Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah meminta Arab Saudi untuk menghentikan penyebaran ideologi Takfiri di Timur Tengah.
“Saudi merupakan penanggung jawab utama untuk mencegah penyebaran ideologi itu,” kata Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam sebuah pidatonya di Beirut, Senin (27/10/2014) seperti dikutip Press TV.
Nasrallah menambahkan, aktivitas terorisme Takfiri berakar pada mentalitas Wahabi. Para teroris, jelasnya, menafsirkan Islam secara keliru.
“Apa yang kita saksikan sekarang adalah distorsi terbesar Islam di sepanjang sejarah. Terorisme Takfiri merupakan ancaman bagi agama Islam serta prinsip dan nilai-nilainya,” tegas pemimpin Hizbullah ini.
Dia mencatat bahwa kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. “Fenomena ini mendorong masyarakat non-Muslim jauh dari Islam, karena metode Takfiri menampilkan Muslim sebagai komunitas yang buas dan haus darah,” tandas Nasrallah.
Menurut Nasrallah, masalah Takfiri sudah terlalu parah di mana tidak bisa diatasi hanya melalui solusi militer. Masalah ini harus terlebih dahulu ditangani pada tingkat intelektual, ilmiah dan budaya.
“Islam, bangsa dan masyarakat Islam sedang terancam oleh pemikiran Takfiri. Kita harus mengatasi akar masalah, bukan menangani dampaknya,” terang Nasrallah.
Sekjen Hizbullah menekankan perlunya persatuan antara Syiah dan Sunni untuk melawan ancaman yang berasal dari militan Takfiri.
Teroris Takfiri saat ini menguasai daerah yang luas di Suriah dan Irak. Mereka telah melakukan kekejaman yang mengerikan di kedua negara, termasuk eksekusi massal dan pemenggalan warga lokal maupun warga negara asing.
Pada 20 Oktober lalu, Nasrallah mengatakan Amerika Serikat menggunakan ISIS sebagai instrumen untuk menakut-nakuti bangsa regional guna memaksakan hegemoninya, terutama di Suriah dan Irak.
(IRIBIndonesia/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email