Pesan Rahbar

Home » » Gedung Putih : ISIS tidak ada di Irak Sebelum Invasi Bush

Gedung Putih : ISIS tidak ada di Irak Sebelum Invasi Bush

Written By Unknown on Wednesday 29 April 2015 | 06:11:00

 
Josh Earnest berbicara saat briefing harian pada 11 Maret 2015 di Washington, DC. (Foto: AFP)

Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan al-Qaeda dan kelompok teroris ISIS tidak ada di Irak sebelum invasi militer oleh mantan presiden AS George W. Bush tahun 2003.

“Ini didukung oleh bukti luas yang ada hubungannya antara al-Qaeda di Irak dan ISIS. Dan fakta bahwa al-Qaeda tidak ada di Irak sebelum keputusan Presiden Bush melakukan invasi militer Amerika ke negara itu. Dan itu adalah fakta sejarah, “katanya kepada wartawan, Senin (27/4/15).

Pernyataan itu dibuat setelah Bush mengecam kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama dalam pertemuan tertutup dengan donor Yahudi selama akhir pekan.

Mantan presiden itu kata Obama menarik pasukan Amerika dari Irak terlalu cepat pada tahun 2011 dan membuka jalan bagi ISIS.

“Untuk menjadi presiden yang efektif … ketika Anda mengatakan sesuatu, Anda harus bersungguh-sungguh,” kata Bush pada acara Koalisi Yahudi Republik di Las Vegas. “Kau harus membunuh mereka.”

Presiden Barack Obama dan mantan presiden George W. Bush

Gedung Putih menanggapi kritik itu dan menjelaskan mengapa Obama ada di Kantor Oval sekarang.

“Fakta bahwa Presiden Bush memiliki perspektif dan filosofis yang berbeda dalam kebijakan luar negeri, benar-benar sangat berbeda. Dalam benak banyak orang ini alasan utama yang telah menjadikan Presiden Obama duduk di Kantor Oval sekarang, “kata Earnest.

Bush juga mendesak Obama untuk tidak menghapus sanksi terhadap Iran atas program nuklir negara itu menyusul kemungkinan kesepakatan nuklir akhir.

Mantan Presiden AS itu juga menyatakan keraguannya tentang apa yang dikejar pemerintahan Obama atas kesepakatan nuklir dengan Iran.

AS dan mitra negosiasinya mencapai kerangka kesepakatan nuklir dengan Iran di Swiss pada tanggal 2 April.

Teheran dan kelompok P5 + 1 – AS, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman – saat ini sedang menyusun kesepakatan akhir hingga akhir Juni.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: