Memahami dimensi-dimensi berpengaruh secara domestik dan internasional terhadap gerakan protes di Bahrain adalah topik wawancara Shabestan dengan Ahmad Kazhim Zadeh, analis Timur Tengah, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan revolusi rakyat Bahrain.
Gerakan protes di Bahrain meskipun senantiasa mengalami pasang-surut, namun memiliki dimensi-dimensi berpengaruh secara domestik dan internasional yang dengan mengenal aspek-aspek beragam gerakan revolusi ini akan memberikan pemetaan yang jelas terhadap masa depan revolusi Bahrain. Dalam hal ini, wawancara kami dengan Ahmad Kazhim Zadeh, pakar masalah-masalah Timur Tengah, sebagai berikut:
Mengingat pasang-surutnya protes rakyat di Bahrain, apa poin-poin prioritas gerakan revolusi?
Sebab berlarutnya gerakan rakyat Bahrain dan ketidaktuntasannya dapat dikelompokkan secara umum dalam tiga faktor, domestik (lokal), regional, dan internasional.
Faktor domestik, para revolusioner Bahrain dan aktivis politik yang terlibat dalam gerakan protes atas pemerintah Al Khalifah tidak memiliki satu pandangan khususnya dalam metode perlawanan dan sebagian mereka beranggapan mampu mencapai tujuan melalui dialog dan metode reformasi lainnya, tentunya metode ini bersesuaian dengan undang-undang dan kecenderungan internasional, namun tidak tepat dengan dasar dan esensi keseimbangan kekuatan pemerintah di Bahrain.
Berhadapan dengan kelompok ini, sebagian berkeyakinan bahwa kegagalan strategi dialog di sepanjang tahun adalah petunjuk bahwa gerakan model reformasi tidak membuahkan hasil, dengan demikian diperlukan keterlibatan dan kehadiran aktif dari semua lapisan untuk memberikan perlawanan dan tekanan yang cukup kepada rezim pemerintah minoritas diktator dan totaliter.
Apakah kita akan menyaksikan pengulangan keberhasilan yang dicapai di Yaman dan kemenangan pemberontakan rakyat Bahrain serta keberhasilan akhir para revolusioner Bahrain dalam menghadapi intervensi menyeluruh Al Saudi dan kekuatan-kekuatan lain?
Jika kita memandang secara umum akar-akar revolusi yang berhasil, maka kita akan sampai kepada kesimpulan ini bahwa revolusi-revolusi perkotaan dan pedesaan atau gabungan dari keduanya ini, di Bahrain yang dilatari oleh penjajahan Inggris dan pencaplokan kekuasan oleh monoritas diktator, mayoritas pengaruhnya terpusat di pemerintahan dan ekonomi di kota-kota dan rezim Bahrain mengontrol mereka secara penuh, dan di sisi lain, orang-orang Syiah Bahrain tidak memiliki akses di pusat-pusat yang berpengaruh itu dan umumnya mereka berdomisili di desa-desa, dengan demikian mereka tidak mampu menekan Al Khalifah secara efektif.
Faktor regional dan internasional, Arab Saudi memandang Bahrain sebagai bagian dari wilayah dan tanahnya sendiri. Dan basis-basis Barat, terutama Inggris yang pernah menjajah negara ini, di wilayah ini memiliki tugas untuk mengawasi dan mengendalikan situasi-situasi Bahrain dan negara-negara Asia lainnya. Pembentukan koalisi Arab – Barat untuk mengantisipasi pergerakan secara serius dan tuntutan-tuntutan Syiah Bahrain yang merupakan 60 persen dari total jumlah penduduk Bahrain.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email