Pesan Rahbar

Home » » WikiLeaks: Staf kedutaan Saudi Diusir dari Belgia atas Proyek Takfiri

WikiLeaks: Staf kedutaan Saudi Diusir dari Belgia atas Proyek Takfiri

Written By Unknown on Thursday 23 July 2015 | 05:43:00

Dokumen dari Kemenlu Saudi

Kabel WikiLeaks mengungkapkan bahwa anggota staf dari kedutaan Saudi di Belgia diusir tahun lalu atas peran aktifnya dalam menyebarkan ideologi Takfiri di negara Eropa.

Kabel mengutip surat bertanggal 21 April 2012, di mana mantan Menteri Luar Negeri Saudi Saud al-Faisal, yang baru saja meninggal, mendesak Kementerian Dalam Negeri Saudi untuk menggantikan Khalid al-Ebri, kepala pusat yang aktif dalam menyebarkan ideologi Takfiri di negara ini.

Pemerintah di Belgia telah menyatakan keprihatinan atas kegiatan tersebut dan tampaknya menyatakan al-Ebri sebagai persona non grata.

Duta besar Saudi untuk Belgia telah memperingatkan Faisal bahwa Brussels "sangat prihatin" tentang upaya al-Ebri dalam menyebarkan dogma Takfiri, ungkap kabel.

Menurut dokumen itu, para pejabat Belgia telah memastikan Riyadh bahwa mereka tidak akan secara resmi mengumumkan pengusiran al-Ebri jika Arab Saudi menyetujui Brussels untuk menunjuk penggantinya.

Bulan lalu, situs whistle-blower, WikiLeaks, yang merilis ratusan ribu dokumen diplomatik Saudi, dijuluki Kabel Saudi, dengan sebagian besar dari mereka bertanggal antara 2010 dan 2015. Kabel telah menunjukkan realitas pahit tentang promosi Riyadh terhadap ideologi ekstremis melalui dana petro dolar.

Reporters Without Borders menerbitkan sebuah laporan pekan lalu mengatakan misi Arab Saudi di seluruh dunia telah membayar media untuk menggambarkan citra positif dari kerajaan di arena internasional.

"Kedutaan memainkan peran yang dinamis dalam mengatur dan menjaga propaganda aktif pro-Arab di luar negeri. Karena mereka yang akrab dengan media lokal, mereka ditempat terbaik untuk memantau apa yang dikatakan media dan untuk membuat saran kepada pemerintah Saudi," laporan tersebut mengungkapkan.

(Islam-Times/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: