Pesan Rahbar

Home » » Aneh, Pengelola Situs Radikal Merasa Dirinya Ramah

Aneh, Pengelola Situs Radikal Merasa Dirinya Ramah

Written By Unknown on Wednesday 15 April 2015 | 08:15:00


Pengelola Situs Radikal mengecam tindakan pemerintah melakukan pemblokiran.
Pemblokiran dilakukan Kemenkominfo atas rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kepada situs Islam yang diduga radika‎l.

________________________________
_______________________________________

“BNPT seperti monster, main gebuk saja tanpa beritahu. Makin lama makin berbahaya. Kenapa yang diteliti ini,” kata Abdul Halim yang mengelola situs DaulahIslam.com saat audiensi dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

“Kami Enggak puas Karena seharusnya diajak bicara. Kalau pembinaan bukan begini caranya. Bagian mana yang dianggap berbahaya? Kalau mengkafirkan seseorang sebutkan satu bukti saja, yang mengkafirkan, tapi mereka Enggak jawab,” kata pengelola situs Hidayatullah.com

Satu hal yang aneh sekaligus menggelikan, melihat penganut radikalisme tiba-tiba mengaku ramah. Siapa yang tidak tau bahwa 19 situs itu memang sering memposting hal yang radikal, mengandung isu SARA dan penuh hatespeech.

Sampai hari ini pun, bukti-bukti kekerasan yang disebutkan pun masih menempel jelas di dinding website yang mereka kelola. Mulai dari membid’ahkan maulid, tahlil, mengkafirkan sesama muslim sampai menghina agama lain dengan kata-kata yang kotor.

_______________________________________

Bukti-Bukti 19 Situs yang Diblokir Bernuansa Radikal dan Mengandung Unsur SARA


Kepala BNPT Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan usulan pemblokiran tersebut merupakan hasil pengaduan dari masyarakat yang kemudian dikaji oleh Tim Media Cyber BNPT.

Situs-situs tersebut melanggar UU ITE Pasal 28 ayat 2. Dimana berbunyi, “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)“.

“Hasil penelitian tim kami menyimpulkan bahwa ada beberapa web yang nyata-nyata mengajarkan jihad dan paham radikal dan menyebarkan isu SARA,” kata Saud, Selasa (31/3/2015).

Bahkan BNPT juga siap bila ada yang ingin menguji kesimpulan atas usul pemblokiran tersebut. “Kami siap menjelaskan kepada masyarakat,” kata Saud.

Di beberapa layanan ISP, situs-situs ini memang ada yang masih bisa diakses. Namun menurut Ismail, harusnya seluruh ISP mengikuti rekomendasi pemblokiran yang dikeluarkan Kominfo.

Jika ada yang belum memblokir mungkin mereka (ISP) lagi sibuk, karena jumlahnya ada ratusan ISP. Tetapi harusnya semua ISP memblokir situs tersebut.

Berikut ini adalah bukti dari beberapa situs yang masih diakses untuk menemukan nuansa radikal di dalamnya. Dari bukti-bukti ini, dengan jelas kita akan dapati situs-situs tersebut mengajak kepada kebencian, radikalisme dan isu SARA.



Maulid disebut Bid’ah padahal mayoritas muslimin Indonesia merayakan maulid nabi.



Menyebutkan Kata-kata Kotor Kepada Agama Lain


Belum lagi postingan berupa dukungan kepada para Teroris ISIS maupun Teroris dengan nama lain di Timur Tengah. Semua mata menyaksikan betapa para teroris yang mereka sebut mujahidin itu memporak-porandakan negara yang sebelumnya aman dan damai. Dan pemerintah Indonesia pun khawatir akan berkembangnya pemikiran radikal ini.

_______________________________________
Sungguh aneh ketika mereka meminta bukti postingan mereka yang memiliki unsur radikal. Apakah mereka tidak melihat, hanya dengan sekali klik saja, kita dapat menyaksikan berbagai judul berita ataupun artikel yang berbau kekerasan.

Berbagai media juga telah membuktikan kebohongan demi kebohongan yang mereka buat. Anehnya, mereka juga tidak sadar akan hal itu. Penutupan situs radikal itu dihebohkan dengan demo penutupan situs islam di sosial media.

Kita akan bertanya, situs islam yang mana?

Situs islam itu bertujuan untuk memuliakan islam dan menguatkan keislaman. Bukan menghancurkan nama islam dan mencap kafir sana sini.

Selain itu, hebohnya dukungan terhadap situs radikal ini membuktikan kekuatan mereka di media. Entah itu media sosial atau media yang lain. Mereka telah menanamkan benih radikalisme yang begitu kuat pada penduduk media sosial hingga bisa mewujudkan trending topic dalam sehari saja.

Langkah Menkominfo memang berani dan cepat, tidak semua menteri berani mengambil langkah ini. Kita sebagai masyarakat selalu mendukung pemerintah dalam membakar habis benih-benih radikalisme di Indonesia.

(Salafy-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: