Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah kiri) berbicara dengan rekannya presiden Barack Obama
Turki dan Amerika Serikat sepakat bekerjasama menghadapi kelompok teroris ISIS, termasuk membangun zona larangan terbang di wilayah udara Suriah, koran Turki mengatakan.
Para pemimpin Turki Jumat (24/7/15) menegaskan bahwa kesepakatan telah dicapai, dan mengatakan akan mengizinkan AS untuk menggunakan pangkalan udara Incirlik Turki, yang terletak di dekat Suriah.
Namun, surat kabar Turki Hurriyet mengatakan bahwa perjanjian tersebut juga menjelaskan zona larangan terbang seluas 90 kilometer disekitar kota Marea dan Jarabulus di Suriah.
Foto udara dari Pangkalan Udara Incirlik di Turki.
Hurriyet mengatakan zona larangan terbang akan melindungi zona aman dan direncanakan akan diperluas hingga 50 kilometer di dalam wilayah udara Suriah.
“Pesawat-pesawat AS yang dilengkapi dengan bom dan rudal akan dapat menggunakan pangkalan udara Incirlik,” dan Turki bisa mendukung serangan udara serta artileri, koran itu menulis.
Pesawat-pesawat tempur Suriah akan diserang bila mereka memasuki zona larangan terbang, menurut laporan tersebut.
Turki sendiri melakukan serangan udara menggunakan tiga jet tempur F-16 melawan target ISIS di dalam wilayah Suriah.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pesawat-pesawat tempur Turki yang “100 persen” sukses dalam seranganya di dalam Suriah, mencatat, “Operasi terhadap IS (ISIS) mencapai target dan tidak akan berhenti.”
Janji melawan Takfiri ISIS dilakukan meskipun dilaporkan Turki adalah pendukung lama militansi terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, dengan laporan menunjukkan bahwa Ankara aktif melatih dan mempersenjatai para ekstremis Takfiri yang beroperasi di Suriah, dan juga memfasilitasi perjalanan yang aman bagi teroris asing ke Arab negara tersebut.
Ankara dan Washington sebelumnya menandatangani kesepakatan untuk melatih dan mempersenjatai teroris Takfiri anti-Damaskus. Program ini secara resmi dimulai awal bulan ini, ditujukan untuk melatih lebih dari 15.000 gerilyawan selama di tiga tahun. Lebih dari 120 tentara AS dilaporkan berada di Turki untuk melatih para militan. []
(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email