Puluhan ribu warga Iran memenuhi jalanan di kota-kota besar negara itu. Mereka merayakan kesepakatan nuklir dengan negara besar.
Kalangan konservatif mungkin menolak kesepakatan ini. Tetapi sebagian warga Iran lainnya menganggapnya sebagai kemenangan diplomatik yang bisa meringankan masalah ekonomi dan mendorong perkembangan.
Pemuda Iran tampak menari-nari di Vanak Square, utara Teheran. Umumnya perilaku semacam ini dilarang oleh Pemerintah Iran, namun ditoleransi ketika ada momen yang mempersatukan bangsa. Demikian diberitakan AFP, Kamis (15/7/2015).
Warga pun memuji Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif yang berhasil merampukan kesepakatan nuklir tersebut. Keduanya dianggap sebagai pahlawan nasional.
Analis dan pengamat dari berbagai spektrum politik menyambut baik kesuksesan diplomasi Iran. Sementara rakyat Iran berharap kesepakatan ini dan pencabutan sanksi akan mengakhiri isolasi internasional dan memperingan masalah ekonomi.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran akan mendapatkan bantuan sebesar USD18 miliar asalkan mereka melucuti dua per tiga mesin sentrifugalnya. Perjanjian juga meliputi surat protes jika Iran gagal untuk melucuti mesin miliknya dalam waktu 65 hari dan sanksi awal pun kembali diberlakukan.
Sementara atas bantuan itu, Iran akan membuka diri untuk mengizinkan pengawas dari PBB agar lokasi militernya diperiksa. Namun para pengawas ini tidak mendapatkan jaminan akan meraih akses tersebut.
Kesepakatan itu dicapai antara Iran pada 14 Juli 2015 di Wina, Austria. Saat itu Iran dan negara-negara anggota P5+1 (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Tiongkok, Jerman) melakukan pertemuan mengenai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) program nuklir Iran.
(MetroNews/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email