Banting Stir Balik Lagi.... Banting Stir Balik Lagi
=====
MMI WAHHABI INDONESIA BANTING STIR!!
===============================================
WAHABI INDONESIA PRO ISIS-TERORIS BANTING STIR
(Atau kebingungan melihat kelompok teroris yang saling bunuh mana yang akan di ikuti)
Beberapa jam berlalu saya berdiskusi dengan teman melalui inbok, saya
mengatakan padanya bahwa dengan mencermati berbagai media yang bercerita
terorisme ISIS dan generasi kaum wahabi indonesia yang awal-awal sejak
kemunculan ISIS mereka antusias dan responsif terhadap gerakan ini akan
tetapi belakangan semenjak pemerintah dan berbagai elemen termasuk ulama
memberikan peringatan bahwa ISIS adalah gerakan yang menyesatkan
tiba-tiba saja muncul media dari mereka seperti “arrahmah.com “ memuat
bahwa ISIS adalah gerakan sesat, apa mereka mau merubah garakan semacam
cuci tangan?...Ataukah mereka sedang di landa penyakit kebingungan, di
antara kelompok teroris yang saling bunuh itu, mau ikut yang mana, Lalu
teman saya mengatakan “ ..yoi bro ITU NAMANYA BANTING STIR" dan itu
memang gaya wahabi sejak dari dulu, kalau kebohongan dan kebobrokan
pemikiran mereka sudah mulai terbongkar mereka segerah lari dengan
berbagai macam cara , misalnya dengan ucapan-ucapan umpatan , fitnah ,
dusta dan sejenisnya, pokoknya segala macam cara dilakukan...itu gaya
wahabi “, dan ente kalau mau membuat pos lagi silahkan merujuk pada
ini.... bla..bla...bla... Akhirnya saya mulai mengutak atik apa yang di
sarankan dan akhirnya saya menemukan informasi di bawa ini...
ISIS di Indonesia: Kebohongan MMI dan Fitnah Terhadap Syiah.
Ada manuver baru yang dilakukan oleh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
yang selama ini berada di baris depan mendukung ISIS dan kelompoknya.
Ketika pemerintah Indonesia menyatakan dengan tegas pelarangan ideologi
dan aktifitas ISIS/IS di Indonesia, MMI dan kawan-kawan juga menyatakan
penolakan terhadap ISIS/IS. Ini tentu saja menjadi banting stir yang
cukup mencengangkan bagi yang akrab dengan aktifitas MMI dan afiliasinya
selama ini. Tim LPPI Makassar melakukan penelusuran berikut atas
keanehan tersebut. [lppimakassar.net]
Tanggal 9 Agustus 2014, di markas Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
Pamulang Tangerang Selatan, salah satu kelompok takfiri pendukung
kelompok teroris ISIS/IS di Indonesia ini menggelar konferensi pers.
Acara itu dihadiri oleh pengurus inti MMI, termasuk Ketua Lajnah
Tanfidziyah MM Ustadz Irfan S. Awwas serta tokoh takfiri Indonesia yang
menjadi tokoh dan penasehat MMI, Abu
Jibril. http://www.lppimakassar.net/takfiri/mengenal-abu-jibril
Mereka
mengeluarkan rilis dengan judul "Pernyataan Majelis Mujahidin Daulah
Al-Baghdadi (ISIS) Rekayasa Syi’ah Menggunakan Doktrin Khawarij".
Inti yang MMI ingin sampaikan adalah penolakan mereka terhadap ISIS yang
mereka sebut Daulah al-Baghdadi, bukan Daulah Islamiyyah. Seperti
dikutip dari arrahmah, MMI menyatakan dengan tegas bahwa Daulah Khilafah
Al Baghdadi sesat dan menyesatkan!
Yang menarik untuk dianalisa kemudian adalah pesan yang mereka
sampaikan. Demikian pula bagaimana media arrahmah dot com yang selama
ini menjadi corong MMI dan JAT bentukan Abu Bakar Ba'asyir dan sejenis
MMI Perjuangan, berubah haluan dalam beberapa waktu terakhir. Ada
beberapa kemungkinan yang kami hendak jelaskan dalam tulisan ini, dan
semuanya adalah upaya pengelabuan MMI untuk tujuan tertentu.
Pertama, MMI mencoba mengelabui kaum muslimin dan masyarakat Indonesia
bahwa MMI adalah kelompok steril yang sama sekali tidak berhubungan
kelompok ISIS/IS baik dalam ideologi maupun metodologi jihad yang mereka
terapkan.
Kedua, MMI juga mencoba mengelabui kaum muslimin secara khusus bahwa
ISIS/IS adalah hasil rekayasa Syiah. Apa maksud dari tipuan ini, akan
kami tunjukkan kebohongannya di dalam tulisan ini.
MMI Adalah Pendukung ISIS.
Akhir Juli sampai awal Agustus 2014 adalah masa-masa sekarat bagi
kelompok pendukung ISIS/IS di Indonesia. Setelah semakin jelasnya
kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh ISIS/IS di Irak, munculnya
video rilis pendukung ISIS/IS yang juga adalah buronan teroris di
Indonesia, serta munculnya deklarasi dukungan terhadap ISIS/IS di
berbagai kota di Indonesia, presiden SBY meminta jajaran kabinet terkait
untuk melakukan rapat terbatas menindaklanjuti masalah ini. Seperti
yang dikutip dari situs
Republika
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/08/04/n9s2wi-pemerintah-resmi-larang-isis-masuk-indonesia ,
dalam jumpa pers usai Sidang Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Senin
4 Agustus, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko
Polhukam) Djoko Suyanto menegaskan sikap pemerintah:
1. ISIS bukan masalah agama. Ini adalah masalah ideologi yang kalau
dikaitkan dengan negara Indonesia, maka ideologi ISIS/IS tidak sama,
bertentangan dengan ideologi Pancasila, bertentangan dengan keberadaan
negara kesatuan Republik Indonesia, dan bertentangan dengan prinsip
kebhinekaan Indonesia.
2. Setiap upaya pengembangbiakan paham ISIS/IS ini harus dicegah.
Indonesia tidak boleh menjadi tempat persemaian paham ISIS/IS tersebut.
Pemerintah dan negara menolak dan tidak mengizinkan paham ISIS/IS
berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila
dan kebhinekaan kita di bawah NKRI.
3. Pemerintah akan mencegah berdirinya perwakilan formal dari ISIS/IS.
Pemerintah meminta agar seluruh komponen masyarakat dapat mencegah
penyebaran paham ISIS/IS di Indonesia.
4. Presiden SBY sebagai pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada
Kementerian Kominfo untuk melakukan blokade atau blokir terhadap
upaya-upaya penyebaran paham ISIS/IS melalui media sosial, atau yang
lebih tajam yang selalu disiarkan melalui Youtube
(Sumber: dirangkum dari Pemerintah Resmi Larang ISIS Masuk Indonesia dan
Pemerintah Tolak ISIS di situs Republika
Online)
Selain itu, berbagai ormas Islam di Indonesia, termasuk partai politik
seperti PKB ramai-ramai menyatakan penolakan terhadap
ISIS/IS
NU,
Muhammadiyyah, IJABI, ABI, Forum Ukhuwah Islam MUI, dan ormas Islam
lainnya menyatakan sikap dengan tegas. Bahkan ormas yang dikenal keras
dan polisi jalanan seperti FPI, atau Hizbut Tahrir yang memang
perjuangannya adalah menegakkan khilafah, dengan tegas menolak khilafah
bentukan ISIS/IS dengan sejumlah alasan.
Dengan kondisi ini, media dan kelompok pendukung ISIS/IS di Indonesia
menjadi ketakutan. Itulah kemungkinan kuat yang mendasari mengapa media
online arrahmah dot com kemudian "berubah haluan" dan MMI harus tiarap
dengan melakukan konferensi pers menolak ISIS. Benarkah demikian? Mari
kita lihat sepak terjang MMI dan arrahmah dot com dalam dukungannya
terhadap ISIS.
