Apa yang kami sebutkan dalam artikel sebelumnya: Kehormatan Nabi Mulia Muhammad saw., Antara Pandangan Syi’ah Imamiyah dan Ahlusunnah wal Jama’ah adalah sebuah kenyataan yang dapat dengan mudahnya Anda temukan dalam berbagai kitab hadis standar Ahlusunnah, khususnya Shahih Bukhari yang sedemikian mereka kultuskan dan mereka anggap ma’shum dari kesalahan, persis seperti Al Qur’an firman Allah SWT. Karenanya kami akan mencoba menyajikan data-data bermasalah itu dari Shahih Bukhari dengan sesekali menyebutkan dari sumber lain.
Bagi yang rajin menelaah Shahih Bukhari pasti akan menemukan banyak riwayat yang jelas-jelas menghina kedudukan mulai para nabi as. tetapi untuk sementara kajian itu belum menjadi fokus kami. Kami hanya akan meneliti hadis-hadis Bukhari yang menghinakan kemulian dan kehormatan Nabi Muhammad saw.
Dalam Shahih Bukhari banyak hadis penghinaan Nabi Muhammad saw. yang lolos sensor, baik penghinaan langsung maupun terselubung.
(1) Bukhari mengawali kitab Shahihnya dengan menyebutkan fitnahan bahwa sebenarnya Nabi kita saw. sejak awal telah meragukan status kenabiannya. Beliau saw. ragu dan kacau pikirannya. Ketentraman baru beliau dapat (walaupun hanya untuk sementara) setelah mendapat penyuluhan psikologis oleh seorang pendeta Nasrani bernama Waraqah ibn Naufal! Namun setelah beberapa hari kemudian, Nabi saw. kembali bingung dan akhirnya berkali-kali memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang penuh kesengsaraan dan kebingungan itu dengan bunuh diri dengan melemparkan diri dari puncak sebuah gunung di kota Mekkah! Tapi untuk setiap kali hendak melakukan niatan nekatnya untuk bunuh diri selalu digagalkan oleh malaikat Jibril as. yang datang menentramkan dirinya!!
(2) Setelahnya kita juga menemukan bahwa Nabi saw. tidak selektif dalam menerima wahyu suci, sehingga ayat-ayat yang Allah wahyukan sebagai kecaman pedas atas kaum Musyrik, kini beliau sampaikan sebagai pujian bagi arca-arca sesembahan mereka! Semua itu karena setan menyisipkan bisikan sesatanya ke hati Nabi saw. dan Nabi pun tak sanggup membedakan antara wahyu yang dibawa Jibril dengan bisikan setan!
(3) Bukhari juga berusaha meyakinkan kita bahwa Musa as. (yang ia gambarkan begitu buruk dan penuh cela itu pun) ternyata lebih afdhal dibanding Nabi kita Muhammad saw.! demikian juga dengan Nabi Yunus as. ia lebih afdhal dari Nabi kita saw.! adapaun Nabi Isa as. ia lebih afdhal dari seluruh nabi dan rasul!
(4) Bukhari juga menyajikan untuk kita potret buruk Nabi kita Muhammad saw. … beliau saw. digambarkan sebagai seorang yang tak mampu menahan emosinya, galak, tidak terkontrol tutur katanya, gampang mencaci dan melaknati sahabatnya tanpa alasan, mengganggu dan menghukum mereka tanpa salah!
(5) Bukhari juga menjatuhkan wibawa Nabi saw. ketika menggambarkan beliau sebagai seorang yang lemah kepribadiannya, lugu dan tak bijak dalam mengatur strategi dakwah sehingga sering kali terjatuh dalam kesalahan-kesalahan yang mengerikan… lalu bangkitlah Umar ibn Khaththab untuk meluruskan semua kesalahan itu! Dan yang lebih memperparah masalah adalah bahwa Allah SWT selalu berpihak kepada Umar dan menyalahkan Nabi kesayangan-Nya dengan menurunkan ayat-ayat teguran bahkan kecamanan atasnya!
(6) Bukhari juga meluncurkan edisi yang mengisahkan kezaliman Nabi saw. terhadap kaumnya ketika beliau menawan mereka dan kemudian meminta uang tebusan sebagai imbalan pembebasan mereka! Dan sampai-sampai, karenanya Allah akan menurunkan siksa-Nya dan tidak menyemalatkan kecuali Umar yang bersikap tegas dan sesuai prosedur langit! Dan setelahnya Allah menghukum beliau dan umat Islam dengan kekalahan dalam peperangan Uhud.
(7) Oleh Bukhari, Nabi saw. digambarkan sebagai seorang yang kacau pikirannya, lemah daya ingatnya… Nabi saw digambarkan berdiri memimpin shalat, tiba-tiba beliau ingat bahwa beliau belum mandi junub setelah berhubungan badan dengan salah satu istrinya…. Nabi lupa jumlah rakaat shalatnya…. Nabi saw. lupa beberapa ayat Al Qur’an yang telah diturunkan kepadanya. Lalu dingatkan oleh seorang Arab Baduwi.
(8) Di akhir hayatnya, Nabi saw. –seperti digambarkan Bukhari- kehilangan kontrol atas akal sehatnya akibat parahnya sakit… lalu beliau saw. berbicara ngelantur… dan meminta para penjenguknya untuk mendatangkan selembar kertas untuk menuliskan sepucuk surat wasiat keselamatan abadi… tetapi Umar yang telah mengetahui kondisi kesehatan Nabi saw. yang telah parah itu menentang penulisan wasiat itu sebab, dalam keyakinan Umar, Nabi saw. telah dikalahkan akalnya oleh sakitnya! Teman-teman Umar pun membenarkan keyakinan Umar itu.
(9) Bukhari juga mengisahkan dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. telah disihir sehingga kehilangan akal sehatnya… berhari-hari bahkan selama enam bulan Nabi saw. kerasukan sihir itu sehingga beliau berkhayal telah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya… berkhayal menggauli istrinya padahal tidak!
Ibnu Jakfari Berkata:
Kami tidak mengerti apakah para ulama dan pemikir Ahlusunnah pernah merenungkan dan mempermasalahkan keanehan-keanehan dan keganjilan-keganjilan riwayat-riwayat Bukhari yang dialamatkan kepada maqam Nabi Muhammad saw.
Apakah mereka tidak pernah membaca di dalamnya bahwa Nabi saw digambarkan sebagai yang mengumbar nafsu seksnya… beliau mendatangi sembilan istrinya dalam satu malam dan hanya dengan sekali mandi junub!
Nabi saw. menggauli/yubâsyir istrinya yang sedang datang bulan/haid…!
Nabi saw. mengobral kisah adegan sebadannya dengan Aisyah di hadapan para sahabatnya!
Nabi digambarkan kencing sambil berdiri di sembarang tempat tanpa sedikti pun rasa malu…!
Nabi saw. menemui para tamunya sementara beliau di atas ranjangnya berselimut bersama istri “tercintanya” Aisyah yang mengenakan baju tidur kurang senonoh…!
Nabi saw. mengundang para biduannita dan para penari ke rumah beliau untuk memeriahkan pasta hari raya dengan tari-tarian dan nyanyian…
Nabi menikmati persetruan dan persengketaan serta adu mulut yang terjadi di antara para istirnya yang telah berpecah menjadi dua kubu; kubu Zainab dan kubu Aisyah.
Dan puluhan atau bahkan ratusan kisah miring lainnya!
Adapun Umar, maka Bukhari menggambarkannya sebagai pribadi yang lebih konsisten kepada agama. Lebih peduli akan kehormatan istri-istrinya… karena, setelah menyaksikan kelonggaran Nabi saw. dalam mengurus kehormatan para istrinya, Umar menegurnya agar menghijabi para istrinya… Tapi saying, Nabi tidak menggubris teguran Umar… Maka Allah pun menurunkan ayat teguran kerasnnya agar Nabi saw. menghijabi para istrinya… . Sekali lagi Alah berpihak kepada Umar… tidak kepada Nabi saw. Allah segera memerintahkan Nabi-Nya agar menjalankan apa yang diperintahkan Umar kepadanya!
Bukhari berusaha meyakinkan kita akan kecintaan berlebihann Nabi saw. kepada Aisyah ra. (istri termudanya, yang beliau nikahi ketika Aisyah ra. masih berusia enam tahun) sehingga apapun beliau lakukan demi menghibur Aisyah ra…. mengajaknya menonton tarian pemuda-pemuda habasyah yang menggelar tarian di dalam masjid….
Nabi saw, membawa Aisyah bersama beliau dalam sebagian peparangannya… dan dicelah-celah kesibukan peperangan, Nabi saw. mengajak Aisyah berlomba lari…. Di hadapan para sahabatnya.. sekali Aisyah menang dan dalam kali lain Nnabi yang menang….
Nabi saw. mengundang para penghibur ke dalam rumah Aisyah dan menonton hiburan itu bersamanya…
Telah diriwayatkan dari Aisyah kurang lebih 2000 hadis di dalamnya ia mengisahkan kehidupan privatnya dengan Nabi saw. yang sebagiannya tidak layak dijadikan konsumsi umum!
Dan selain yang kami sebutkan di atas masih banyak lagi hal nyeleneh lain…
Kami sebenarnya ingin mendapat kejelasan keterangan dari para ulama Ahlusunnnah tentang hal-hal di atas.
A) Apakah kalian menerima riwayat-riwayat seperti yang diriwayatkan Bukhari di atas?
B) Bagaimana kalian meyakini bahwa seluruh hadis riwayat Bukhari itu shahih, dan dia adalah kitab tershahih setelah Al Qur’an, sementara kalian temukan di dalamnya hadis-hadis seperti itu?
Ibnu Jakfari Berkata:
Kami; Syi’ah berkeyakinan bahwa hadis Nabi saw. (Sunnah) adalah kekayaan yang berharga. Tetapi tidak berarti kita akan buka puntu lebar-lebar tanpa seleksi. Semua yang datang dengan nama hadis (sunnah) harus diselekssi kebenarannya melalui metodologi ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.
Semantara jkalian menjadikan Kitab Shahih Bukari sebagai kitab yang ma’shum dari semua kesalahan dan kekeliruan dan kalian paksa seluruh manusia untuk menerimanya.. dan yang tidak mau menelan mentah-mentah hadis-hadis Bukhari kalian tuduh sebagai yang menempuh jalan kesesatan!
Mana di antara dua metode ini yang lebih dapat diterima akal sehat?!
Jawabnya kami serahkan kepada Anda!
(Syiah-Ali/Jakfari/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email