Pesan Rahbar

Home » , , , , » Muawiyah Membunuh Sahabat Nabi Hujr bin Adi

Muawiyah Membunuh Sahabat Nabi Hujr bin Adi

Written By Unknown on Monday 13 October 2014 | 19:21:00

Mari kita perhatikan petikan sebagai berikut:
_______________________
Muawiyah Membunuh Sahabat Nabi Hujr bin Adi.

Di antara salah satu penyimpangan yang dilakukan Muawiyah adalah perbuatannya yang membunuh salah seorang Sahabat Nabi yaitu Hujr bin Adiy Al Kindi RA. Hujr bin Adi adalah sahabat Nabi yang setia kepada Imam Ali AS, beliau bersama Imam Ali baik dalam perang Jamal maupun perang Shiffin. Para Ahli sejarah dan biografi rijal menyebutkan bahwa Hujr bin Adi dan para sahabatnya diperintahkan oleh Muawiyah untuk dieksekusi di desa Azra’ salah satu wilayah di Syam.

Ibnu Hajar menyebutkan biografi Hujr bin Adi dalam kitabnya Al Ishabah Fi Tamyiz As Shahabah 2/37 no 1631. Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya Al Isti’ab 1/329 dan Ibnu Atsir dalam Usud Al Ghabah 1/565 mengatakan bahwa Hujr bin Adi salah seorang sahabat Nabi yang utama. Ibnu Atsir berkata dalam biografi Hujr,

وشهد القادسية وكان من فضلاء الصحابة

Dia ikut dalam perang Qadisiyah dan dia salah seorang dari sahabat Nabi yang utama.
Selain itu Ibnu Atsir juga berkata tentang Hujr

فأنزل هو وأصحابه عذراء وهي قرية عند دمشق فأمر معاوية بقتلهم

Dia dan sahabatnya sampai di Adzra’ sebuah desa di Damasykus dan Muawiyah memerintahkan untuk membunuh mereka.

Al Hakim dalam Al Mustadrak 3/468 menuliskan Hujr dalam kitab Ma’rifat As Shahabah dengan judul:

ذكر مناقب حجر بن عدي رضى الله تعالى عنه

وهو راهب أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم

Keutamaan Hujr bin Adi Radiallahuta’ala anhu dan dia rahib sahabat Muhammad Shalallahualaihi wassalam.

Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam An Nubala 3/463 menyebutkan biografi Hujr bin Adi dan ia berkata “lahu sahabah” yang artinya dia seorang Sahabat Nabi SAW. Adz Dzahabi juga memasukkan nama Hujr bin Adi dalam kitabnya Tajrid Asma As Shahabah 1/123 no 1264 dan berkata Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam 4/33,

حجر بن عدي حجر الخير. له وفادة على النبي صلى الله عليه وسلم فأسلم

Hujr bin Adiy Hujr Al khayr dia utusan yang datang kepada Nabi SAW dan memeluk islam.

Khairuddin Az Zarkali dalam kitabnya Al ‘Alam 2/169 menyebutkan biografi Hujr bin Ady,

حجر بن عدي بن جبلة الكندي  ويسمى حجر الخير  صحابي شجاع  من المقدمين  وفد على رسول الله صلى الله عليه وسلم وشهد القادسية  ثم كان من أصحاب علي وشهد معه وقعتي الجمل وصفين

Hujr bin Ady bin Jabalah Al Kindi Hujr Al Khayr seorang Sahabat yang gagah berani dari golongan terdahulu. Dia utusan yang datang kepada Nabi SAW ikut dalam perang Qadisiyah dan dia juga sahabat Ali berada di sisinya pada saat perang  Jamal dan Shiffin.

Az Zarkali juga berkata:

فأمر معاوية بقتله في مرج عذراء ( من قرى دمشق ) مع أصحاب

Muawiyah memerintahkan membunuhnya di Azra’ (suatu desa di damasykus) bersama para sahabatnya.

Ibnu Qutaibah Al Dinawari dalam kitabnya Al Ma’arif hal 148 menyebutkan biografi Hujr bin Ady,

حجر بن عدي رضي الله تعالى عنه

هو الذي قتله معاوية ويكنى أبا عبد الرحمن وكان وفد إلى النبي صلى الله عليه وسلم وأسلم وشهد القادسية وشهد الجمل وصفين مع علي، فقتله معاوية بمرج غدراء مع عدة

Hujr bin Adiy Radiallahuta’ala anhu, dia dibunuh oleh Muawiyah. Kuniyahnya Abu Abdurrahman, dia seorang utusan yang datang kepada Nabi SAW dan memeluk islam. Ikut dalam perang Qadisiyah, mengikuti perang Jamal dan Shiffin bersama Ali, Muawiyah membunuhnya di Azra’ bersama beberapa sahabatnya. 
__________________________________

Sahabat Nabi SAW yang dipuji diakui syi’ah : Hujr bin Adi al Adbar. Hujr bin Adi al Adbar adalah seorang sahabat Rasulullah (saww) dan salah satu pengikut sejati Imam Ali (as). Muawiyah Laknatullah telah memerintahkan pengikutnya (Laknatullah untuk mereka) membunuh Hujr bin Adi al Adbar. Hujr merupakan salah seorang sahabat Rasulullah (saww) yang tidak terima jika Imam Ali (as) dihina dengan cara apapun. Ibn Ziyad Laknatullah menyarankan kepada Muawiyah Laknatullah untuk menangkap Hujr dan sahabat-sahabatnya. Saat perjalanan ke Damaskus, Muawiyah Lakanatullah memerintahkan agar mereka dibunuh.

Hujr ibn Adi.
Hujr ibn Adi (Arabicحجر بن عدي ‎) (d.660) was a supporter of Ali ibn Abi talib,
Aksi teror terhadap umat Islam dijalankan terhadap mereka yang tidak memberikan konsensus atas otoritas politis Muawiyah. Teror dilakukan secara terorganisir melalui jaringan aparatur pemerintahan dan pejabat-pejabat gubernur di beberapa wilayah kekuasaannya. Teror ini  dilakukan dengan cara intimidasi, pemenjaraan, pembunuhan hingga peperangan.
 
Sementara pembunuhan tanpa alasan yang sah, dalam Islam memang merupakan kejahatan fatal, sebagaimana dalam ayat QS: 5;32 oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan .seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu  sungguh sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
 
Seperti kebanyakan penguasa otoriter, maka dinasti muawiyah pun membutuhkan pemerintahan yang kuat. Untuk tujuan ini maka umat Islam dipaksa untuk mendukung, menyokong dan jika perlu memuja otoritas muawiyah. Disisi lain, terhadap rakyat dipaksa untuk membantu menyingkirkan, mendiskreditkan dan menjatuhkan siapapun yang mengganggu otoritas muawiyah. Dalam sejarah disebutkan bahwa telah terjadi propaganda anti Imam Ali as. Dengan melakukan penghujatan dalam tiap akhir mimbar jum’at di masjid-masjid dalam wilayah kekuasaan mu’awiyah.
 
Salah satu skandal pembunuhan tokoh penting – terhadap sahabat nabi yang sangat dihormati – adalah pembunuhan terhadap Hujr ibn Adi dan para pengikutnya. Latar belakang pembunuhan tersebut adalah suatu upaya untuk menyingkirkan pengaruh Imam Ali as. Dan pengikutnya (syi’ah Ali), agar “stabilitas” pemerintahan dapat terkendali. Metode represif dalam pengendalian stabilitas tersebut adalah untuk menciptakan ketakutan-ketakutan dan membungkam kelompok-kelompok oposisi.
 
Hujr bin Adi bin Jabalah Al-Kindi adalah seorang sahabat yang pemberani. Ia pernah menjadi utusan Rasulullah SAW. dan terjun dalam Perang Qadisiyah. Ia dibunuh bersama sahabat-sahabatnya pada tahun 51 H. (Al-‘Alam, II/169)Disebutkan ketika Hujr akan dibunuh, ia berkata, “Biarkanlah aku berwudhu.”.

Mereka menjawab, “Berwudhulah.”.

Kemudia ia berkata, “Biarkanlah aku melaksanakan shalat dua rakaat.” Maka ia pun melaksanakan shalat dua rakaat pendek. Kemudian ia berkata, “Sekiranya aku tidak khawatir mereka akan mengatakan bahwa aku cemas karena akan mati, niscaya aku akan memanjangkan kedua rakaat shalat tersebut.” Ia melanjutkan, “Kedua rakaat tersebut telah didahului banyak shalat.”Kemudian mereka menggiringnya utnuk dibunuh. Mereka telah menggali kubur dan menyiapkan kafan untuknya dan sahabat-sahabatnya. Kemudia dikatakan kepdanya, “Engkau telah berkata bahwa engkau tidak gentar.”.
 
Hujr menjawab, “Aku tidak akan gentar walaupun telah kulihat kubur yang telah tergali, kafan yang telah terbentang, dan pedang yang telah terhunus!

Kemudian seroang algojo maju ke hadapannya dan berkata, “Ulurkan lehermu!”
Ia menjawab, “Aku tidak akan membantu pembunuhan terhadap diriku.”
Maka algojo itu memenggal dan membunuhnya.

Pada hari ke 19 Ramadhan, Amirul Mukminin Imam Ali as sulit berbicara akibat racun yang bersarang dalam dirinya, dan beliau berkata, “Singkatkanlah pertanyaan-pertanyaan kalian.”.
Hujur bin Adhi berkata, “Aku berdiri dan mengungkapkan syair kepada Imam Ali as,
Alangkah malangnya sang pemuka kaum takwa, ayah para manusia suci, sang Haidar yang suci (jiwanya) !

Orang kafir yang nista, pezina, terkutuk, fasik turunnya, celakalah yang telah membunuhnya.
Laknat Allah bagi yang berpaling dari kalian (wahai Ahlulbayt) dan yang berlepas diri dari kalian dengan laknat yang amat dahsyat.

Karena kalian pada hari Mahsyar adalah bekalku, dan kalian Itrah Sang Nabi pemberi hidayah.

Mendengar syair Hujur ini, Imam Ali as menatapnya seraya berkata, “Bagaimanakah jadinya engkau nanti, yang pada saat itu, engkau akan dipaksa untuk berlepas diri dariku?”
Hujur menjawab,”Aku bersumpah demi Allah, seandainya aku dicincang dengan pedang lalu dibakar, aku tidak akan berpaling darimu.”.

Imam Ali as berkata,”Semoga Allah memberimu balasan yang baik dan taufik dalam setiap kebaikan.”

Hujr bin Adi al Adbar adalah seorang sahabat Rasulullah (saww) dan salah satu pengikut sejati Imam Ali (as). Muawiyah Laknatullah telah memerintahkan pengikutnya (Laknatullah untuk mereka) membunuh Hujr bin Adi al Adbar. Hujr merupakan salah seorang sahabat Rasulullah (saww) yang tidak terima jika Imam Ali (as) dihina dengan cara apapun. Ibn Ziyad Laknatullah menyarankan kepada Muawiyah Laknatullah untuk menangkap Hujr dan sahabat-sahabatnya. Saat perjalanan ke Damaskus, Muawiyah Lakanatullah memerintahkan agar mereka dibunuh.

Ulama Mazhab Hanafi, Kamaluddin Umar ibn al Adim mencatat dalam Bughyat al Talib fi Tarikh Halab juz.2 hal.298 :
“Dia (Hujr bin Adi al Adbar) adalah penduduk Kufah, ia datang menemui Rasulullah (saww) sbg utusan (dr Kufah) dan dia salah seorang perawi dari (jalur) Ali bin Abi Thalib”.

Hujr bin Adi al Adbar ikut serta dalam perang Jamal dan Sifin disisi Ali dan dia termasuk dalam syiah-nya. Ia telah dibunuh atas perintah Muawiyah di desa Mriaj Adra dekat Damaskus. Pada saat akan dibunuh ia meminta ; “Jgn singkirkan rantai ini setelah aku terbunuh, bgtu juga jgn bersihkan darahnya. Kami akan bertemu dg Muawiyah dan akan ku laporkan penentanganku terhadapnya” (Al Isaba, juz.1 halm.313 “Dzikr Hujr bin Adi”).

Aisyah berkata :
“Muawiyah..! kau telah membunuh Hujr dan sahabat-sahabatnya, Demi Allah, Rasul (saww) berkata kepadaku ; “Di lembah Adra tujuh orang akan terbunuh, yg membuat Allah dan seluruh (isi) langit murka”
(Tarikh, olh ibn Asakir, juz. 12 hal.227 “Dzikr Hujr bin Adi”).

