Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Dengan
mengingat pengaruh dan efek besar yang terdapat dari taubat, seperti :
meraih ampunan dan rahmat Ilahi, meraih kelayakan untuk masuk ke
surga, selamat dari siksa api neraka, terjauhkan dari jalan yang
menyimpang, berada dalam rel yang lurus, dan bersih dari dosa-dosa dan
kegelapan, maka kita bisa simpulkan bahwa aktifitas taubat bukan
merupakan sebuah kegiatan yang kecil dan biasa, akan tetapi taubat
merupakan sebuah aktifitas besar, luar biasa dan sangat penting.
Taubat
tidak akan terealisasi apabila seseorang hanya mengucapkan
“astaghfirullah” (aku mohon ampun kepada Allah Swt) dengan disertai rasa
malu dalam dirinya dan tetesan air mata, karena banyak orang yang
bertaubat dengan cara seperti ini, namun selang beberapa waktu, mereka
kembali lagi jatuh ke dalam dosa yang sama.
“Kembali
jatuh ke dalam dosa” merupakan bukti yang paling jelas bahwa taubat
yang hakiki belum terealisasi. Taubat yang hakiki merupakan hal yang
sangat penting dan agung, oleh karena itu, banyak dari ayat-ayat
al-Quran dan hadis-hadis yang menyinggung persoalan tersebut.
Taubat Hakiki Menurut Imam Ali as
Suatu
saat seseorang di hadapan Imam Ali as, mengucapkan "Astaghfirulloh"
(Aku memohon Ampunan kepada Allah ), maka Imam Ali as berkata kepadanya,
"Semoga ibumu meratapi kematianmu. Tahukah kamu, apakah Istighfar itu?
Istighfar adalah derajat orang-orang yang tinggi kedudukannya. Ia
adalah nama yang berlaku pada enam makna:
Pertama, penyesalan yang telah lalu.
Kedua, bertekad untuk tidak kembali pada perbuatan dosa itu selamanya.
Ketiga,
mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya (tanpa hak)
sehingga kamu berjumpa dengan Allah dalam keadaan terlepas dari
tuntutan seorang pun.
Keempat,
hendaklah kamu memperhatikan setiap kewajiban atasmu yang
sebelumnya telah kamu sia-siakan sehingga kamu dapat memenuhi
kewajiban itu.
Kelima,
hendaklah kamu perhatikan daging yang telah tumbuh dari hasil
yang haram, lalu kamu kuruskan ia dengan kesedihan sehingga kulit
menempel pada tulang, lalu tumbuh di antaranya daging yang baru
(dari hasil yang halal).
Keenam,
hendaklah kamu rasakan badanmu dengan sakitnya ketaatan,
sebagaimana kamu telah merasakannya dengan manisnya kemaksiatan.
Maka, ketika itulah, kamu layak mengucapkan "Astaghfirulloh"
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.
Post a Comment
mohon gunakan email