Pesan Rahbar

Home » » Kisah Cinta Sunni-Syiah Romoe-Juliet Afghanistan

Kisah Cinta Sunni-Syiah Romoe-Juliet Afghanistan

Written By Unknown on Wednesday, 3 September 2014 | 19:36:00

Ali dan Zakia. – foto: Daily Mail

Kabul – Ini kisah pasangan asal Afghanistan, Mohammad Ali (21) dan Zakia (18). Pasangan ini disebut-sebut sebagai “Romeo dan Juliet Afghanistan”, karena lika-liku perjalanan cinta mereka yang sungguh mengharukan. Mereka terlunta-lunta tanpa restu orangtua. Bahkan diancam akan dibunuh karena berbeda faham.

Menurut laman Daily Mail, Selasa 12 Agustus 2014, pasangan ini sejak kecil dibesarkan di sebuah peternakan. Orangtua keduanya saling bertetangga. Namun, dua keluarga itu beda faham. Keluarga Zakia dari etnis Tajik dan menganut Sunni. Sementara keluarga Ali dari etnis Hazara dan menganut Syiah.

Perbedaan itulah yang menjadi pangkal cerita cinta terlarang ini. Keluarga Zakia merasa malu karena putri mereka menikah dengan seorang penganut Syiah. Ali sempat ditangkap dengan tuduhan kejahatan moral, tapi kemudian dilepaskan. Keluarga Zakia bahkan sampai mengancam akan membunuh pasangan ini.
Karena ancaman itulah, Zakia dan Ali terpaksa kawin lari. Mereka kabur dari rumah keluarga Zakia dan bersembunyi. Usia pernikahan mereka memang sudah empat tahun. Namun keduanya tak berani kembali ke rumah karena takut ancaman pembunuhan itu terjadi.

Selama empat tahun itu pula, Zakia dan Ali terus berpindah. Dari rumah satu teman ke teman lainnya. Bahkan dari satu gua ke gua lainnya. Bulan madu pun harus mereka lakukan di dalam kondisi memprihatinkan, di alam bebas, beralaskan batu-batu gua yang keras dan kasar.

Ali dan Zakia. (foto: Daily Mail)

Meski hidup dalam keprihatinan selama menikah, pasangan ini tetap setia. Cobaan teramat berat itu tak menggoyahkan hati mereka. Ali tetap mencintai Zakia. Demikian sebaliknya, Zakia tetap menghormati Ali sebagai kepala keluarga.

Sekarang, pasangan ini tinggal bersama keluarga Ali. Semula, ayah Ali menentang pernikahan mereka, sama seperti keluarga Zakia. Namun ayah Ali kemudian sadar. “Saya menyaksikan penderitaan anak saya. Keluarga Zakia masih mengancam kami,” tutur ayah Ali.

Sementara, ayah Zakia tetap tak merestui pernikahan anaknya. Sang ayah tetap ingin anak perempuan itu dikembalikan ke keluarga. Ayah dan saudara-saudara Zakia bahkan dilaporkan terus berpatroli di sekitar rumah keluarga Ali.

Organisasi Hak Asasi manusia (HAM) setempat mengatakan, nasib pasangan ini menggambarkan betapa banyaknya kesalahan interpretasi terhadap hukum moral dan sosial di Afghanistan.

Organisasi ini mencatat, 95 persen perempuan Afghanistan dipenjara gara-gara kejahatan moral, seperti lari dari rumah atau melakukan hubungan seks di luar pernikahan.

(Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: