“Meninggalkan hal-hal yang haram, mengerjakan hal-hal yang wajib, mencintai para wali Allah, dan membebaskan diri dari musuh-musuh-Nya memberikan kita hak pilih untuk masuk surga dari setiap pintu yang kita inginkan.”
Begitu hal ini ditegaskan oleh Ayatullah Dhiya’uddin Najafi Tehrani, salah seorang ulama ternama Tehran, kemarin dalam sebuah kuliah akhlak sembari menukil hadis Imam Jaʻfar Shadiq as.
Hal ini dijelaskan oleh Ayatullah Najafi Tehrani dalam rangka memisahkan antara irfan sejati dan irfan palsu yang sekarang banyak digembar-gemborkan di tengah masyarakat luas. Irfan sejati, menurutnya, adalah komitmen untuk mengamalkan seluruh ajaran Islam. Komitmen ini mendorong setiap orang untuk pergi ke medan perang, membayar khumus dan zakat, dan lain-lain ketika sudah menjadi kewajibannya.
Pada kelanjutan kuliah akhlak, Ayatullah Najafi Tehrani mengupas konsep “membebaskan diri dari musuh Allah” yang menjadi salah satu barometer utama supaya kita bisa memasuki surga dengan mudah. Sembari menukil pernyataan Rahbar seputar isu nuklir, ia menekankan, baik isu nuklir ini tuntas maupun tidak, perlawanan kita terhadap imperialisme dunia tetap berlanjut.
Ayatullah Najafi Tehrani menilai ajaran sufi sebagai salah satu bentuk irfan palsu di dunia ini. Menurutnya, Imam Shadiq as selalu melarang kita untuk menghadiri majelis-majelis irfan ini. Ketika ditanya mengapa, beliau menjawab, mereka telah memisahkan diri mereka dari jalan yang ditempuh oleh masyarakat dan Islam.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email