“Hujr dan sahabat-sahabatnya ditangkap dan dibawa ke lembah Adra yang dekat dengan damaskus. Muawiyah memerintahkan bahwa hujr dan sahabat-sahabatnya hrs dibunuh dilembah tsb.”
(asad-ul-Ghaba, juz.1 hal. 244 “Dzikr Hujr bin Adi”).

Ibn Qutayba Dinwari (213-276 H) mencatat dalam karyanya yg masyhur “Al Ma’arif’”hal 76 :
Ia datang kepada Rasulullah saw sebagai utusan dan masuk Islam, ia hadir dalam perang Qadsiya, ia juga hadir dalam perang Jamal dan Sifin bersama Ali, lalu Muawiyah membunuhnya di Adra bersama kelompoknya”.

Ulama mazhab Syafi’i, Allamah Hibatullah Lalkai (w.418) mencatat dalam “Syarh Usul Itiqad Ahlu Sunnah” Juz. 7 hal. 18 :
“Apa yang telah diriwayatkan mengenai karamah Hujr bin Adi atau Qais Makhshus seorang sahabat Rasulullah (saw)”.

Imam Ali (as) bicara mengenai Hujr bin Adi :
Tercatat bahwa Imam Ali meramalkan terbunuhnya Hujr, hal ini oleh Allamah Muttaqi al Hindi dicatat dalam “Kanzul-Ummal” :
(Imam) Ali berkata “Hai orang-orang Kufah..! tujuh orang terbaik di antara kalian akan terbunuh, perumpamaan mereka sama dengan orang beriman di lembah”. Hujr bin Adi al Adbar dan sahabat-sahabatnya berada diantara mereka, dan mereka berasal dari Kufah, Muawiyah membunuh mereka di Adra perbatasan Damaskus”(Kanzul Umal, Juz. 13 hal.531 riwayat 36530).

Pernah juga Aisyah bertanya kepada Muawiyah, (Kanzul Ummal juz.13 hal.556 riwayat 37510) :
Abi al Aswad meriwayatkan bahwa Muawiyah menemui Aisyah, dan Aisyah bertanya kepadanya ;
“Mengapa kau bunuh orang-orang Adra” (mksdnya Hujr dan sahabatnya).

Muawiyah menjawab : “Wahai Umul Mukminin, Aku melihat bahwa kematian mereka lebih baik untuk umat dan hidupnya mereka akan membawa kerugian umat”.
Ia (Aisyah) berkata : “Aku mendengar Rasulullah (saww) berkata : “Beberapa orang akan terbunuh di Adra, Allah dan penduduk surga akan murka karena hal itu”.

Untuk para Nashibi (wahabi) Muawiyah adalah orang yang mulia, mereka menyanjung Muawiyah dan mengatakan dia adalah Khalifah Muslim, menyebut “Radhiallahu Anhu” setelah menyebut namanya…!
Sejarah dipaparkan sangat jelas bahwa Muawiyah telah membuat Allah Murka, bukan hanya dalam kasus yang ini, ia adalah pembenci Ahlul Bait (as) yang masuk dalam al Ahzab 33. Tidak diragukan lagi bahwa Muawiyah adalah orang yang pantas dilaknat..!

Dalam Al Bidayah wal Nihayah juz. 8 hal.55 disebutkan bahwa :
“Ibn Asakir mencatat bahwa Hujr datang kepada Rasulullah (saw) dan mendengar (hadis) dari Ali, ammar, Syarajil bin Marat yang dikenal dengan Syarjil bin Marat”.
Al Hakim dalam Mustadrak membuat bab khusus tentang Hujr bin Adi (ra), “Keutamaan Hujr bin Adi (ra) dan Ia seorang sahabat Muhammad saw (Manaqib Hujr bin Adi wa huwa asahab Muhammad” (Al Mustadrak Sahihain Juz.3 hal.468).

Jika orang berdalih bahwa Muawiyah adalah “sahabat” Rasul (saww) dan oleh karenanya ia tidak boleh dilaknat, siapapun yang mengatakan hal tersebut, lihatlah bahwa Muawiyah adalah pembunuh sahabat Rasulullah (saww) yang sekaligus pengikut Imam Ali (as), maka cukup bagi kami bahwa murka Allah kepada Muawiyah membebaskan kami untuk melaknat orang terkutuk ini.

“Sesungguhnya orang-orang yang menyimpan apa yang Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh semua makhluk yang dapat melaknat. Kecuali mereka yang telah bertaubat dan melakukan perbaikan dan menerangkan kebenaran, mereka itu Akulah Yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Baqarah ;159-160).

Demi Allah, saya lebih suka melewatkan suatu malam dalam jaga di atas duri-duri as-sa’dân (tumbuhan yang mempunyai duri-duri lancip) atau digiring dalam keadaan terbelenggu sebagai tawanan daripada menemui Allah dan Rasul-Nya di Hari Pengadilan sebagai penindas terhadap seseorang atau sebagai penyerobot (koruptor) sesuatu dari kekayaan dunia. Dan bagaimana saya dapat menindas sesorang demi (suatu kehidupan) yang begerak cepat ke arah kehancuran dan akan tinggal di bawah bumi untuk waktu lama.

Demi Allah, saya sungguh melihat (saudara saya) ‘Aqîl jatuh dalam kemiskinan dan ia meminta kepada saya satu sha’ (seberat kka-kira 3 kg) (dari bagian) gandum Anda, dan saya pun melihat anak-anaknya dengan rambut kusut dan wajah berdebu karena kelaparan, seakan-akan wajah mereka dihitamkan oleh nila. la datang kepada saya beberapa kali dan mengulangi permohonannya berkali-kali. Saya mendengarkannya dan ia berpikir seakan-akan saya mau menjual iman saya kepadanya dan mengikuti langkahnya dengan meninggalkan jalan saya sendiri. Kemudian saya (hanya) memanaskan sepotong besi dan mendekatkannya ke tubuhnya supaya ia boleh mengambil suatu pelajaran dari hal itu, lalu ia menangis sebagai seseorang dalam keadaan sakit yang berkepanjangan menangis karena kesakitan dan ia sudah hampir terbakar dengan besi panas itu. Kemudian saya berkata kepadanya, “Perempuan-perempuan berkabung boleh berkabung atas Anda, wahai ‘Aqîl. Apakah Anda menangis karena besi (panas) ini yang telah dibuat oleh seorang manusia sebagai main-main, sementara Anda mendorong saya ke arah api yang dipersiapkan Allah Yang Mahakuasa untuk (perwujudan) kemurkaan-Nya? Haruskah Anda menangis karena sakit tetapi saya tak boleh menangis karena api?

Suatu kejadian yang lebih aneh lagi dari ini ialah seorang lelaki [Al-Asy'ats ibn Qais] datang kepada kami di malam hari dengan botol tertutup yang penuh dengan pasta madu [sesuatu yg mahal], tetapi saya tidak menyukainya, seakan itu adalah liur atau muntah ular. Saya tanyakan kepadanya apakah itu suatu ganjaran, atau zakat atau sedekah, karena hal-hal ini terlarang bagi kami para anggota keluarga Nabi. la katakan hal itu bukan ini dan bukan itu melainkan suatu hadiah. Kemudian saya berkata, “Perempuan tak beranak boleh menangisi Anda. Apakah Anda datang untuk menyelewengkan saya dari agama Allah, atau apakah Anda gila, ataukah Anda telah ditaklukkan oleh suatu jin, atau apakah Anda berbicara tanpa makna?”
Demi Allah, sekalipun saya diberi semua wilayah tujuh (lapis langit) dengan segala yang ada di bawahnya agar saya melanggar perintah Allah dengan sekadar merebut sebutir gandum murahan dari seekor semut, saya tidak akan melakukannya. Bagi saya dunia Anda lebih enteng dari daun di mulut belalang yang sedang mengunyahnya. Apa hubungan ‘Ali dengan hadiah yang akan lewat dan kesenangan yang tidak akan langgeng? Kami memohon perlindungan Allah dari tergelincimya kebijaksanaan dan jahatnya kekeliruan, dan dari Dia kami mengharap pertolongan. • Nahjul Balaghah Khotbah 222.



Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: