Pesan Rahbar

Home » » Apa Arti ‘Kekuatan dalam Agama’ Itu?

Apa Arti ‘Kekuatan dalam Agama’ Itu?

Written By Unknown on Thursday, 28 May 2015 | 03:03:00


Salah satu tuntutan al-Quran kepada setiap individu masyarakat adalah memiliki kemampuan dalam memahami pesan-pesan Ilahi dan kekuatan menerapkan perintah-perintah Tuhan.

Mencapai kesempurnaan keagamaan memiliki dua syarat, pemahaman agama yang mendalam dan iradah yang kuat untuk mengimplementasikan program-program agama. Kedua syarat ini saling berhubungan. Seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam, ia tidak dapat menjalankan secara benar ajaran-ajaran agama dan seseorang yang memiliki kehendak yang kuat dan tinggi, ia memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Menurut al-Quran, Bani Israel yang karena memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang dan menyempurna dalam sepanjang sejarah seperti para nabi yang banyak berasal dari mereka dan menyaksikan beragam ayat-ayat Ilahi dan mukjizat-mukjizat, karena itu mereka berkemampuan untuk sampai ke tahapan tertinggi spiritual dan Tuhan pun memerintahkan kepada mereka untuk menerima ajaran-ajaran Ilahi dengan penuh kekuatan, namun karena lemahnya iradah dan kehendak mereka, semua keutamaan mereka berubah menjadi faktor-faktor kejatuhan dan kehancuran mereka terus menerus.

Dalam doa-doa Ahlulbait Nabi sering sekali disaksikan permintaan kekuatan dan kemampuan dalam keagamaan kepada Tuhan. Salah seorang sahabat Imam Shadiq As bertanya tentang makna ‘apa-apa yang kami berikan kepada kalian, ambillah dengan kekuatan’ apakah yang dimaksud adalah kekuatan jasmani atau kekuatan ruhani? Imam bersabda, “Kedua-duanya secara bersamaan.” (Tafsir ‘Iyasyi, jilid 1, hal. 45)

Imam Ali As bersabda dalam Doa Kumail, “Tuhanku! Kuatkanlah anggota-anggota badanku untuk beribadah kepada-Mu, anugerahkanlah kekuatan kehendak kepada jiwaku supaya bertekad bulat di dalam berkhidmat kepada-Mu, dan berikanlah kepadaku kesungguhan di dalam ketakutan kepada-Mu dan istiqomah di dalam penyembahan-Mu…” (Iqbalul A’mal, hal. 709)

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: