Dalam Islam terdapat kewajiban untuk mempercayai bahwa semua perkataan Nabi Muhammad adalah kebenaran. Terkait dengan hal itu kita harus prihatin bahwa berdasarkan hadits (perkataan atau perbuatan) Nabi yang dianggap valid, akhir jaman tampaknya sudah dekat.
Hadits tersebut adalah bahwa salah satu ciri-ciri sudah dekatnya hari akhir adalah adanya fenomena "para pengembala bertelanjang kaki yang bodoh menjadi pemimpin dan berlomba-lomba membangun bangunan tinggi".
Kitab hadits yang dianggap paling valid oleh sebagian besar umat Islam, Shahih Bukhari, menuliskan, "ketika para pengembala onta yang miskin berlomba-lomba membangun gedung tinggi". Riwayat lain dalam kitab yang sama menyebutkan ciri-ciri kiamat adalah, "ketika orang-orang yang bertelanjang kaki menjadi pemimpin umat."
Kitab hadits paling valid kedua setelah Shahih Bukhari, yaitu Shahih Muslim menyebut, "kamu akan melihat orang-orang bertelanjang kaki dan dada, para pengembala miskin berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi". Riwayat lain dalam kitab yang sama tertulis, "ketika orang-orang bertelanjang kaki dan dada menjadi pemimpin umat." Sedangkan riwayat ketiga dalam kitab yang sama tertulis, "ketika kamu menyaksikan orang-orang bertelanjang kaki dan dada, orang-orang yang tuli dan bodoh, menjadi raja di dunia."
Ulama besar Ibnu Hajar dalam kitabnya Fath al-Bari menyebutkan bahwa istilah "orang-orang bertelanjang kaki dan dada" merupakan bentuk penggambaran orang-orang yang bodoh yang berasal dari kaum terbelakang, yang tidak memahami tentang agama. Gambaran ini identik dengan orang-orang Arab badui yang dalam Al Qur'an disebut sebagai "orang-orang yang tidak mengerti agama" (ma'af saya lupa nama surat dan ayatnya) dan "keterlaluan dalam kemunafikan" (yang ini saya ingat, QS At-Taubah 101).
Sebagaimana kita ketahui, penguasa Arab Saudi dan negara-negara Arab Teluk saat ini berasal dari kalangan Arab badui yang tidak diketahui jelas asal-usulnya, bukan dari kalangan bangsawan atau ulama. Kita juga telah mengetahui penguasa badui itu telah membangun bangunan-bangunan pencakar langit. Mereka telah membangun bangunan tertinggi di dunia di Dubai bernama Burj Khalifa. Mereka juga telah membangun gedung pencakar langit setinggi 2.000 kaki di atas Ka'bah bernama "The Mecca Royal Clock Hotel Tower".
Ya, bangunan itu merupakan hotel bintang lima triple plus. Di dalam kamar-kamarnya yang super nyaman itu para penguasa Arab atau orang-orang kaya yang bisa membayar puluhan juta rupiah semalam bisa menyaksikan kaum muslim yang berpakaian serba sederhana bermandi peluh melakukan ibadah haji atau umroh. Hotel super mewah yang dilengkapi juga dengan kasino dan berbagai sarana maksiat lainnya itu merupakan pemandangan yang sangat berkebalikan dengan kesederhanaan Ka'bah dan orang-orang beribadah di sekelilingnya. Kehadiran bangunan super megah itu juga mengganggu kekhusyukan ibadah para peziarah.
Jika kita amati bentuk "The Mecca Royal Clock Hotel Tower", kita tentu akan teringat dengan bangunan menara dalam film "Lords of the Ring". Di puncak menara tersebut terdapat sebentuk "tanduk" yang memancarkan cahaya berbentuk mata di tengah-tengahnya. Itu adalah tanduk setan (satan's horn), simbol paling populer di antara para penyembah setan di dunia. "Tanduk setan" itu pula yang ada di puncak "The Mecca Royal Clock Hotel Tower". Di bawahnya terdapat kalimat dalam bahasa Arab yang merujuk pada "Allah" dan "Muhammad". Ya, kedua kalimat syahadat itu ditempatkan di bawah "tanduk setan", seakan memberi tanda bahwa Islam sudah tunduk pada kekuasaan setan.
Bagi umat Islam yang "berpikian positif" dengan tidak berfikir "konspirasi teori" mengenai hal tersebut di atas saya tantang untuk menunjukkan referensi tentang simbol "tanduk setan" atau juga simbol "bulan sabit dengan bintang lima" dalam Islam. Alih-alih mendapatkannya, referensi yang didapat tentang simbol-simbol tersebut adalah bahwa simbol-simbol tersebut adalah simbol yang dijiplak dari budaya paganisme (penyembahan setan atau berhala).
"The Mecca Royal Clock Hotel Tower" atau boleh juga disebut "menara tanduk setan", merupakan "Manara Babel" era modern. Dibangun sebagai bentuk kesombongan manusia di hadapan Tuhannya. Namun sebagaimana Menara Babel yang dibangun oleh penguasa Babilonia Raja Namrud, bangunan ini pun akan hancur tak berbekas dalam sekejap. Anda bertaruh?
Post a Comment
mohon gunakan email