan runtuhnya budaya dan peradaban ummat Islam.
Kita bisa melihat akibat dari kekejian mereka terhadap situs-situs bersejarah Islam seperti pengrusakan pemakamam Ahlul Bait, Sahabat dan para syuhada Islam di Baqi Madinah al Munawarah, pengrusakan Haram Imam Husain as di Karbala, pengrusakan secara bertahap sisa-sisa peninggalan bersejarah peradaban Islam di seluruh kawasan Hijaz, peledakan Haram Imamin Askariyan di Samara, pengrusakan makam yang dimuliakan masyarakat Mesir, upaya untuk menghancurkan makam kepala imam Husain as di Kairo, penyerangan ke Haram Hadhrat Zainab Kubra as di Damsyik, pengrusakan makam Muhsin bin al Husain di Halb dan yang terbaru adalah pengrusakan dan penghancuran makam Abdul Salam al Asmar al Hasani di Libya, kesemuanya ini menunjukkan upaya mereka dalam merusak kebudayaan dan peradaban Islam.
Mereka melakukan pengrusakan sementara orang-orang yang memiliki akal diseluruh dunia rela mengeluarkan biaya yang banyak untuk menjaga tempat-tempat bersejarah mereka, baik itu tempat agamis maupun non agamis, sebab kebudayaan dan peradaban masa silam adalah diantara kebanggaan suatu bangsa.
Permasalahan penting lainnya, adalah adanya buruk sangka atau kesalahpamahan dari orang-orang Wahabi atau Salafyun mengenai pergerakan dan kebangkitan rakyat di beberapa negeri muslim yang telah menyumbangkan darah syuhada bagi suburnya kebangkitan Islam. Semua pihak mengetahui bahwa pengikut Ibnu Taimiyah dan Abdullah bin Abdul Wahab bukan hanya tidak memberikan sumbangsih apapun bagi pergerakan dan kebangkitan Islam dalam meruntuhkan rezim thagut bahkan mereka dengan kaidah-kaidah yang mereka punyai seperti “kebenaran bersama penguasa”, “melawan penguasa adalah kefasikan”, mereka juga menyatakan adalah kewajiban untuk taat kepada penguasa meskipun itu seperti Husni Mubarak, Qhadafi, Ali Khalifah, Ali Saud maupun rezim thagut-thagut yang lain. Mereka (kaum Wahabi) bahkan melecehkan para pemuda yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi keruntuhan rezim, mereka menyebut aksi-aksi protes dan demonstrasi menentang kezaliman penguasa adalah tasyabbuh kepada kaum kuffar dan haram hukumnya.
Karenanya berkenaan dengan semua pengkhianatan kaum Wahabi atas umat Islam tersebut kami mengajukan sebuah pertanyaan, mengapa kita semua berdiam belaka? Mengapa kita membiarkan Al Qaedah dan Thaliban yang mendapat dukungan Negara-negara Barat bebas merajalela di Negara-negara muslim untuk melakukan kerusakan dan menebar kekerasan.
Kami juga bertanya kepada ulama-ulama Islam seluruh dunia, sampai kapan kalian berdiam diri melihat kerusakan yang semakin merajalela yang ditimbulkan kelompok Wahabi? Apakah tumpahnya darah orang-orang yang tak berdosa oleh aksi-aksi teroris yang didukung oleh fatwa-fatwa ulama Wahabi serta sokongan material dari raja-raja Arab adalah dosa dan maksiat kecil saja? Apakah pengrusakan dan pemusnahan situs-situs bersejarah Islam tersebut hanyalah musibah yang tidak ada artinya? Apakah pembakaran kitab-kitab klasik dan peninggalan kaum terdahulu hanyalah kerusakan kecil saja? Apakah –nauzubillah- suatu waktu Salafyun di Indonesia, Pakistan dan Irak melakukan pembunuhan massal dan darah mereka yang tertumpah sampai membasahi Haramain kalian masih tetap berdiam juga? Dan jika pada akhirnya ulama mereka mengeluarkan fatwa penghancuran makam Nabi Muhammad saw apakah merekapun akan sukses melakukannya?
Kami juga menyampaikan pesan kami buat pemerintah dan alim ulama Indonesia: Dunia Timur adalah tempat bermukimnya pengikut-pengikut agama-agama dan berbagai mazhab. Sebuah kebanggaan sejak dulu bahwa masuknya Islam ke kawasan Asia Timur adalah melalui jalur perdamaian, persahabatan dan kekeluargaan bukan melalui kekerasan dan pemaksaan. Namun sangat disayangkan beberapa tahun terakhir Wahabi dan Salafyun datang tidak membawa hadiah bagi kawasan tersebut kecuali kekerasan dan kebencian mazhab.
Pemerintah Indonesia harus mengetahui bahwa peristiwa Sampang adalah bukti bagi penyimpangan kaum Wahabi yang jika dibiarkan maka sama halnya membuka ruang bagi mereka menjadikan Indonesia layaknya Pakistan yang tidak ada hari tanpa terror dan peledakan bom. Sampai saat ini kami menanti pemerintah Indonesia agar secepatnya memberikan hukuman tegas kepada para pelaku pembunuhan warga Syiah di Sampang, membebaskan tokoh Syiah yang tidak bersalah dari penjara dan sesegera mungkin warga Syiah Sampang untuk kembali kepada kampung halamannya dengan jaminan keamanan dan keselamatan bagi mereka. Warga Syiah adalah warga minoritas di Indonesia sebagaimana warga minoritas lainnya yang tetap memiliki hak-hak kewarganegaraan untuk menjalankan peribadatan dan menyelenggarakan upacara-upacara mazhab mereka.
Terakhir, Majma Jahani Ahlul Bait as menyatakan kecaman keras atas terjadinya peristiwa pembunuhan kaum muslimin di Pakistan, Indonesia, Irak dan Libya begitupun aksi pengrusakan tempat-tempat suci di Suriah dan bagian utara Afrika dan berharap perhatian penuh dari seluruh kaum muslimin dan masyarakat agama sedunia.
Mengeluarkan kecaman ataupun pernyataan sikap tidaklah cukup. Harus ada kinerja signifikan secepatnya untuk mengakhiri semua pengkhianatan dan aksi-aksi yang mencoreng nama baik Islam dan umat Islam.
Majma Jahani Ahlul Bait as 11 Syawal 1433 H
*****
Kembali Kepada Al Quran dan Ahlul Bait.
Islam adalah keduanya (Al Quran dan Ahlul Bait) yang tidak akan terpisah hingga akhir zaman, hingga kehadiran Ahlul Bait Rasulullah yang terakhir, Imam Mahdi afs yang dinanti-natikan. Ahlul Bait adalah madrasah yang paling komplit yang mengandung berbagai khazanah ke- Islaman. Madrasah ini telah terbukti menghasilkan kader-kader yang mumpuni dan telah mempersembahkan karya-karya cemerlang bagi kehidupan umat manusia.
Sepanjang sejarah perjalanan umat manusia, polemik dan perbedaan pendapat telah menjadi keniscayaan tersendiri yang tak terelakkan. Adanya paradigma (cara pandang) yang berbeda pada umat manusia adalah konklusi dari dua jalan (kebajikan dan kejahatan) yang telah diilhamkan Allah SWT dalam diri setiap manusia (baca Qs. 90:10).
Oleh karenanya, keberadaan tolok ukur kebenaran yang menjadi rujukan semua pihak adalah suatu keniscayaan pula, yang eksistensinya bagian dari hikmah Ilahi. Allah SWT telah menurunkan kitab pedoman yang merupakan tolok ukur kebenaran dan menjadi penengah untuk menyelesaikan berbagai hal yang diperselisihkan umat manusia.
Allah SWT berfirman: “Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para Nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (Qs. Al-Baqarah : 213).
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia tanpa bimbingan dan petunjuk Ilahi akan berpecah belah dan bergolong-golongan. Penggalan selanjutnya pada ayat yang sama menjelaskan pula, bahwa kedengkian dan memperturutkan hawa nafsulah yang menyebabkan manusia terlibat dalam perselisihan dan perpecahan.
Kebijaksanaan Ilahilah yang kemudian menurunkan sang Penengah (para nabi as) yang membawa kitab-kitab yang menerangi. Kitab-kitab Ilahiah terutama Al Quran memberikan petunjuk dan arahan yang jelas tentang kebenaran yang seharusnya ditempuh umat manusia.
Namun hawa nafsu, kedengkian, kedurhakaan dan juga kebodohan telah menjerumuskan manusia jauh berpaling dari mata air jernih kebenaran.
Puluhan ribu nabi telah diutus sepanjang sejarah hidup manusia di segala penjuru dunia. Umat Islam meyakini mata rantai kenabian bermula dari Nabi Adam as dan berakhir di tangan Muhammad SAW dan tidak ada lagi nabi sesudahnya.
Ditutupnya kenabian hanya bisa sesuai dengan hikmah dan falsafah diutusnya para nabi bila syariat samawi yang terakhir tersebut memenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, di setiap masa dan di setiap tempat. Al Quran sebagai kitab samawi terakhir telah dijamin oleh Allah SWT keabadian dan keutuhannya dari berbagai penyimpangan hingga akhir masa.
Akan tetapi secara zahir Al Quran tidak menjelaskan hukum-hukum dan ajaran Islam secara mendetail. Oleh karenanya penjelasan perincian hukum menjadi tanggung jawab nabi untuk menerangkannya kepada seluruh umatnya.
Sewaktu Nabi Muhammad SAW masih hidup tanggung jawab itu berada dipundaknya. Karena itu hadits-hadits Nabi Muhammad SAW menjadi hujah dan sumber autentik ajaran Islam. Namun apakah semasa hidupnya, Rasulullah SAW telah menjelaskan seluruh hukum dan syariat Islam kepada seluruh umat?
Kalau tidak semua, siapa yang bertanggung jawab untuk menjelaskannya? Siapa pula yang bertanggung jawab menengahi silang sengketa sekiranya terjadi penafsiran yang berbeda tentang ayat-ayat Al Quran dalam tubuh umat Islam?
Saya sulit menerima jika dikatakan tanggung jawab penjelasan syariat Islam pasca Rasul jatuh ke tangan para sahabat. Sementara untuk contoh sederhana sahabat sendiri berbeda pendapat bagaimana cara Rasululullah melakukan wudhu dan salat yang benar, padahal Rasul mempraktikkan wudhu dan salat bertahun-tahun di hadapan mereka.
Untuk persoalan wudhu saja mereka menukilkan pendapat yang berbeda-beda, karenanya pada masalah yang lebih rumit sangat mungkin terjadi penukilan yang keliru. Ataupun tanggung jawab penafsiran Al Quran jatuh kepada keempat imam mazhab yang untuk sekadar menafsirkan apa yang dimaksud debu pada surah Al-Maidah ayat 6 saja sulit menemukan kesepakatan.
Kata mazhab Syafi’i debu meliputi pasir dan tanah, tanah saja kata Hanbali; tanah, pasir, batuan, salju dan logam kata Maliki; tanah, pasir dan batuan kata Hanafi (al-Mughniyah, 1960; Al-Jaziri, 1986).
Petunjuk Umat
Islam hanya dapat ditawarkan sebagai agama yang sempurna, yang dapat memenuhi segala kebutuhan manusia jika di dalam agama itu sendiri tidak terdapat perselisihan dan perpecahan. Karenanya, hikmah Ilahi meniscayakan adanya orang-orang yang memiliki kriteria seperti yang dimiliki Nabi Muhammad SAW untuk memberikan bimbingan kepada umat manusia di setiap masa tentunya selain syariat.
Ilmu yang mereka miliki tidak terbatas dengan apa yang pernah disampaikan Nabi Muhammad SAW (sebagaimana maklum Nabi tidak sempat menjelaskan semua tentang syariat Islam) namun juga memiliki potensi mendapatkan ilmu langsung dari Allah SWT ataupun melalui perantara sebagaimana ilham yang diterima Siti Maryam dan ibu nabi Musa as (Lihat Qs. Ali-Imran : 42, Thaha:38).
Mereka menguasai ilmu Al Quran sebagaimana penguasaan nabi Muhammad SAW sehingga ucapan-ucapan merekapun merupakan hujjah dan sumber autentik ajaran Islam. Masalah ini berkaitan dengan Al Quran sebagai mukjizat, berkaitan dengan kedalaman dan ketinggian Al Quran, sehingga hukumnya membutuhkan penafsir dan pengulas.
Al Quran adalah petunjuk untuk seluruh ummat manusia sampai akhir zaman karenanya akan selalu berlaku dan akan selalu ada yang akan menjelaskannya sesuai dengan pengetahuan Ilahi. “Sungguh, Kami telah mendatangkan kitab (Al Quran) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-A’raf :52).
Pada ayat lain, Allah SWT berfirman, “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. ” (Qs. An-Nahl : 64).
Dengan pemahaman seperti ini maka jelaslah maksud dari penggalan hadits Rasulullah, Kutinggalkan bagi kalian dua hal yang berharga, Al Quran dan Ahlul Baitku. (HR Muslim). Bahwa keduanya Al Quran dan Ahlul Bait adalah dua hal yang tak terpisahkan hingga hari kiamat, memisahkan satu sama lain akibatnya adalah kesesatan dan di luar dari koridor ajaran Islam itu sendiri
Penyimpangan
Rasul menyebut keduanya (Al Quran dan Ahlul Baitnya) sebagai Tsaqalain yakni sesuatu yang sangat berharga. Keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Penerus nabi adalah orang-orang yang tahu interpretasi ayat-ayat Al Quran sesuai dengan makna sejatinya, sesuai dengan karakter esensial Islam, sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT.
Rasulullah menjamin bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh dan berpegang pada kedua tsaqal ini, maka tidak akan pernah mengalami kesesatan. Kemunduran dan penyimpangan kaum Muslimin terjadi ketika mencoba memisahkan kedua tsaqal ini.
Islam adalah keduanya (Al Quran dan Ahlul Bait) yang tidak akan terpisah hingga akhir zaman, hingga kehadiran Ahlul Bait Rasulullah yang terakhir, Imam Mahdi afs yang dinanti-natikan. Ahlul Bait adalah madrasah yang paling komplit yang mengandung berbagai khazanah ke- Islaman. Madrasah ini telah terbukti menghasilkan kader-kader yang mumpuni dan telah mempersembahkan karya-karya cemerlang bagi kehidupan umat manusia.
Imam Ja’far Shadiq (fiqh), Jalaluddin Rumi (tasawuf), Ibnu Sina (kedokteran), Mullah Sadra (Filsafat), Allamah Taba’tabai (tafsir) dan Imam Khomeini (politik), sebagian kecil orang-orang besar yang terlahir dari madrasah ini.
Post a Comment
mohon gunakan email