Pemberontak Houhti menduga Arab Saudi sedang berusaha untuk mensabotase dialog damai Yaman yang berlangsung di Jenewa. Salah satu kecurigaan mereka adalah sikap dua sekutu Suadi, yakni Sudan dan Mesir yang seperti menahan-nahan Hautsi untuk berangkat ke Jenewa.
Hautsi memang terlambat satu hari datang ke Jenewa, yang menyebabkan mereka tidak bisa hadir dalam pembukaan dialog damai dan tidak bisa melakukan pertemuan dengan Seketeris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.
Keterlambatan Hautsi dikarenakan mereka tertahan 24 jam di Djibouti, akibat lamanya izin terbang dari Mesir dan Sudan. Kelompok itu yakin, Saudi adalah sosok dibalik keputusan Mesir dan Sudan, yang membutuhkan waktu lama untuk memberikan izin terbang yang membawa pewakilan Hautsi.
"Itu ulah Arab Saudi, yang meminta bantuan kepada sekutunya," kata salah satu delegasi Hautsi, Adel Shujah seperti dilansir The Peninsula pada Rabu (17/6/2015).
Shujah mengatakan, pihaknya baru mendapatkan izin terbang setelah Amerika Serikat (AS) dan Oman turun tangan. Kedua negara tersebut, lanjut Shujah mendesak Sudan dan Mesir untuk segera mengeluarkan izin terbang.
Sementara itu, beberapa hasil positif mulai muncul di hari kedua dialog damai tersebut. Salah satu hasil yang sudah dicapai adalah kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang di Yaman, sebagai awal dari upaya damai.
(Sindo-News/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email