Dikutip dari media utama pendukung IS di Indonesia, Shoutussalam, ISIS
dibentuk oleh Abu Bakar al-Baghdadi tahun 2013. Sebelumnya, di masa
pendudukan Amerika di Irak tahun 2006 sampai ditariknya pasukan Amerika
dari Irak, terbentuk milisi bersenjata yang merongrong pemerintahan Irak
paska tumbangnya Saddam. Pada tanggal 16 Oktober 2006, beberapa
kelompok milisi membentuk ISI (Islamic State in Irak) yang sebelumnya
masih berupa Majelis Syura Mujahidin Irak binaan dan afiliasi al-Qaedah.
Dalam deklarasi ISI itu, Abu Umar al-Baghdadi dibaiat sebagai amir.
Ketika amir milisi ini meninggal tahun 2010, ia digantikan oleh Abu
Bakar al-Baghdadi. Dan di tahun 2011, ISI dibawah Abu Bakar ini membantu
Jabhat al-Nusrah dalam pemberontakannya kepada pemerintah Suriah. Saat
itulah hubungan ISI dan Jabhat al-Nusrah dimulai menurut keterangan
Shoutussalam. Dan akhirnya, di tahun 2013, Abu Bakar menyatakan
dibubarkannya ISI dan diubah menjadi ISIS untuk menegaskan bahwa wilayah
kekuasaannya sudah mencakup Syam. Saat itulah kemudian ISIS berbeda
haluan dengan al-Qaedah dan mulai berperang dengan kelompok-kelompok
pemberontak di Suriah, termasuk Jabhat al-Nusrah sendiri.
Lalu dimana posisi MMI? Seperti yang bisa kita telusuri di media utama
MMI di arrahmah dot com, atau yang sejenis seperti voa-islam dot com,
MMI beserta kelompok seperjuangannya berada di depan dalam dukungan
terhadap ISIS/IS. Kita bisa menelusuri bagaimana dukungan
kelompok-kelompok ini terhadap ISIS yang mereka sebut "berjihad" di
Suriah dan Irak. Mereka menggunakan jargon dan identitas yang sama untuk
menyerang kelompok muslim lain di Indonesia. Dan seperti yang
disebutkan di atas dan informasi berikut, fakta menunjukkan bahwa
identitas ISIS yang digunakan MMI dan kelompoknya di Indonesia adalah
paska deklarasi ISIS tahun 2013. Hal ini untuk menegaskan bahwa MMI
sudah mendukung ISIS sejak dideklarasikan oleh Abu Bakar. Berikut
beberapa contoh.
Pada saat perayaan Idul Ghadir yang diadakan oleh IJABI tanggal 26
Oktober 2013 di gedung Smesco Jakarta, Abu Jibril dan sekitar 50-an
orang dari berbagai kelompok melakukan demo menuntut pembubaran acara
tersebut. http://www.lppimakassar.net/takfiri/mmi-dan-abu-jibril-mendemo-idul-ghadir.
Pada saat itu, atribut ISIS sangat jelas terlihat seperti di foto
berikut ini. (Sumber: Vivanews foto). Foto ini memberikan fakta bahwa
"awalnya" MMI itu mendukung dan memiliki ideologi yang sama dengan ISIS.
Menarik untuk dicatat bahwa kejadian ini terjadi di akhir tahun 2013
lalu, saat pemberontakan ISIS di Suriah masih berlangsung.
Contoh yang lain adalah kiprah kelompok-kelompok ini dalam upaya mereka
membubarkan peringatan Asyura yang diadakan oleh LKAB 14 Nopember 2013
lalu. Di acara tersebut, seluruh anasir yang bersekutu dengan MMI
berusaha membubarkan acara. Nampak di antara mereka juga menggunakan
jargon dan identitas ISIS. Foto-foto diambil dari situs
Merdeka.com.
Contoh yang lain adalah kiprah kelompok-kelompok ini dalam upaya mereka
membubarkan peringatan Asyura yang diadakan oleh LKAB 14 Nopember 2013
lalu. Di acara tersebut, seluruh anasir yang bersekutu dengan MMI
berusaha membubarkan acara. Nampak di antara mereka juga menggunakan
jargon dan identitas ISIS.
Foto-foto diambil dari situs
Selepas itu, di awal tahun 2014, media arrahmah mewakili MMI masih
menyebarkan "berita gembira" mengenai kemenangan ISIS di Irak dan
Suriah. Misalnya berita kemenangan ISIS di Irak Utara di pertengahan
Februari
2014
Di berita itu arrahmah masih menyebut ISIS sebagai mujahidin. Sampai
bulan Juni tahun ini, arrahmah masih menyampaikan berita "kemenangan
mujahidin" di Irak yang notabene adalah kelompok di bawah ISIS. Tapi
mengapa kemudian seolah-olah dukungan MMI dan medianya ke ISIS/IS
melemah dan malah menolaknya?
Perlu diketahui bahwa kelahiran ISIS tahun 2013, apalagi IS di Ramadhan
1435H bulan lalu, sudah menimbulkan polemik. Menurut kiblat dot net,
salah satu situs takfiri online dalam postingannya awal Nopember 2013,
al-Qaedah menolak kelahiran
ISIS
http://www.kiblat.net/2013/11/09/syaikh-aiman-adz-dzawahiri-nyatakan-isis-bubar/ sehingga
Syaikh Aiman Adz-Dzawahiri pemimpin besar al-Qaedah memerintahkan Abu
Bakar untuk membubarkannya dan kembali ke wilayah Irak saja. Menurut
situs ini, al-Qaedah menginginkan Jabhat al-Nusrah menjadi payung
afiliasi al-Qaedah di Suriah, sementara ISI di Irak saja. Bahkan sempat
diberitakan bahwa al-Jaulani, pemimpin Jabhat al-Nusrah asal Mesir yang
ditunjuk al-Qaedah di Suriah, menolak ISIS dan merencanakan membentuk
pemerintahan sendiri. Lantas apa hubungannya dengannya MMI di Indonesia?
Faktanya adalah, bahkan dalam kondisi sengketa antara ISIS dan Jabhat
al-Nusrah di awal kelahirannya sampai awal tahun ini, MMI tetap
mendukung ISIS. Perubahan memang terlihat dalam tindak tanduk MMI ketika
ISIS dideklarasikan sebagai IS. Tapi apakah makna perubahan tersebut?
Berdasarkan fakta-fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa kendornya
dukungan MMI kepada ISIS adalah setelah dideklarasikan menjadi IS di
bulan Ramadhan yang lalu. Tapi apa yang mendasari perubahan sikap MMI
padahal sebelumnya adalah pendukung kuat gerakan dan "jihad" ISIS
tersebut?
Sekali lagi fakta menunjukkan di atas bahwa pemerintah dan umat Islam
Indonesia menolak IS dan akan melakukan tindakan terhadap siapapun yang
mendukungnya. Sangat berasalan untuk menyimpulkan bahwa "strategi" MMI
menolak ISIS/IS adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya di
Indonesia. Jika setelah sikap pemerintah ini ditegaskan sementara MMI
masih menunjukkan sikap yang sama, tidak menutup kemungkinan kelompok
ini akan diberangus, apalagi oleh pemerintahan pengganti SBY nantinya
yang jelas-jelas menyatakan perang terhadap kelompok yang menolak empat
pilar kebangsaan. Karena itu MMI harus mengambil langkah penting untuk
menyelamatkan organisasinya.
ISIS Bukan Pengikut Syiah
Di dalam konferensi pers MMI tersebut, MMI juga mencoba mengelabui kaum
muslimin secara khusus bahwa ISIS/IS adalah hasil rekayasa Syiah. Tentu
saja, itu kebohongan yang terang benderang dan bualan yang sangat tidak
cerdas. Semua orang tahu bahwa ISIS/IS lahir dari al-Qaedah, dan seluruh
sejarah ISIS/IS berhubungan dengan al-Qaedah. Apakah al-Qaedah adalah
pengikut Syiah? Semua orang yang ditanya pasti akan menjawab BUKAN.
Media takfir corong IS di Indonesia shoutussalam dot com
(http://shoutussalam.com/2014/08/qa-khilafah-daulah-islam/) menegaskan
bahwa musuh utama IS adalah pemerintahan Syiah. Shoutussalam memperjelas
tujuan ISIS/IS dengan kalimat:
Pertama, termasuk musuh utama IS adalah rezim Syiah. Pihak Syiah sangat
berkepentingan akan pelemahan IS karena IS telah mampu melakukan
pencapaian besar dan banyak merugikan milisi Syiah. Elemen-elemen Syiah
yang berada di jalur media sering meniupkan kebohongan bahwa IS juga
membunuh orang Islam sendiri, padahal Syiah -baik di bawah rezim Nuri
Al-Maliki di Irak maupun rezim Bashar Al-Assad di Suriah- bukanlah
Islam. Selain juga adanya fitnah dari kalangan sekular yang tidak
menginginkan berdirinya Negara Islam dan penerapan Syariat Islam.
Kedua, pernah terjadi sentimen antara IS(IS) dengan elemen Mujahid
lainnya karena fitnah Syiah dan kalangan sekular ini menjadi kesempatan
untuk disebarluaskan, guna menghancurkan reputasi IS(IS), padahal
kenyataannya, mereka yang disebut-sebut saling bertikai seringkali
melakukan operasi bersama untuk menghancurkan kekuatan Syiah di Suriah.
Silahkan telusuri media-media online pendukung ISIS/IS. Di media
tersebut pembaca akan sangat mudah menemukan berita kegembiraan ISIS
ketika mengalahkan tentara Irak yang mereka sebut tentara Syiah. Menurut
penelusuran tim kami, berita "kemenangan" ISIS/IS dalam membantai dan
membunuh muslim Syiah jika bukan berita bohong, pastilah berita yang
dibesar-besarkan. Namun lepas dari benar atau salah berita-berita
tersebut, setidaknya hal itu menunjukkan bahwa pekerjaan utama ISIS/IS
adalah membunuh muslim Syiah (dan siapapun yang tidak mau mengikuti
jalan pikiran mereka).
Lantas bagaimana mungkin ISIS/IS bisa disebut Syiah sementara tujuan
mereka adalah menghancurkan Syiah? Bahkan situs ISIS/IS ini mengkritik
kelompok Islam yang selama ini justru bersama ISIS/IS memerangi Syiah,
tapi kemudian memojokkan mereka. Tak lupa juga ditegaskan bahwa sentimen
terhadap IS adalah karena fitnah dan tipudaya Syiah untuk memecahbelah
mujahidin dan IS.
Jika ternyata MMI menuduh ISIS/IS sebagai rekayasa Syiah, sementara IS
sendiri menuduh kelompok yang menuduhnya Syiah dan Khawarij adalah
Syiah, lalu yang manakah di antara mereka yang Syiah? Sangat lucu
permainan saling tunjuk ini. Tentu saja, baik MMI dan ISIS/IS pasti
mengaku sebagai ahlussunnah wal jamaah.
Dengan kesemrawutan klaim dan tuduhan media-media takfiri ini, mudah
menemukan jawaban bahwa apa yang mereka katakan adalah fitnah. Dan
fitnah MMI terhadap Syiah dalam hubungannya dengan ISIS/IS sangat mudah
dipatahkan. Sekali lagi, apa maksud permainan MMI ini?
Jawabannya sama
dengan kesimpulan di atas: untuk menjaga kelangsungan hidup mereka yang
terancam karena penolakan Indonesia terhadap ISIS/IS. MMI ingin cuci
tangan dan basuh muka, seolah-olah mereka tak memiliki hubungan apa-apa
dengan kelompok radikal dan lebih pantas disebut teroris itu. Tujuannya
jelas, agar kelak jika pemerintah melakukan sapu bersih, mereka masih
bisa selamat.
Pesan terakhir, masyarakat Indonesia harus bersatu padu untuk menangkal
dan mematikan seluruh gerakan-gerakan sejenis ISIS/IS yang ingin
merongrong NKRI dan Pancasila. Dan MMI serta jaringannya harus tetap
diwaspadai.
Sumber: Dunia maya
===============================================
ISIS Jual Puluhan Wanita Etnis Yazidi Irak
Arrahmah :
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan telah membawa puluhan
perempuan Etnis Yazidi dari Irak menuju Suriah, dipaksa memeluk Islam
dan dijual kepada para anggota ISIS untuk diperistri.
Kabar itu disampaikan Lembaga Pengawas HAM Suriah (SOHR), Sabtu
(30/8/2014). SOHR mengatakan sebanyak 27 perempuan Etnis Yazidi dijual
dengan harga masing-masing 1.000 dolar atau hampir Rp 12 juta kepada
para prajurit ISIS.
SOHR melanjutkan, pihaknya menerima informasi sekitar 300 orang
perempuan Etnis Yazidi diculik dan dibawa ke Suriah namun sejauh ini
baru 27 orang yang dipastikan dijual untuk dinikahi.
“Dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 300 wanita dan gadis Etnis
Yazidi yang diculik di Irak dibawa ke Suriah untuk dijadikan imbalan
bagi para prajurit ISIS,” demikian pernyataan SOHR.
Organisasi ini menambahkan, pihaknya telah mendokumentasikan sejumlah
kasus di mana para prajurit ISIS kemudian menjual para perempuan itu
dengan harga 1.000 dolar AS seorang untuk dijadikan pengantin prajurit
ISIS lainnya.
“SOHR mendokumentasikan sedikitnya 27 kasus perempuan Etnis Yazidi yang
dijual untuk dinikahi oleh anggota ISIS di provinsi Aleppo, sebagian
Raqqa dan sebagian provinsi Hassakeh,” ujar SOHR.
SOHR menambahkan sejumlah warga Arab Suriah dan Kurdi juga mencoba
membeli para perempuan itu sebagai upaya untuk membebaskan mereka.
Namun, para perempuan ini hanya dijual untuk anggota ISIS.
Lebih jauh SOHR menambahkan, sejauh ini belum diketahui pasti nasib sisa
dari 300 perempuan Yazidi itu. SOHR juga mengecam praktik penjualan
perempuan Etnis Yazidi yang oleh ISIS dianggap sekadar barang yang bisa
diperjualbelikan.
Yazidi adalat etnis minoritas berbahasa Kurdi yang menganut kepercayaa
lama yang berakar dari ajaran Zoroaster. ISIS menganggap mereka sebagai
penyembah setan karena ajaran Etnis Yazidi yang mencampurkan beberapa
keyakinan dan praktik keagamaan. (Kompas.com)..... Sobat pembaca Lalu
ada apa dengan tulisan ini jika di kaitkan dengan tulisan yang ada di
atas.... KLIK DISINI
=====================
ISIS jual sejumlah perempuan Yazidi
| 7.822 Views
Sejumlah perempuan warga minoritas Yazidi yang diculik oleh para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah dibawa dari Irak ke Suriah untuk dipaksa pindah agama dan dijualnya sebagai pasangan nikah kaum militan, lapor para aktivis HAM seperti dikutip AFP.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) memastikan paling sedikit 27 perempuan Yazidi telah dijual seharga sekitar 1.000 dolar AS per wanita kepada para laskar ISIS.
SOHR mengkhawatirkan bahwa sekitar 300 perempuan Yaziidi telah diculik lalu dilarikan ke Suriah. Namun yang sudah tercatat dipaksa menikah adalah 27 orang.
"Pada beberapa pekan belakangan, sekitar 300 wanita dan gadis Yazidi yang diculik telah disalurkan sebagai pemanja perang untuk para laskar ISIS," kata SOHR.
Setidaknya 27 kasus nikah paksa dilakukan para anggota ISIS di provinsi Aleppo, Raqqa dan Hassakeh di Suriah, sambung SOHR.
Munculnya juga laporan bahwa warga Arab Suriah dan suku Kurdi berusaha membeli perempuan-perempuan ini, untuk dibebaskan, namun perempuan-perempuan itu hanya dijual kepada para militan.
SOHR mengecam penjualan para wanita ini yang telah diperlakukan tak lebih sebagai objek jual beli, demikian laporan AFP yang disiarkan kembali oleh laman televisi Arab Saudi, Al Arabiya.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014
(ABNS)
(ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email