Pesan Rahbar

Home » » Bengis, Tapi Digandrungi (Pertama)

Bengis, Tapi Digandrungi (Pertama)

Written By Unknown on Friday 13 February 2015 | 04:45:00


Sekalipun ada aliran dan gerakan Islam tradisional yang berakar menjulang seperti Ikhwanul Muslimin, mengapa kelompok baru takfiri memiliki daya tarik tersendiri?

Jawaban untuk pertanyaan mendasar ini bisa kita simak dalam pemaparan Abdul Wahab Furati, salah seorang ahli di Pusat Penelitian Budaya dan Pemikiran Islam, Qom-Iran, kemarin yang dipresentasikan dalam seminar bertajuk “Kupas Tuntas Gerakan Takfiri dalam Perspetktif Fiqih” berikut ini:

Tiga tahun lalu ketika krisis Suriah meletus, tak seorang pun berpikiran bahwa Dunia Islam akan terlalap api fitnah takfiri. Tetapi sekarang kita menghadapi serentetan pertanyaan yang layak memperoleh perhatian istimewa. Sekalipun ada aliran-aliran tradionasional yang berakar menjulang seperti Ikhwanul Muslimin, mengapa kelompok takfiri masih memperoleh simpati dan para pendukung mereka senantiasa bertambah di Dunia Islam? Apakah akar penerimaan ini dan bagaimana masa depan kelompok takfiri ini?

Melawan kelompok takfiri memang suatu hal yang sangat pelik, berkepanjangan, dan memerlukan waktu yang sangat panjang.

Setelah imperium Utsmaniah runtuh, Rasyid Ridha dalam buku al-Khilafah al-Uzhma menulis, kekhalifahan Islam harus dihidupkan kembali di tanah negara-negara Arab.

Rasyid Ridha berkeyakinan bahwa bangsa Turki telah membuktikan mereka tidak mampu, dan kekhalifahan itu harus berpusat di kota Mosul. Hal ini karena Mosul adalah area penyambung antara kawasan Arab dan Anatoli.

Abu Bakar al-Baghdadi dengan berpijak pada pernyataan Rasyid Ridha ini menguasai kota Mosul dan menyatakan kekhalifahan di sana. Ia berusaha memperluas area kekhalifahan yang telah dibentuk itu.

Gerakan takfiri tidak akan melakukan tindakan tersebut tanpa prolog yang telah dipersiapkan sebelum itu. Mereka memasuki area ini dengan sebuah konsep pemikiran. Banyak sosiolog telah menelaah hal ini dan berkeyakinan terorisme atas nama agama yang merupakan gelombang keempat gerakan teroris di dunia dan kawasan Timur Tengah adalah sebuah fenomena baru dan biasa disebut dengan nama “terorisme modern” atau “super terorisme”.

Mengapa kalangan muda Ahli Sunah menyambut ISIL dengan antusias?

Faktor terpenting fenomena ini adalah daya tarik ideologi yang dimiliki oleh ISIL. Kelompok-kelompok takfiri mengumpulkan anggota dari seluruh dunia melalui propaganda di dunia maya dan arena televisi parabola. Mayoritas mereka yang bergabung dengan kelompok ini berasal dari luar Iraq dan Suriah.

Ideologi takfiri begitu menawan sehingga mereka siap melakukan bom bunuh diri dengan dasar kecintaan kepada kesyahidan.

Ideologi takfiri memiliki tiga keistimewaan utama:

Pertama, sederhana, tidak pelik, dan sangat lugas. Mereka tidak pernah menyibukkan diri dengan perdebatan teorik. Dengan kesederhaan dan kelugasan ini, ideologi mereka bisa dicerna dengan mudah tanpa harus diperantarai oleh teori-teori yang jelimet.

Dalam konsep kekhalifahan, mereka tidak pernah mengutarakan teori. Mereka secara langsung ingin mempraktikkan hukum syariat yang diterima dari salaf salih.

