Pesan Rahbar

Home » » Virus K-Pop dan Kelemahan Ulama Sunni (Sunni Berkedok Wahabi)

Virus K-Pop dan Kelemahan Ulama Sunni (Sunni Berkedok Wahabi)

Written By Unknown on Tuesday 12 August 2014 | 21:45:00


Virus K-Pop dan Dekonstruksi Aqidah

Ulama Sunni indonesia begitu lemah… Syi’ah ingin memperbaikinya.

HADIRNYA artis Korea (K-POP) dalam blantika hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagaian besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari sinetron, lagu, bahkan pakian dengan aksisorisnya menjadi kiblat bagi mereka yang mengidolakan.

Sejumlah remaja sunni kini menggandrungi dan cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironis, karena saking inginnya untuk perfect dalam berbahasa Korea, seorang gadis fans berat Korean Style dari Inggris benama Rhiannon Brooksbank-Jones mengoprasi lidahnya.

Pendidikan merupakan infestasi yang paling berharga. Dengan pendidikan yang terrencana serta tersusun dengan baik maka akan menghasilkan output yang baik pula. Titik kritisi pada transformasi pendidikan di era modernisasi ” Penerapan nilai-nilai pendidikan di tanah air lebih cenderung membentuk alur berpikir, akan tetapi dalam penerapan pada aspek aktifitas jauh dari nilai-nilai keilmuan yang seharusnya (tataran implementasi).

Siswa hanya tahu tentang teori ilmu, tetapi dalam penerapannya jauh dari yang di harapkan. Alhasil, muncullah saat ini para pemimpin yang berilmu akan tetapi tidak mengaktualisasikan dan memberi kemanfaatan atas ilmunya tersebut. Maka, banyak saat ini kasus-kasus korupsi, bahkan penyalagunaan amanah sebagai terobosan dalam mencari kesenangan dunia yang sementara. Komentator : Kata kunci utama dari tulisan ilmiah ini yakni. Pentingnya pendidikan Islam pada anak-anak usia dini maupun dewasa, agar moralitas dan akhlah dapat terbentuk dengan baik sesuai dengan nilai-nilai Islam. Karena pada hakekatnya ilmu merupakan infestasi yang paling berharga di duni dan akhirat.

“Jika kita cermati secara seksama, kondisi umum pemuda hari ini yang cenderung pragmatis-hedonis tidak lain dan tidak bukan karena jarak yang sangat jauh antara jiwa, pikiran dan hati mereka terhadap al-Qur’an yang mengajarkan keluhuran akhlak dan budi. Hal itu menjadikan mereka asing dengan masjid, kebaikan, dan tentu dengan ilmu.” … saatnya… bring come back alive.

Tidak saja di Indonesia, ternyata virus demam artis korea dengan K-Pop-nya telah menjalar ke Negara Eropa. Sebuah media baru-baru ini memuat kesuksesan artis Korea terlebih dalam dunia tarik suara, tidak saja membooming di Asia, namun sudah menembus di Eropa. Hal ini terbukti dengan suksesnya konser lima band asal Korea Selatan di Le Zenith de Paris Concert Hall, Paris, Prancis yang digelar 10 Juni lalu.

Bicara tentang keberhasilan dunia intertainment Korea, tentunya yang dimaksud adalah Korea selatan yang pro dengan gaya hidup Barat (Amerika). Tentulah tidak mengherankan jika yang mencuat, dan sedang naik daun dalam dunia intertainment adalah Korea Selatan, bukan Korea Utara. Karena media Barat sangat berjasa dalam memboomingkan artis-artis Negeri Ginseng tersebut.

Bukan tanpa maksud para awak media Barat dengan kroni-kroninya menskenario popularitas artis Korea dengan K-Pop, sinetron dan fashionnya. Tidak ada makan siang geratis bagi Barat dalam setiap memberikan bantuan jasa kepada negara lain. Ada misi tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan bagi peradaban Barat dan Amerika pada khususnya. Penulis tidak bermaksud membahas keuntungan apa yang diperoleh Barat terhadap Gelombang Korean Style, namun lebih menfokuskan kepada bahaya apa yang dibawa fenomena idolasisasi ini.


Produk Hegemoni Barat

Ustad Husain Ardilla mengatakan, maraknya idolasisasi terhadap hiburan inport (dalam hal ini Korea), merupakan sebuah bukti bahwa betapa kuat arus globalisasi dalam bidang hiburan, yang mana globalisasi mengarah pada “imperialisme Budaya” Barat terhadap budaya lain.

Inilah yang kemudian disebut dengan hegemoni Barat. Hegemoni adalah mengendalikan negara bawahannya melalui imperialisme budaya, misalnya bahasa (lingua franca penguasa) dan birokrasi (sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan), untuk memformalkan dominasinya. Hal ini membuat kekuasaan tidak bergantung pada seseorang, melainkan pada aturan tindakan.

Menurut Antonio Gramsci bahwa dominasi Barat terhadap budaya di negara-negara berkembang, bertujuan untuk memaksa negara berkembang agar terpaksa mengadopsi budaya Barat. Sedangkan bagi Dr Adian, salah satu misi dari hegemoni Barat terutama Amerika ialah mengekspor moderintas dan memprogandakan konsumerisme.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan hegemoni Barat terhadap bangsa lain adalah untuk melanggenkan dominasi peradabannya.


Dekonstruksi Aqidah

Demam Korean style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat Islam. Hal ini disebabkan Korean style, selain mencemari tradisi budaya Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan mendonstruksi prinsip-prinsip dalam Agama.

Korean style sebagai produk globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan, telah mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam model busananya, menggeser polapikir para penikmatnya. Hal itu kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.

Tengok saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu diup -date. Bahkan Minuman Wine (bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan menyehatkan meski agak memabukkan.

Jika dikaji dalam perspektif hukum Islam, gelombang Korean Style tidak saja bisa mengikis akhlak umat Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai artis ideola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku sehari-harinya menyebabkan seorang muslim menjadi munafik atau keluar dari akhlak Islam.

Sebuah peringatan keras dalam al-Qur’an bagi mereka yang menjadikan idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik. Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”

Yang dimaksud dengan lafadz “auliya’” itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim, bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin menjadi munafiq.

Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat. Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).

Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa’ 144, Allah melarang orang-orang beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (QS: Al-Nisaa’. 144).

Ternyata virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele, sebatas gandrung menikmati musik dan sinetronya semata. Disamping produk hegemoni Barat, lebih dari itu, gelombang Korean style telah membawah problem yang serius bagi umat Islam, problem yang menyebabkan dekadensi akhlak dan dekonstruksi aqidah alias rusaknya akidah.

Karenanya, segenap kaum Muslimin, mari kita rapatkan barisan, guna membentengi umat dari serangan virus yang lahir dari globalisasi-modernisasi Barat. Yang tanpa sadar, keberedaannya dapat menghapus nilai-nilai ajaran agama. Serta memalingkan pengikutnya dan tidak akan kembali. Bak anak panah, ia terlepar dari gendewanya.


Solusi Problem Pemuda versi syi’ah

Pendidikan Islam sudah seharusnya menemukan jati dirinya. Sebuah pendidikan yang mampu mempersiapkan hadirnya generasi unggul yang siap melanjutkan estafet perjuangan menegakkan kebenaran.

Jika kita cermati secara seksama, kondisi umum pemuda hari ini yang cenderung pragmatis-hedonis tidak lain dan tidak bukan karena jarak yang sangat jauh antara jiwa, pikiran dan hati mereka terhadap al-Qur’an yang mengajarkan keluhuran akhlak dan budi. Hal itu menjadikan mereka asing dengan masjid, kebaikan, dan tentu dengan ilmu.


Apa yang ada pada mayoritas pemuda hari ini tidak lebih dari hanya sebuah skill teknis semata

Mereka masih jauh dari budaya berpikir dan berkarya secara hakiki. Sekolah tidak lain hanya menjadi tempat pelarian sementara untuk menutupi kemalasan mereka dalam hidup. Hal ini bisa dibuktikan dengan maraknya pemuda dan pelajar yang terjerat kasus narkoba, pergaulan bebas, dan beragam bentuk kriminalitas lainnya.

Reformasi pendidikan Islam dengan kembali menjadikan al-Qur’an sebagai basis dan orientasi pendidikan tanah air dipastikan akan memberikan satu jawaban konkrit atas krisis yang melanda negeri ini. Logikanya sederhana, jika di masa lalu bisa diwujudkan mengapa sekarang tidak!*

Wallahu ‘a’lam bi shawwab.*
*****


Salafi Wahabi menuding Ketua Umum NU Said Aqil Terjangkit Virus Sesat !!! Na’udzubillah neo khawarij serang NU !!

Wahabi kian dahsyat hancurkan NU dengan kedok gerakan anti syi’ah

Mereka menyatakan diri anti syi’ah agar dianggap sebagai ahlusunnah, padahal targetnya juga menghancurkan N.U.

Lihatlah pengajian pengajian wahabi yang melaknat NU sebagai ahlul bid’ah.

Wahabi Datang, Badai Menyerang Indonesia !

Radikalisme anti N.U dan Teroris ajaran wahabi.



Bismillahirrahmaanirrahiim

Sejak awal saya percaya bahwa wahabi akan celaka; sungguh-sungguh akan celaka. Mengapa ada asumsi seperti itu? Apakah ada dendam, dengki, atau benci ke wahabi ? Apakah hal itu berdasarkan kalkulasi politik, hitung-hitungan mekanisme pencitraan publik, atau analisis media? Apakah berdasarkan wangsit, mimpi, ilham, dan sejenisnya?

Bukan, bukan sama sekali. Dasarnya adalah hukum keadilan itu sendiri. Dalam Surat Ar Rahmaan, Allah Ta’ala mengatakan: “Wa wadha-al mizan, allaa tath-ghau fil mizan, wa aqimul wazna bil qisthi, wa laa tuqshirul mizan” (Dia -Allah- telah meletakkan mizan keadilan, maka janganlah melampaui mizan itu, dan tunaikanlah timbangan secara adil, jangan mengurangi dalam timbangan). Ayat-ayat ini sangat menekankan, betapa dalam kehidupan ini Allah sudah meletakkan mizan keadilan, maka setiap insan dilarang melampaui mizan tersebut. Kalau melampauinya, berarti ia telah berbuat kezhaliman. Dalam hadits, Nabi Shallallah ‘Alaihi Wasallam bersabba: “Ittaquu zhulma fa innaz zhulma zhulumatin fil akhirah” (takutlah akan kezhaliman, sebab kezhaliman itu adalah kegelapan di Akhirat nanti).

Said Aqil Siradj telah banyak berbuat keadilan, khususnya ketika dia baru datang dari Arab Saudi, setelah menyelesaikan studi doktornya. Baru juga sampai di Indonesia, Said sudah berkata: “Inni tubtu min Wahabi” (aku bertaubat dari Wahabi). Dalam masa 14 mendapat beasiswa di Ummul Qura Makkah, Said Aqil begitu segut (gembul) dalam makan-minum, menikmati uang saku, mendapat penginapan, fasilitas, transportasi, dan segalanya yang dibutuhkan. Bahkan 4 orang anak-anak Said, lahir di Makkah namun beliau mendadak “bertaubat” dari Wahabi KARENA MENGETAHUi BAHWA WAHABi ADALAH SEKTE PENDUKUNG DAJJAL.

Bukan hanya soal taubat dari Wahabi, Said Aqil juga mulai memahami Syiah (Iran) dalam rangka “memerangi teroris”. Said tak segan-segan mulai membela simbol dan ajaran Syiah. Dia bahkan menjadi sponsor utama terbitnya “Trilogi Idahram” yang isinya amat-sangat membongkar kebejatan dakwah Wahabi . Permusuhan Said tidak tanggung-tanggung, dia mengklaim bahwa Wahabi adalah musuh negara, karena kebanyakan “teroris” berpaham Wahabi. Itu menurut klaim dia. Hingga di majalah Tempo, secara terang-terangan Said mengaku diri sebagai penganut Syiah.

Disini kita lihat betapakeadilan yang sudah dilakukan oleh KH.Said ini. Obsesi Said, dia berharap agar kaum teroris diperangi di Indonesia, seperti Densus88 memberantas para terduga teroris selama ini.

Nah, alasan-alasan itulah yang membuat wahabi kini jatuh dalam bencana dan kecelakaan perih. Tidak ada tempat lari baginya, meski harus ke ujung dunia sekalipun. Mengapa? Sebab dalam diri dan kehidupan wahabi sudah tertanam paham dajjal. Kebaikan-kebaikan yang pernah diterima wahabi dari N.U akan menjadi “kanker” yang akhirnya menyerang dirinya sendiri, dari segala arah, dengan tiada satu pun mampu mencegah. Wahabi mampu datang ke indonesia karena lewat jasa baik manusia lain (N.U).

Selain itu, kecelakaan besar yang diterima wahabi adalah gelombang Tsunami yang menimpa kaum wahabi di Indonesia saat ini. Sepanjang sejarah Nusantara, belum pernah wahabi mendapat perlawanan sangat besar, dari segala penjuru, dan sangat telak; kecuali saat ini. Ajaran-ajaran sesat wahabi benar-benar dikuliti sampai ke akar-akarnya. Kelicikan, konspirasi, kebejatan, kezhaliman, kebohongan, serta kehinaan mereka; walhamdulillah, berhasil disampaikan kepada Ummat Islam, seterang-terangnya. Hingga semua ini menyadarkan kaum Muslimin, sehingga ada upaya N.U untuk segera mengeluarkan fatwa sesat bagi wahabi

Semua itu adalah akibat dari perbuatan-perbuatan provokasi wahabi yang sangat nafsu dalam menyerang dakwah ahlulbait, tanpa ampun. Kalau dai-dai N.U semula selalu menampilkan diri dengan pembawaan lembut, penuh perhitungan, dan bersikap “cinta damai”; maka wahabi muncul dengan sikap arogan, bledag-bledug, memfitnah, menyerang, dan seterusnya.

Bersama sekumpulan anak-anak muda wahabi yang sudah kenyang “memperkosa TKW dan ngesek di Puncak Bogor” wahabi melakukan gerakan politik tersendiri. Sepertinya wahabi ingin menjadi imam islam untuk kawasan Asia Tenggara. Itu kan “jabatan menggiurkan”… Ya kan SETAN NEJED ? Namun karena wahabi terlalu nafsu, sehingga melakukan serangan-serangan tidak kira-kira. Akibatnya, kini wahabi menjadi sakit; dia terhimpit dimana-mana; dicurigai dimana-mana; bahkan mengalami penolakan-penolakan dari ulama-ulama senior NU.

wahabi…wahabi… engkau lupa, bahwa setiap hujatanmu kepada ahlulbait; semua itu akan kembali menjadi LAKNAT bagi dirimu sendiri. Mengapa wahai wahabi ? Sebab terlalu banyak jasa-jasa baik orang yang kamu musuhi, kini semua jasa itu bersarang dalam tubuhmu, sejak dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setiap laknatmu wahai wahabi, akan kembali ke dirimu sendiri.

Harapan yang bisa disampaikan, ialah agar Ummat benar-benar sadar, bahwa: Setiap kezhaliman itu akan berbalas kecelakaan bagi para pelakunya. Innallaha laa yuhibbuz zhalimin (sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang zhalim).

Tokoh Syi’ah yang juga pimpinan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus menyebut nama-nama tokoh Islam dari kalangan Sunni yang tidak mengkafirkan Syiah, dan tidak pernah ada masalah dengan Syiah. , Sebut saja seperti KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), KH. Sholahuddin Wahid (tokoh NU), Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhamadiyah), Habib Rizieq Shihab (Ketua Umum FPI), Jos Rizal (MER-C). (lihat voaislam.com, Kamis, 30 Aug 2012).

wahabi…wahabi…semakin lama engkau semakin sakit…

Al faqir ila Rahmatillah

(Ustad Husain Ardilla).

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: