Pesan Rahbar

Home » » Api Koalisi Membakar Riyadh

Api Koalisi Membakar Riyadh

Written By Unknown on Tuesday, 12 May 2015 | 09:40:00


Al Saud menyerang Yaman untuk memuaskan para pengeran dan mengambil alih kepemimpinan Sunni, tapi sekarang terbentur dengan beragam krisis.

KBS melaporkan, Al Saud menyangka operasi-operasi yang disebut sebagai ‘badai kuat’ dapat membalas dan mengganti kerugian-kerugian yang lalu di kawasan dan meraih poin-poin strategis yang beragam, namun bukan hanya tidak memberikan capaian-capaian yang dikehendaki, melainkan Arab Saudi diperhadapkan kepada problematika-problematika dari dalam dan luar negeri.

Dari dalam negeri muncul ketidakstabilan dalam peroide Raja Salman, Raja Baru Arab Saudi, dan gesekan kuat dan api perselisihan mulai menyala antara Muhammad bin Salman, putra Raja, dan Muhammad bin Nayif, pengklaim nomor satu pengganti Salman. Dan putra Raja semakin mendesak ayahnya untuk melakukan serangan-serangan darat yang menyeluruh ke Yaman untuk bersaing dengan Nayif. Domain perselisihan mereka ini berada di ambang kritis sehingga Walid bin Thalal, Pangeran kaya-raya, pun berharap keruntuhan keluarga Raja supaya perseteruan antara Nayif dan Muhammad bin Salman berakhir.

Kelompok saingan Pangeran Muhammad yakni Muqrin bin Abdul Aziz yang bersama dengan Mut’ib dan Khalid bin Thalal menampakkan perlawanannya dengan melancarkan serangan dengan model saat ini dan rakyat negara ini menyelenggarakan demonstrasi dan protes terhadap langkah-langkah ini supaya dapat memberikan tekanan yang lebih kepada orang-orang istana Saudi.

Dari luar negeri Arab Saudi, dalam upaya mewujudkan mimpi-mimpi Arab Saudi untuk mengambil alih kepemimpinan dunia Arab dan Sunni, nampak dalam beberapa pekan terakhir, mereka masuk dalam wajah yang penuh perselisihan mazhab dengan Syiah Hautsi supaya dapat menggiring pikiran umum kaum Sunni ke dalam skenarionya untuk membenarkan serangan militer yang dilancarkannya. Mereka pun menguatkan sayap utamanya Al-Qaidah di selatan Yaman, karena mereka mengetahui jika Ansharullah memegang tampuk kekuasaan maka hubungan bilateral tidak akan berlangsung sebagaimana masa lalu dan kepentingan ekonominya akan terputus.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: