Berbagai media takfiri Tanah Air bereaksi keras atas kunjungan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil ke negara Republik Islam Iran baru-baru ini. Pasalnya, selain menindaklanjuti kerjasama Indonesia Iran di berbagai bidang, ia juga menyempatkan diri untuk menemui Ayatullah Shafi Ghulpagani, salah satu ulama Iran di Qom.
Didampingi Kepala Duta Besar Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit dan rombongan pengusaha Indonesia, Sofyan Jalil merasakan langsung kesederhanaan kediaman ulama besar di Qom yang tanpa sofa, tanpa interior mewah dan tanpa hiasan rumah kecuali rak-rak kitab, lukisan kaligrafi dan foto Imam Khomeini. Disambut di ruang tamu, rombongan menteripun mengikuti tradisi di Iran ketika bertemu ulama besar, yaitu duduk melantai sementara Ayatullah duduk di kursi.
Dalam pertemuan tersebut, Ayatullah Shafi menasehatkan, bahwa sudah menjadi kewajiban agama untuk saling kenal mengenal satu sama lain, sehingga dengan itu terjalin saling pengertian, ukhuwah, dan saling menghargai sesama Muslim. “Persatuan dan ukhuwah tidak akan terjadi, jika kita satu sama lain saling menjauhi bukannya saling berusaha saling mengenal satu sama lain. Ukhuwah itu dimulai dari keinginan untuk saling mengenal satu sama lain,” pesannya.
“Karenanya sebagai pejabat sudah semestinya anda mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membuat rakyat Indonesia semakin mengenali Iran, sebagaimana Iran telah berusaha untuk lebih mengenal dekat muslim Indonesia. Sehingga dengan demikian, ukhuwah dan ikatan emosional sebagai sesama umat Islam bisa terjalin erat,” tambahnya.
Pada pernyataan lainnya, Ayatullah Shafi turut menyinggung kondisi kekinian dunia Islam yang sedang dilanda konflik internal. Ia berkata, “Kemunculan ISIS dan kelompok teroris yang mengatasnamakan Islam lainnya tidak lain tujuannya adalah untuk menciptakan citra buruk mengenai Islam sehingga pandangan Barat mengenai Islam tetap negatif. Upaya terbesar mereka adalah mencegah terwujudnya persatuan Islam, sebab jika persatuan Islam terjadi itu akan merontokkan agenda-agenda besar mereka.”
Menteri Sofyan dalam pernyataannya mengatakan, “Al-Qur’an dan Rasul yang kita yakini sama dan satu. Karena itu sudah kemestian antara Iran yang mayoritas Syiah dan Indonesia yang mayoritas Sunni menjalin hubungan erat dan menjadi yang terdepan untuk mewujudkan persatuan umat Islam.”
“Kebijakan pemerintahan negeri kami tegas, bahwa Indonesia harus menjalin kerjasama yang lebih luas dengan negara-negara Islam khususnya Republik Islam Iran. Yang dengan ini kami berharap bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi rakyat Indonesia.” lanjutnya.
Diakhir pertemuan tersebut, Ayatullah Shafi Ghulpagani memberikan hadiah kepada Menteri Sofyan berupa satu mushaf Al-Qur’an cetakan Iran. Saat memberikannya langsung Ayatullah Shafi Ghulpaghani mengatakan, “Saya menghadiahkan kepada Anda satu jilid Kalamullah Majid, cetakan Iran. Dengan ini patut Anda ketahui dan sampaikan kepada muslim Indonesia bahwa Al-Qur’an semua kaum Muslimin itu satu, dan kitabullah itu sama untuk semua Muslimin. Tuhan, Nabi, kitab dan kiblat kita sama dan satu, dan kita tidak ada perbedaan mengenai hal itu.
Menteri Sofyan yang menerima hadiah tersebut dengan mengatakan, “Mazhab-mazhab dalam Islam memiliki lebih banyak persamaan dan titik temu, dibanding perbedaannya. Khususnya keyakinan mengenai Al-Qur’an.”
(Liputan-Islam/ABNS)
Silahturahiim seperti ini tentu merupakan kabar buruk bagi kaum Takfiri, yang telah berupaya menempuh segala cara untuk mendeskreditkan Iran dan Syiah. Sejak awal para takfiri menebarkan propaganda bahwa Syiah bukan Islam, atau kaum Ahlussunah dibantai/ dianiaya di Iran. Al-Qur’an dikatakan berbeda dan masih banyak lagi fitnah lainnya. Nyatanya, semua klaim itu palsu, dan Menteri Sofyan telaktikannya sendiri.
Post a Comment
mohon gunakan email