Mungkin puasa bagi mereka yang memiliki iman lemah hanyalah sebuah beban yang sangat berat. Tetapi bagi mereka yang beriman kokoh, puasa dan beban yang menimpa tubuh ini adalah sebuah kenikmatan yang tak terhingga.
Rasa lapar, menurut sālik ilallāh Ayatullah Mirza Jawad Aqa Maliki Tabrizi, memiliki banyak kegunaan untuk menyempurnakan jiwa dan kalbu.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw pernah bersabda, “Jalanilah rasa lapar dan kekanglah tubuh kalian. Semoga kalbu kalian bisa melihat Allah.”
Dalam sebuah hadis Mikraj, Allah bertanya, “Wahai Ahmad! Apakah engkau mengetahui efek-efek puasa?” “Tidak,” jawab Rasulullah pendek. Allah berfirman, “Hasil puasa adalah makan sedikit dan berbicara sedikit. Hal ini akan mendatangkan hikmah. Hikmat akan mendatangkan makrifah, dan makrifah akan mendatangkan keyakinan. Ketika seorang hamba telah sampai pada posisi keyakinan, ia tidak akan takut bagaimana menjalani kehidupan ini, baik dalam kesulitan maupun dalam kemudahan. Ini adalah maqam kebahagiaan. Barang siapa bertindak sesuai dengan keridaan-Ku, maka Aku akan menganugerahkan tiga hal kepadanya: rasa syukur yang tidak disertai kebodohan, ingatan yang tidak disertai kelupaan, dan persahabatan yang tidak lebih mementingkan persahabatan dengan makhluk-Ku atas persahabatan dengan-Ku ....”
Para ulama akhlak telah banyak menyebutkan faedah-faedah rasa lapar. Salah satunya adalah kesucian dan kebeningan jiwa. Rasa kenyang akan menciptakan sebuah uap di otak dan otak akan mengalami kondisi mabuk. Dengan ini, seseorang tidak bisa berpikir dengan baik dan kecekatannya musnah serta kalbunya menjadi buta.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email