Kekhalifahan Harun Rasyid

Salah seorang ulama takfir menulis sebuah buku yang diberi judul “Tangan-tangan Membaiat Abu Bakar al-Baghdadi”. Ia menulis buku ini untuk menjustifikasi kekhalifahan al-Baghdadi.

Dalam buku ini, penulis menyebutkan manaqib al-Baghdadi dan menyatakan bahwa termasuk salah seorang keturunan Imam Husain as. Ia juga mengklaim bahwa al-Baghdadi adalah seorang faqih yang handal.

Penulis mengutarakan sebuah pertanyaan: mengapa seluruh masyarakat tidak berbaiat? Apakah diperbolehkan kita membaiat seseorang yang berkuasa dengan jalan paksa?

Dalam menjawab pertanyaan ini, ia menekankan, bukan hanya baiat seluruh ahl al-hall wa al-‘aqd tidak disyaratkan, sekalipun ada sebagian dari mereka berbaiat, hal ini sudah cukup. Dan inilah yang terjadi di Mosul. Hal ini tidak problem lantaran pernah terjadi dalam sejarah.

Ketika menjawab syubhah bahwa al-Baghdadi tidak dikenal di tengah masyarakat, penulis menekankan bahwa al-Baghdadi sangat tenar di Dunia Islam. Tidak masalah ia tidak dikenal orang, karena Imam Mawardi berkeyakinan masyarakat harus mengakui perpindahan kekhalifahan itu ke atas pundak seseorang yang memang layak.

Para ulama takfiri menepis seluruh syubhah tentang kekhalifahan al-Baghdadi dengan bersandarkan pada teks-teks ulama masa lalu tentang pemikiran politik. Dalam situs Minbar al-Tauhid wa al-Jihad, karya-karya para ulama takfiri bisa kita dapatkan dalam bentuk kitab-kitab elektronik. Situs ini adalah miliki al-Muqaddasi.

Al-Muqaddasi sekarang sedang mendekam di sel tahanan Jordania. Ia adalah seorang takfiri yang sangat berbahaya dan pernah menulis sebuah buku panduan tentang cara membunuh orang. Kelompok takfiri membunuh orang dengan mengikuti panduan buku ini.

Kelompok takfiri juga memiliki sebuah majalah bernama Dabiq. Kota Dabiq terletak Deir al-Zur. Kekuatan ISIL dipersenjatai dan didistribusikan dari kota ini.

Dabiq adalah titik berat kekuatan takfiri. Di majalah ini, kita tidak akan menemukan dialog pelik tentang ideologi mereka.

Mengenal Kondisi Kawasan

Ideologi takfiri sangat radikal dan tidak konservatif. Kalangan Sunni sedang mencari solusi dari radikalisme, dan ideologi kelompok takfiri berhasil memberikan jawaban atas semua ini.

Kedua, kawasan Timur Tengah adalah sebuah kawasan yang radikal dan sangat energik. Kawasan ini memiliki banyak signal-signal mazhab. Setiap ideologi yang berhasil menguasai kawasan ini pasti digandrungi oleh masyarakat.

Ketiga, ideologi takfiri bersifat praktis. Ideologi mereka bukan di internet dan dalam buku. Ketika mereka menyatakan negara Islam, seseorang dari Australia langsung datang ke Turki dan lantas memasuki Suriah dengan upaya apapun untuk melihat hal ini dengan nyata. Sedangkan ideologi lain tidak seperti ini.

Ideologi-ideologi lain di Dunia Islam ada yang konservatif dan ada pula yang mencari solusi politik. Dan kadang-kadang ideologi ini tidak pernah melahirkan sesuatu yang menarik hati.

Dalam kondisi seperti ini, kelompok takfiri berhasil mengenal kondisi dengan baik. Sekalipun mereka banyak terbunuh, tetapi jumlah mereka bertambah lebih banyak dua atau tiga kali dari jumlah mereka yang terbunuh.

(ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: