Pesan Rahbar

Home » , , » Maqtal Imam al Husein alaihi salam

Maqtal Imam al Husein alaihi salam

Written By Unknown on Saturday, 25 October 2014 | 20:24:00


بسم الله الرحمن الرحيم

اللهّم صلّى على محمد و آل محمد


“ Duhai yang TERKASIH…begitu banyak yang telah terjadi dalam sejarah hidup ini..bahkan kami nyaris tidak mengetahuinya..bukan kami tidak mau tahu..tapi kami tidak pernah di beri tahu…mereka mengatakan dengan alasan, untuk apa sejarah itu di ceritakan..sejarah yang penuh kelam…tapi..kini ENGKAU telah membuka untuk kami pelajari sebagai pelajaran hidup kami..dan agar bisa membedakan mana yang sepantasnya kami cintai, hormati dan junjungi. Duhai yang MEMEGANG kendali dunia ini dan nyawa ku yang berada di genggaman-NYA…aku bersimpuh pada-MU, mengharap belas kasih-MU, keridhoan-MU….bangkitkan kami kelak bersama orang2 yang ENGKAU dan Rasul-MU cintai. Sholawat dan salam selalu semoga ENGKAU curahkan pada junjungan kami Nabi Muhammad Saww besarta Ahlu Bayt dan zuriyyatnya. Sholawat dan salam yang abadi dari MU untuk mereka….jadikan air mata yang keluar pada saat kami membaca sejarah ini sebagai symbol kecintaan kami pada mereka ya ROBBY…hidupkan dan matikan di atas sunnah mereka.Ya Husein…ya Husein….ya Husein…kerinduanku kecintaanku….seakan kini tidak terbendung lagi…sambutlah tangan ini…rengkuhlah jiwa ini…duhai pemuda pemuka surga…semoga kelak kita bertemu..dan aku akan bersaksi di hadapan ALLAH atas dirimu…. “



Kini, tibalah giliran kepala-kepala suci syuhada Karbala…

Umar bin Sa'ad memerintahkan setiap kabilah memotong kepala-kepala syuhada Karbala yang akan dipersembahkan kepada Ubaidillah bin Ziyad dengan harapan hadiah darinya. Maka, bersiaplah suku Kindah bersama panglima Qais bin Asy'ats dengan 13 potong kepala, suku Hawazin bersama tentara Syimir dengan 13 potong kepala, suku Tamim dengan 7 potong kepala, bani As'ad dengan 16 potong kepala, dan pasukan lainnya dengan sisa kepala syuhada Karbala lainnya.

Padang Karbala memerah karena Qasim bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib telah tersungkur. Muslim bin Awsajah telah berhias diri dengan tombak dan luka yang menganga lantaran pedang. Al-Hur telah gugur. Habib bin Madhahir, yang memiliki keistimewaan selalu melaksanakan shalat Subuh dengan wudu shalat Isyanya selama 40 tahun berturut-turut, telah berlumur darah. Kedua tangan Abul Fadl Abbas telah terpisah dari jasadnya. Abdullah bin Husain tak lagi menangis karena menahan haus. Keluarga dan pengikut setia al-Husain telah melepas rindu, bertemu Rasulullah saww. Mereka telah disambut oleh senyum al-Zahra. Sementara al-Husain, yang tentangnya telah dipesankan datuknya, Rasulullah saww,

“Wahai manusia, inilah Husain bin Ali, kenali dan muliakan dia! Ya Allah, kutitipkan dia pada-Mu.”

Kini telah tersungkur lantaran tusukan tombak, panah, dan pedang (menurut riwayat, bekas luka dan memar di jasad suci al-Husain tak kurang dari 6.666 tanda; sejumlah bilangan ayat-ayat suci al-Quran). Dan kepala suci al-Husain kini telah terpisah dari jasadnya. Beginilah al-Husain, titipan kenabian dan amanah risalah bagi umatnya, bahkan yang tak sezaman dengannya. Dan Rasul saww pun telah menitipkannya kepada kita...

Yang terdengar saat itu hanyalah isak tangis Sukainah, Atikah, dan Ummu Kultsum, juga ratap tangis para yatim dan janda-janda Ahlul Bait. Yang tampak hanyalah jasad-jasad yang berserak tanpa kepala; tak dimandikan, tak dikafankan, dan tak dikuburkan.

Setelah tragedi maha agung itu berakhir pada terbunuhnya al-Husain dan para pahlawan Karbala, keluarlah Zainab dari kemahnya; bak ksatria yang akan berlaga di medan perang. Sorot mata Zainab menyapu jasad-jasad itu; mencari jasad abangnya, al-Husain, tanpa peduli pada barisan tentara musuh yang bersenjata. Dan pandangannya pun berhenti pada jasad kakaknya, al-Husain, yang tercabik-cabik oleh pedang dan injakan kaki-kaki kuda. Selang beberapa saat, Zainab tertegun. Kemudian, dia menatap langit dan berdoa dengan pedih:

“Ya Allah, terimalah persembahan kurban ini dari kami…Wa Muhammadah…. Inilah al-Husain yang terkubur di Padang Karbala. Semoga langit menindas bumi, semoga gunung roboh dan meratakannya… Inilah al-Husain yang berlumur darah, tercabik-cabik tubuhnya, sementara putri-putri Rasul-Mu menjadi tawanan.”

Inilah tempat yang akan menjadi saksi di akhirat nanti, yang kan diadili Allah Swt."

Setelah Aba Abdillah al-Husain terbunuh, pasukan Ibnu Ziyad langsung menuju wanita-wanita dan kehormatan-kehormatan al-Husain. Musuh-musuh Allah itu merampas semua yang ada di kemah putri-putri Rasul saww. Mereka membakarnya; berlomba-lomba menghancurkan kesucian Rasulullah saww. Maka, berlarianlah putri-putri al-Zahra, sambil menangis dan menjerit...

Wa Husainah….! Pasukan Ibnu Ziyad merampas semua anting-anting dan gelang. Bahkan seorang laki-laki pasukan Ibnu Ziyad menarik kedua anting-anting Ummu Kulstum dengan paksa, sehingga robeklah kedua telinga Ummu Kultsum. Seorang yang lain mendekati Fathimah, putri al-Husain. Maka lepaslah anting-antingnya. Laki-laki itu lantas menangis. Fathimah bertanya kepadanya, "Kenapa engkau menangis?"

"Bagaimana tidak menangis, sementara aku telah menawan dan merampas anting-anting putri Rasulullah …" jawab lelaki itu.

Fathimah kemudian berkata, "Kalau begitu, kembalikan padaku!"
Laki-laki itu menjawab, "Aku takut orang lain mengambilnya…"

Putri-putri Ali bin Abi Thalib menggigil ketakutan… Melihat semua itu, Zainab maju ke depan sambil mendekap Ummu Kultsum dan Atikah seraya berkata, "Belum cukupkah kekejaman kalian dengan meyatimkan gadis-gadis ini? Mengapa kalian merasa harus menyempurnakan kekejaman itu dengan membakar kemah-kemah kami dan merampas harta serta kehormatan kami?"

Maka, terdengarlah teriakan dari salah seorang pasukan yang tak punya nurani, "Beruntunglah kalian karena kami tak sampai membunuh kalian. Ketahuilah, hai para wanita! Yazid dan Ibnu Ziyad memerintahkan kami agar membasmi al-Husain beserta seluruh rombongannya, termasuk kalian para wanita!"

"Jika demikian, biarkan kami di sini mengurusi jasad al-Husain dan para pengikutnya," balas Zainab.

"Hai… kami akan menggiring kalian semua dan menancapkan kepala al-Husain di ujung tombak lalu menyerahkannya kepada Ubaidillah sebagai bukti, sebagaimana perintah gubernur sebelum kami meninggalkan Kufah!" jawab yang lain di antara pasukan musuh-musuh Allah itu.

Zainab lalu menengadahkan wajahnya ke langit seraya berdoa, "Ya Allah… gandakan kekuatan dan ketabahan kami, sebagai ganti al-Husain dan para pengikutnya."

Kemudian, tentara-tentara bayaran Ubaidillah bin Ziyad itu melihat Ali bin Husain al-Sajjad yang terbaring sakit. Terdengarlah teriakan salah seorang di antara mereka, "Hai teman-teman, masih ada anak-anak Husain yang masih hidup. Jangan sisakan mereka!"

Yang lain berkata, "Jangan tergesa-gesa membunuhnya; kita bawa dia kepada Amir Umar bin Sa'ad."

Syimir lalu mengeluarkan pedangnya dan hendak membunuh Ali bin Husain. Maka berkatalah Humaid bin Muslim kepada Syimir, "Sub-hânallâh, apakah engkau hendak membunuh anak kecil yang sedang sakit ini?"

Syimir menyergah, "Ibnu Ziyad memerintahkan kami membunuh semua anak al-Husain!"

Namun, Ibnu Sa'ad melarangnya, setelah mendengar Aqilah Zainab, putri Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, "Cukup! Jangan kalian membunuhnya hingga aku terbunuh…" Mendengar ucapan dan sorot mata tajam Zainab, mereka mengurungkan niatnya.

Musuh-musuh Allah itu tak puas sampai di situ. Tak puas merampas anting-anting dan gelang keluarga al-Husain, mereka keluarkan putri-putri Rasulullah saww dengan membakar kemah-kemahnya. Maka, berhamburanlah wanita-wanita itu, sambil menangis dan berteriak, "Demi Allah, tidakkah kalian membiarkan kami tanpa melewati jasad al-Husain?"

--

Salam alayka Ya Aba Qosim, Ya Rasulullah salallahu alaihi wa alihi wasalam..
Salam alayka Ya Amirul Mukminin Ali abna Thalibi alaihi salam..
Salam alayka Ya Sayidatina Wamaulatana Fatimata Zahra alaihi salam..
Salam alayka Ya Hasan Abna Ali al Mujtaba alaihi salam..
Salam alayka Ya Husein Abna Ali alaihi salam..
Salam alayka Ya Syahidu Shuhada.. Salam alayka Ya Aba Abdillah.
Salam alayka Ahlil Baythi…
Salam alayka Ya Hujjatullah
Salam alayka Ya Immamah Rohmah..
Setiap masa adalah As Syuro Setiap Bumi adalah Karbala
Bumi dan langit berduka, 7000 malaykat hadir dalam Majelis As Syuro..
Ini bulan Duka Rasul..
Ini bulan duka keluarga Rasul…
Salam alayka ya Aba Abdillah
Ya Robbi… mohon kumpulkan kami semua dalam barisan pecinta dan pengikut Ahlul Bayt RasulMu


اللهّم صلّى على محمد و آل محمد
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: