Asisten dosen Universitas Internasional Imam Khomeni Qom, Iran, memandang gerakan masjid yang berada dalam bayangan partai politik tertentu akan mengalami kegagalan dan mengatakan bahwa ketidakberpihakan kepada partai tertentu dan menekankan persatuan serta mengokohkan kesekataan dan kesehatian harus menjadi tema sentral aktivitas-aktivitas politik masjid.
Farzad Jahanbin, Asisten Dosen Universitas Internasional Imam Khomenei, dalam wawancara dengan Shabestan, dengan menjelaskan bahwa masjid di sepanjang sejarah Islam berperan penting dan membangun, mengatakan, “Pada hakikatnya masjid merupakan basis spiritual, ibadah, dan doa kepada Tuhan, namun juga mengemban amanat penting dalam bidang tarbiyah dan pendidikan. Masjid juga memiliki posisi poros yang akan nampak di bidang-bidang lainnya seperti politik, yakni di samping mencerahkan masyarakat dalam masalah politik, juga memiliki aktivitas positif dan konstruktif dalam bidang ini.”
Ia menambahkan, “Yang dimaksud dengan keterlibatan masjid dalam bidang politik, berada di atas segala kepentingan partai, karena keberpihakan kepada partai tertentu, sangat mungkin dalam jangka pendek memiliki aspek positif bagi masjid, tetapi akan gagal dalam jangka panjang, oleh karena itu kehadiran dan keterlibatan aktif masjid di bidang politik harus berada pada horizon yang lebih tinggi dari partai.”
Ia menekankan kehadiran aktif masjid-masjid di bidang politik di masa kini dan menjelaskan, ”Keterlibatan aktif di bidang politik ini bermakna meluaskan wawasan dan mencerahkan pikiran masyarakat terkait dengan masalah-masalah kekinian, jangan menghilangkan posisi dan peran masjid di dalam koridor politik, melainkan menjadi juru persatuan di antara masyarakat dan di samping terlibat dalam aspek-aspek ibadah, juga peduli dalam dimensi-dimensi politik dalam aktivitas dan programnya.”
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email