Pesan Rahbar

Home » » Studi Penelitian Pendekatan; Ranah Masuknya Pengetahuan-pengetahuan Al-Quran di Indonesia

Studi Penelitian Pendekatan; Ranah Masuknya Pengetahuan-pengetahuan Al-Quran di Indonesia

Written By Unknown on Monday, 26 January 2015 | 02:01:00


Pokok dan kaidah-kaidah pemersatu antar para penganut agama dan mazhab-mazhab telah digariskan di dalam Al-Quran dan jika kaum muslimin mengamalkan perintah Al-Quran ini, maka persatuan dalam komunitas-komunitas Islam akan semakin marak; dengan demikian, studi penelitian pendekatan dianggap sebagai salah satu pusat yang berpengaruh dalam menyemarakkan pembahasan-pembahasan Al-Quran di Indonesia.

Menurut laporan IQNA, cabang Asia Timur, Konsultan Kebudayaan Iran di Indonesia dapat mengelompokkan fenomena-fenomena yang ada dalam ranah-ranah ilmiah, religi dan Qurani. Dengan demikian, laporan ini dapat mengisyaratkan beberapa contoh berita-berita yang terkumpul dalam beberapa pekan lalu oleh Konsultan Kebudayaan Iran di Indonesia.


Analisis Unsur dan Kaidah-kaidah Hermeneutik di Indonesia

Mohammad Hosein Mokhtari, Ketua Studi Penelitian Pendekatan dalam konferensi metodologi memahami teks-teks wahyu "Mengkaji dan Menganalisis Dasar-dasar Hermeneutik" yang diselenggarakan di universitas Ulumul Quran Jakarta, mengatakan, "Hermeneutik dipaparkan sebagai topik ilmu tafsir yang berkembang di era kemenangan pemikiran Romantik dan berubah menjadi kepentingan bersama para pemikir berbagai domain."

Dia melanjutkan, ilmu Hermeunetik di sisi para pemikir di pelbagai domain, khususnya dalam interpretasi teks, memiliki kedudukan istimewa.

"Poros utama pembahasan ini adalah bagaimanakah terbentuknya proses pemahaman dan bagaimankah masalah-masalah berpindah dari seseorang ke orang lain; dengan demikian Hermenunetik secara mayoritas berhubungan dengan teks, pesan dan petunjuk-petunjuk dan untuk alasan inilah pelbagai pemikiran seperti teologi, filsafat, seni dan lain-lainnya, memiliki keterkaitan dengan ranah-ranah tersebut." tambah Ketua Sutdi Penelitian Pendekatan.

Mokhtari melanjutkan, terdapat banyak kesamaan antara unsur dan kaidah-kaidah Hermeneutik dengan pembahasan-pembahasan interpretasi teks-teks Islam di era Romantik, yang dapat di aplikasi dan diteliti; orang-orang yang berurusan dengan Ulumul Quran dan interpretasi teks harus mengenal ilmu ini sehingga mampu menjawab syubhat-syubhat yang ada.

Perlu dituturkan bahwa Universitas Ulumul Quran Jakarta ini dikelola di bawah pengawasan Nasaruddin Umar, mantan wakil menteri agama Indonesia dan salah seorang tokoh terkemuka Al-Quran negara Indonesia.


Pokok-pokok dan Kaidah-kaidah Persatuan Antar Agama dan Mazhab dalam Al-Quran

Penyelenggaraan konferensi "Al-Quran dan Persatuan Umat Islam" merupakan salah satu program-program Indonesia, yang terbentuk di hauzah ilmiah terbesar Ahlussunnah propinsi Sumatera Selatan negara ini.

Hujjatul Islam wal Muslimun Mokhtari, Ketua Studi Penelitian Pendekatan merupakan salah seorang pembicara konferensi ini, dimana dengan menegaskan pentingnya bacaan Al-Quran mengungkapkan, Al-Quran sebagai kitab Samawi yang diletakkan di tengah-tengah kaum muslimin supaya mereka mengikuti perintah-perintah Ilahi.

"Pokok dan kaidah-kaidah pemersatu antar para pengikut agama dan mazhab-mazhab telah digariskan dalam Al-Quran Al-Karim dan jika kaum muslimin melaksanakan perintah-perintah Al-Quran Al-Karim, sudah pasti seluruh problematika akan terselesaikan dan persatuan di kalangan komunitas-komunitas Islam akan semakin marak," tambahnya.

Ketua Studi Penelitian Pendekatan dengan mengisyaratkan masalah-masalah perpecahan di kalangan kaum muslimin menegaskan, ironisnya ketidakpedulian sebagian kaum muslimin terhadap isi dan kandungan teks-teks wahyu menyebabkan terciptanya perpecahan di kalangan komunitas-komunitas Islam, yang mana ini adalah aspirasi dari para musuh-musuh Islam.

Dia dengan mengisyaratkan interpretasi selera dari Al-Quran mengatakan, "Ironisnya masalah ini menyebabkan hilangnya persatuan umum di kalangan kaum muslimin dan sebagai gantinya adalah perpecahan."

Mokhtari menegaskan, pandangan satu sisi dan keuntungan oleh anasir ekstrem terhadap sebagian ayat-ayat Al-Quran merupakan penyebab perpecahan di kalangan komunitas-komunitas Islam, dimana kita semua harus lebih cerdik dalam menyikapi masalah ini.

Hujjatullah Ebrahimian, Konsultan kebudayaan Iran di Indonesia di bagian lain acara ini, dengan statemen bahwa agama Islam adalah agama rahmat, mengatakan, "Masyarakat Indonesia mengambil manfaat dari karakter utama terkait pandangan Allah untuk Rasulullah (saw) yaitu akhlak yang baik, dimana ini merupakan karunia yang sangat besar; Allah Swt berfirman dalam Al-Quran, "Jika seorang muslim tidak memiliki akhlak, maka masyarakat akan tercerai berai dari sekitarnya".

Konsultan kebudayaan Iran di Indonesia menambahkan, hari ini kewajiban utama kaum muslimin adalah menunjukkan citra kasih sayang dan kelembutan Islam, dimana para musuh berupaya merusak citra ini.

Di penghujung acara ini, Mudrik Qori, ketua hauzah terbesar Ahlussunnah propinsi Sumatera Selatan Indonesia terkait kedudukan Al-Quran dan Urgensitas Kepedulian Dengannya mengatakan, "Iran, adalah negara yang sangat penting dan sensitif di kawasan dan tekanan-tekanan yang dilakukan oleh negara-negara seperti Amerika kepada negara ini sudah pasti tidak akan melemahkan negara tersebut, dan slogan-slogan negatif anti-Iran tidak akan efektif."

Mudrik Qori mengingatkan, Iran adalah negara maju, yang senantiasa bersama dengan kesejahteraan untuk masyarakat, yang setiap harinya selalu menciptakan inovasi-inovasi baru; tidak bisa dipungkiri lagi bahwasanya Iran adalah contoh untuk seluruh negara-negara Islam dan Indonesia memiliki kesiapan untuk bekerja sama dengan Iran dalam pelbagai ranah, seperti pendidikan, penelitian dan lain-lainnya.


Pengorganisasian Lembaga-lembaga Terkait dengan Pemikiran-pemikiran Pendekatan

Di antara program-program Konsultan Kebudayaan Iran adalah penyelenggaraan pertemuan ilmiah dengan dihadiri oleh para deputi dan ketua akademik-akademik Indonesia dan ketua studi penelitian pendekatan di Universitas Raden Fatah Kota Palembang-Indonesia, dimana dalam pertemuan ini telah diulas aktivitas-aktivitas studi penelitian Pendekatan.

Mokhtari dengan statemen bahwasanya Al-Quran merupakan poros persatuan dan mampu memiliki banyak pengaruh dalam kehidupan manusia, mengatakan, "Kecerdikan para ulama agama adalah hal yang sangat penting, dimana dengan menggunakan hadis-hadis Rasulullah (Saw) dan Ahlulbait (As) mampu memiliki hasil dalam menjaga tafsir-tafsir benar dan logis dari teks-teks wahyu.

"Salah satu permasalahan penting adalah pengorganisasian dan menyatukan jalur pemikiran lembaga-lembaga terkait dengan pendekatan dan dari sisi lain harus memiliki kepedulian dalam aktivitas-aktivitas afirmasi yang efektif, seperti pertukaran para guru dan workshop-workshop pendidikan," tambah Ketua Studi Penelitian Pendekatan.

Dia dengan statemen bahwasanya kaum muslimin memiliki banyak sekali persamaan mengatakan, "Harus senantia berupaya menyebarkan persamaan-persamaan ini dan tidak mengizinkan para musuh untuk menciptakan perpecahan dikalangan kaum muslimin."

Ketua Studi Penelitian Pendekatan terkait aktivitas-aktivitas markas ini mengungkapkan, aktivitas-aktivitas penelitian ini termasuk menyusun dan menerbitkan 50 jilid hadis bersama merupakan kewajiban yang sedang kami upayakan untuk melaksanakannya.

Dipenghujung acara ini, dipaparkan pengutusan kelompok para guru universitas ini ke Iran dan para guru Iran ke universitas ini.


Perlunya Memahami Al-Quran

Di antara fenomena-fenomena yang terjadi pada pekan lalu adalah penyelenggaraan majelis keharmonisan dengan Al-Quran di masjid Jami' kota Ambon-Indonesia, yang terlaksana dengan diprakarsai oleh Konsultan Kebudayaan negara Iran di Indonesia; dalam acara ini, Hujjatul Islam wal Muslimin Rabbani, salah seorang mubalig hauzah ilmiah berbicara tentang keagungan Al-Quran dan kedudukannya.

Dia dengan statemen bahwa suatu keharusan sehingga kehidupan masyarakat senantiasa bersama al-Quran, menambahkan, ketika masyarakat sudah harmonis dengan Al-Quran maka akan meraih kebahagiaan dan kesempurnaan.

Hujjatul Islam wal Muslimin Rabbani menambahkan, keharmonisan dengan Al-Quran harus dimulai sedari kecil dan harus memiliki upaya untuk memahami masalah-masalah Al-Quran.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: