Wanita dan anak-anak imigran asal Myanmar dan Bangladesh menunggu di penampungan sementara di Desa Matang Raya, Baktya, Aceh Utara, 10 Mei 2015. (Foto: BBC-Indonesia)
Kapal yang membawa 582 imigran, ditemukan terdampar di perairan utara Aceh.
PBB menyerukan kepada Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk tidak mengusir kapal-kapal pembawa migran dan seharusnya menyelamatkan mereka.
Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan perhatian harus diberikan untuk menyelamatkan nyawa sekitar 6.000 migran yang diperkirakan masih berada di laut. Dikatakan mereka berasal dari suku Rohingya di Myanmar dan migran dari Bangladesh.
"Saya terkejut dengan adanya laporan-laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia mengembalikan kapal-kapal penuh dengan migran ke laut, yang pada akhirnya akan menyebabkan banyak dari mereka meninggal dunia," kata Zeid Ra’ad Al Hussein, Jumat (15/05/2015).
"Fokus seharusnya diberikan untuk menyelamatkan jiwa, bukan lebih lanjut membahayakan keselamatan mereka."
Pada satu sisi Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein juga memuji Indonesia yang telah menerima ratusan migran dan Malaysia yang telah menampung 1.080 orang selama beberapa hari terakhir.
Menurut PBB, kebijakan Myanmar terhadap etnik Rohingya menjadi pangkal persoalan. Dinafikkan kewarganegaraan dan dipaksa tinggal di kamp-kamp padat, mereka oleh PBB disebut sebagai korban diskriminasi yang melembaga dan sampai persoalan itu ditangani, migrasi akan terus terjadi.
(BBC-Indonesia/Tribun-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email