Pesan Rahbar

Home » » Kehormatan Nabi Mulia Muhammad saw., Antara Pandangan Syi’ah Imamiyah dan Ahlusunnah wal Jama’ah

Kehormatan Nabi Mulia Muhammad saw., Antara Pandangan Syi’ah Imamiyah dan Ahlusunnah wal Jama’ah

Written By Unknown on Friday 24 April 2015 | 04:14:00


Pendahuluan

Mungkin tulisan ini lebih tepat jika diterbitkan sebelum diluncurkannya seri edisi Potret Nabi Muhammad saw. dalam Hadis Bukhari (https://jakfari.wordpress.com/2010/04/07/potret-sang-nabi-mulia-di-mata-hadis-bukhari-1/),
______________________________________

Posted on April 7, 2010 by Ibnu Jakfari

Tanggapan Atas Fitnah Blog “Haula Syi’ah” dan Wahabiyah Salafiyah Lainnya
*****

Nabi saw. Menghukum dengan Hukuman Sadis dan Mencincang kaum Muslim

Dalam tulisan ini kami tidak bermaksud mengatakan bahwa demikianlah Ahlusunnah menilai pribadi agung Nabi mulia Muhammad saw. yang diagaungkan dan dimuliakan Allah dalam Al Qur’an-nya. Akan tetapi kami berharap para ulama Ahlusunnah dapat memberikan jawaban yang ilmiah lagi bertanggung jawab dalam menyikapi hadis-hadis yang dalam hemat kami sangat ganjil dan mencoreng kemuliaan dan keagungan Nabi saw.

Kami bukan termasuk mereka yang dengan gegabah menuduh bahwa akidah Ahhlusunnah tentang Nabi mulia sw. dan kenabian adalah seperti yang tertera dalam beberapa riwayat yang akan kami ungkap dalam artikel ini dan juga insya Allah dalam beberapa artikel akan datang, seperti yang mungkin biasa dilakukan para musuh Ahlulbait Nabi saw., khususnya kaum Wahhabi/Salafy ketika mereka menhujat dan memfitnah Syi’ah (pengikut setia Ahlulbait as.) dengan mencomot satu atau dua hadis, lalu menuduh akidah Syi’ah adalah persis seperti apa yang tertera dalam hadis/riwayat itu! Yang mana boleh jadi hadis itu tidak shahih dalam penelitian ulana Syi’ah sendiri! Atau ia memiliki makna dan tafsiaran yang berbeda dengan apa yang dituduhkan!

Al hasil, kami, isya Allah jauh dari sikap tidak adil yang hanya diilhami oleh setan terkutuk dan hawa nafsu!

Yang kami harap hanyalah, kami diberi jawaban yang dalam menentramkan pikiran kami! Hanya itu saja!

Dan kami tidak akan menyebutkan dan mempertanyakan kecuali hadis-hadis (riwayat-riwayat) yang telah dimuat dan diriwayatkan dalam kitab-kitab standar/mu’tabarah, khususnya Shahîhain (Bukhari & Muslim) yang keshahihan seluruh isinya hampir menjadi kesepakatan ulama Ahlusunnah!

Lebih lanjut mari kita perhatikan dengan pikiran sehat dan hati jernih beberapa riwayat yang memojokkan Nabi saw. seperti diriwayatkan dan dishahihkan ulama dan para muhaddis Ahlusunnah, utamanya Imam Bukhari dan Muslim!


Nabi saw. Menghukum dengan Hukuman Sadis dan Mencincang Kaum Muslim

Dalam banyak kesempatan dalam kitab Shahih-nya, Bukhari dan juga para muhaddis lainnya, mengulang-ulang hadis yang mengisahkan kebengisan perlakuan Nabi saw. terhadap sebagian kaum Muslim yang telah membunuh pengembala unta Nabi saw.. Setelah membunuh pengembala unta tersebut, mereka dicari dan setelah tertangkap, Nabi saw. memotong tangan dan kaki mereka serta menusuk mata-mata mereka dengan besi mengangah, sehingga mereka menjulur-julurkan lidah mereka ke tanah untuk mendinginkan, mereka meraung-raung meminta-minta seteguk air untuk membasahi kekeringan kerongkongan mereka, tapi Nabi pun tak mempedulikan mereka. Mereka dilemparkan di tengah-tengah shahrâ’ bebatuan yang memanggang. Tidak diberi minum, sementara darah-darah mereka dibiarkan mangalir, sehingga pada akhirnya mereka pun mati mengelepar-gelepar di atas padang pasir yang membakar!

Ngeri rasanya! Mengapa Nabi saw. sang penabur rahmat berubah menjadi pengauasa bengis dan kejam?! Ia menikmati terhentak-hentak dan menggelepar-ngeleparnya kaum yang ia cincang dan potong-potong tangan-tangan dan kaki-kaki mereka serta menusuk mata-mata mereka dengan besi mengangah! Padahal mereka itu adalah kaum Muslim. Wal Iyadh Billah !

Sekali lagi, ia adalah dari riwayat Anas ibn Malik!


Hadis tentangnya dapat Anda simak dalam:

* Shahih Bukhari:
Shahih Bukhari dalam Kitab At Tib, Bab الدواء بألبان الإبل‏ (Bab Obat dengan kencing Unta)

حدثنا ‏ ‏مسلم بن إبراهيم ‏ ‏حدثنا ‏ ‏سلام بن مسكين ‏ ‏حدثنا ‏ ‏ثابت ‏ ‏عن ‏ ‏أنس ‏أن ناسا كان بهم سقم قالوا يا رسول الله آونا وأطعمنا فلما صحوا قالوا إن ‏ ‏المدينة ‏ ‏وخمة ‏ ‏فأنزلهم ‏ ‏الحرة ‏ ‏في ‏ ‏ذود ‏ ‏له فقال ‏ ‏اشربوا ألبانها فلما صحوا قتلوا ‏ ‏راعي ‏ ‏النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏واستاقوا ذوده فبعث في آثارهم فقطع أيديهم وأرجلهم ‏ ‏وسمر ‏ ‏أعينهم فرأيت الرجل منهم ‏ ‏يكدم ‏ ‏الأرض بلسانه حتى يموت ‏قال ‏ ‏سلام ‏ ‏فبلغني أن ‏ ‏الحجاج ‏ ‏قال ‏ ‏لأنس ‏ ‏حدثني بأشد عقوبة عاقبه النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏فحدثه بهذا ‏ ‏فبلغ ‏ ‏الحسن ‏ ‏فقال وددت أنه لم يحدثه بهذا

.… Dari Anas ibn Malik, “Sesungguhnya ada sekelompok orang yang sakit, mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah saw., beri kami tempat berteduh (tempat tinggal) dan beri kami makan.’ Maka setelah mereka sembuh, mereka berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kota Madinah ini jelek untuk kita.” Maka Nabi saw. memerintah mereka mendatangi daerah Hurrah (pinggiran kota Madinah) dan beliau bersabda, “Minumlah dari susu unta-unta di sana. Setelah mereka sembuh, mereka membunuh si pengembala dan menggiring (membawa lari) unta-unta itu. Kemdian sampailah berita itu kepada Nabi saw., maka beliau mengutus orang-orang untuk mengejar mereka, setelah mereka didatangkan, Nabi memotong tanga-tangan dan kaki-kaki mereka serta menggores mata-mata mereka dengan besi/paku mengangah. Aku (kata Anas) menyaksikan seorang dari mereka menggigit tanah dengan lidahnya hingga mati.”

Sallâm berkata, “Maka sampailah kepadaku bahwa Hajjâj berkata kepada Anas, ‘Sampaikan kepadaku siksaan Nabi yang paling keras/sadis, maka ia pun menyampaikan hadis ini.lalu sampailah berita itu kpada Hasan dan ia pun berkata, ‘Aku berharap andai ia tidak menyampaikan hadis itu kepada Hajjaj.’” [1]

Sumber Hadis: Sengaja kami ambil dari -Bukhari Online- situs Kementrian Agama dan Wakaf Saudi Arabia

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=8504

Ketika menerangkan makna kata “Samara”: Ibnu Hajar –pensyarah Shahih Bukhari mengarakan:

فَقْءُ الْعَيْنِ بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ …. وَقَدْ يَكُونُ مِنْ الْمِسْمَارِ يُرِيدُ أَنَّهُمْ كُحِّلُوا بِأَمْيَالٍ قَدْ أُحْمِيَتْ .

“Kata kerja samara artinya mencongkel mata dengan alat congkel apapun… terkadang dengan paku. Maksudnya mata-mata mereka digores dengan paku-paku tipis panas…. “


Hadis-hadis serupa:

Selain riwayat di atas masih banyak lainnya di antaranya:

حدثنا ‏ ‏سليمان بن حرب ‏ ‏قال حدثنا ‏ ‏حماد بن زيد ‏ ‏عن ‏ ‏أيوب ‏ ‏عن ‏ ‏أبي قلابة ‏ ‏عن ‏ ‏أنس بن مالك ‏ ‏قال ‏قدم أناس من ‏ ‏عكل ‏ ‏أو ‏ ‏عرينة ‏ ‏فاجتووا ‏ ‏المدينة ‏ ‏فأمرهم النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏بلقاح ‏ ‏وأن يشربوا من أبوالها وألبانها فانطلقوا فلما ‏ ‏صحوا ‏ ‏قتلوا ‏ ‏راعي ‏ ‏النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏واستاقوا النعم فجاء الخبر في أول النهار فبعث في آثارهم فلما ارتفع النهار جيء بهم فأمر فقطع أيديهم وأرجلهم ‏ ‏وسمرت ‏ ‏أعينهم وألقوا في ‏ ‏الحرة ‏ ‏يستسقون فلا يسقون ‏‏قال ‏ ‏أبو قلابة ‏ ‏فهؤلاء سرقوا وقتلوا وكفروا بعد إيمانهم وحاربوا الله ورسوله

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=394
 
حَدَّثَنَا ‏ ‏مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏وُهَيْبٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَيُّوبَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي قِلَابَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَنَسٍ ‏ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ‏ ‏قَالَ: ‏قَدِمَ رَهْطٌ مِنْ ‏ ‏عُكْلٍ ‏ ‏عَلَى النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏كَانُوا فِي ‏ ‏الصُّفَّةِ ‏ ‏فَاجْتَوَوْا ‏ ‏الْمَدِينَةَ ‏ ‏فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبْغِنَا رِسْلًا فَقَالَ ‏ ‏مَا أَجِدُ لَكُمْ إِلَّا أَنْ تَلْحَقُوا بِإِبِلِ رَسُولِ اللَّهِ فَأَتَوْهَا فَشَرِبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا وَأَبْوَالِهَا حَتَّى صَحُّوا وَسَمِنُوا وَقَتَلُوا الرَّاعِيَ وَاسْتَاقُوا ‏ ‏الذَّوْدَ ‏ ‏فَأَتَى النَّبِيَّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏الصَّرِيخُ فَبَعَثَ الطَّلَبَ فِي آثَارِهِمْ فَمَا تَرَجَّلَ النَّهَارُ حَتَّى أُتِيَ بِهِمْ فَأَمَرَ بِمَسَامِيرَ فَأُحْمِيَتْ فَكَحَلَهُمْ وَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ وَمَا حَسَمَهُمْ ثُمَّ أُلْقُوا فِي ‏ ‏الْحَرَّةِ ‏ ‏يَسْتَسْقُونَ فَمَا سُقُوا حَتَّى مَاتُوا
‏‏قَالَ ‏ ‏أَبُو قِلَابَةَ ‏ ‏سَرَقُوا وَقَتَلُوا وَحَارَبُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ ‏

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=10139 .

حَدَّثَنَا ‏ ‏سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ‏ ‏قَالَ حَدَّثَنَا ‏ ‏حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَيُّوبَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي قِلَابَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ‏ ‏قَالَ ‏‏قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ ‏ ‏عُكْلٍ ‏ ‏أَوْ ‏ ‏عُرَيْنَةَ ‏ ‏فَاجْتَوَوْا ‏ ‏الْمَدِينَةَ ‏ ‏فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏بِلِقَاحٍ ‏ ‏وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَانْطَلَقُوا فَلَمَّا ‏ ‏صَحُّوا ‏ ‏قَتَلُوا ‏ ‏رَاعِيَ ‏ ‏النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏وَاسْتَاقُوا النَّعَمَ فَجَاءَ الْخَبَرُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَلَمَّا ارْتَفَعَ النَّهَارُ جِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ ‏ ‏وَسُمِرَتْ ‏ ‏أَعْيُنُهُمْ وَأُلْقُوا فِي ‏ ‏الْحَرَّةِ ‏ ‏يَسْتَسْقُونَ فَلَا يُسْقَوْنَ ‏‏قَالَ ‏ ‏أَبُو قِلَابَةَ ‏ ‏فَهَؤُلَاءِ سَرَقُوا وَقَتَلُوا وَكَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَحَارَبُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ ‏

http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=394


Ibnu Jakfari Berkata:
Coba Anda perhatikan, betapa sadis dan kejamnya hukuman yang dijatuhkan Nabi atas mereka?! Apakah Anda rela Nabi mulia kita digambarkan sekejam itu?

Apakah Anda tidak khawatir dan curiga, jangan-jangan ada keterlibatan musuh-musuh Islam dalam membuat-buat riwayat palsu seperti di atas?! Siapa tau?

Tidakkah Anda menghargai penyesalan Hasan al Bashri atas sikap gegebah Anas ibn Malik yang menyajikan “Sunnah Penyiksaan Sadis lagi Bengis” untuk sang gubenur haus darah; Hajjaj ibn Yusuf yang kegilaannya dalam mencucurkan darah-darah segar kaum Muslim dan menebas kepala-kepala mereka, khususnya para ulama dan para pejuang, dialah yang mengungguli kejahatan seluruh algojo dunia! Seakan Hajaj dengan meminta Anas menyampaikan siksaan tersadis dan terkejam Nabi saw. ia hendak menjalankan Sunnah itu secara harfiah, atau jika perlu akan ia tambah volume kebengisan dan kesadiannya!

Anda berhak terheran-heran dengan sebagian uzur yang disampaikan dalam sebagian riwayat di atas, bahwa semua kekejaman itu Nabi saw. lakukan karena Allah SWT sebelum menurunkan hukum/hudud yang pasti tentang pelaku kejahatan seperti mereka itu! Tidakkah Anda berhak bertanya, di manakah rasa prikemanusian Nabi yang diutus sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin itu?!

“Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘aalamiin”; “Dan tidaklah Aku mengutusmu (wahai Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”(QS. Al-Anbiya’:107).

Apakah jelek dan terkecamnya kesadisan sikap seperti itu tidak cukup diketahui oleh akal sehat dan nurani peka?! Tuduhan keji mereka timpakan kepada Nabi Rahmatan lil ‘aalamiin !!

Selain itu, tidakkkah mengeharankan dan menggelikan seorang penjahat haus darah seperti Hajaj yang sengaja diandalkan oleh rezim Bani Umayyah bersemangat ingin tau Sunnah Nabi saw. tentang penyiksaan? Sejak kapan Hajjaj (yang gubenur haus darah itu) peduli akan Sunnah Nabi saw.?

Al hasil, kami benar-benar menanti jawaban memuaskan dari para ulama Ahlusunnah untuk membela hadis-hadis Bukhari di atas.

(Bersambung)


Rujukan:
 [1] http://hadith.al-islam.com/Loader.aspx?pageid=261
______________________________________
mengingat ia cocok sebagai pengantar… namun karena satu dan lain hal, kami baru menerbitkannya sekarang. Akan tetapi kami yakin itu tidak akan banyak mempengaruhi.


Perbandingan Pandangan Syi’ah dan Sunni Tentang Maqam, Nabi Muhammad saw.

Kami Syi’ah, pengikut setia Ahlulbait Nabi as. berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah penutup para nabi dan paling mulai, afdhalnya para rasul. Beliau adalah makhluk termulia. Dan telah tetap dalam riwayat-riwayat ulama kami bahwa Nabi saw. dan Ahlulbait suci beliau diciptakan dari cahaya, Nûr ilahi sebelum Allah menciptakan ciptaan-Nya. Beliau ma’shûm (terpelihara dari kesalahan dan dosa) sejak sebelum diutus sebagai Nabi hingga akhir hayat beliau, baik dari dosa-dosa kecil, shaghîar, apalagi dosa-dosa besar, kabâir dan dari semua hal yang mencoreng kemulian maqam agung beliau.

Kami berkeyaninan bahwa kehormatan beliau di saat hidup sama dengan kehormatan beliau setelah beliau wafat. Beliau mendengar ucapan salam kita dan membalasnya. Kami berkeyakinan dianjurkannya berziarah ke kubur/pusara suci beliau dan bertawassul dengan beliau, mencari keberkahan dari bekas-bekas dan peninggalan beliau, mendirikan shalat di sisi pusara beliau.

Adapaun saudara-saudara kami kaum Ahlusunnah, mereka juga telah meriwayatkan dalam hadis-hadis mereka bahwa Allah menciptakan Nabi saw. dari Nûr sebelum menciptakan ciptaan-Nya. Beliau telah menjadi nabi sementara Nabi Adam as. masih berupa antara air dan tanah. Akan tetapi sebagian ulama mereka menolak semua kenyataan itu! Sebagaimana kitab-kitab terpercaya mereka meriwayatkan bahwa Nabi saw. bukanlah nabi termulia. Sebagian nabi dari kalangan bani Israil lebih afdhal dari beliau. Seperti diriwayatkan dalam Shahih Bukhari!

Ahlusunnah juga berpendapat bahwa Nabi itu ma’shum dari dosa dan kesalahan dalam hal tablîgh/penyampaian wahyu saja, tidak dalam sisi-sisi lain kehidupan beliau! Namun demikian anehnya mereka juga banyak meriwayatkan berbagai kekurangan Nabi Muhammad saw…. sebagimana juga mereka meriwayatkan banyak kesalahan Nabi dalam tablîgh.

Adapun Ibnu Taimyah dan kaum Wahhâbi yang mengikutinya, mereka benar-benar telah menghinakan maqam agung Nabi saw.! mereka mengharamkan berziarah ke makam suci beliau, mendirikan shalat di sisinya. Mereka juga mengaharamkan bertawassul dengan Nabi saw. bahkan sekedar menyeru Nabi dengan kata: Ya Rasulallah/wahai Rasulullkah adalah sebuah kemusyrikan dengan anggapan beliau telah mati, tidak dapat memberikan manfa’at atau menolak madharrat!!

Sampai-sampai ketidak sopanan mereka mencapai puncaknya ketika mereka berkata, Muhammad itu hanya seorang pesuruh Tuhan, seperti tukang pos, dia telah sampaikan pasannya dan sekarang selesailah semua tugasnya!




Ibnu Jakfari berkata:
Dari semua paparan ringkas di atas, kami berhak bertanya kepada saudara-saudara kami penganut Ahlusunnah:
1. Dalam pandangan kalian apa sebenarnya yang menyebabkan keyakinan Syi’ah tentang pengenalan maqam dan kema’shuman Nabi Muhammad saw. dalam seluruh ucapan, tindakan dalam seluruh kehidupan beliau itu lebih dalam dan menjaga kehormatan beliau. Apakah semua itu dikarenakan keteguhan mereka dalam berpegang teguh dengan Al Qur’an dan nash-nash Sunnah yang telah menetapkan keagungan itu, atau justru karena mereka terpengaruh oleh pikiran sesat Abdullah ibn Saba’?
2. Seperti sama-sama dimaklumi, bahwa kaum Yahudi sama sekali tidak menaruh penghormatan kepada maqam kenabian… mereka tidak mebghormati para nabi mereka as. bahkan para nabi as. itu mereka gambarkan dengan penggambaran buruk yang melecehkan dan menjatuhkan kemulian mereka. Sementara dalam dunia akidah Sunni kita menemukan kurangnya penghormatan kepada maqam kenabian dan tidak jarang para nabi, khususnya Nabi mulia Muhammad saw. juga menjadi obyek pelecehan riwayat-riwayat Ahlusunnah. Lalu apakah kalian pernah berfikir dan atau menaruh kecurigaan akan kejujuran sumber riwayat-riwayat seperti itu? Jangan-jangan ada tangan-tangan Yahudi yang bermain di balik layer menyebarkan riwayat-riwayat palsu itu?
3. Apakah kebiasaan sebagian dari ulama Ahlusunnah menuduh kami (Syi’ah) mengkultus dan bersikap berlebihan/ghuluw terhadap Nabi saw. dan para imam suci Ahlulbait as. itu sebenarnya diilhami oleh pandangan mereka yang cenderung menghinakan dan melecehkan Nabi saw. akibat riwayat-riwayat yang membanjiri kitab-kitab hadis standar dan kemudian mempengaruhi pikiran mereka?
4. Apakah kalian setuju dengan tawaran kami bahwa untuk menyelesaikan permasalahan ini (“kami mengkultus dan kalian menghinakana Nabi saw.”) kita harus bertahkim kepada nash-nash Al Qur’an suci dan sunnah shahihah, kemudian kita teliti kandungannya dan menelusuri apakah ada-ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pandangan-pandangan tersebut?

(Jakfari/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: