Serangan Taliban di Afghanistan utara menyebabkan setidaknya 21 orang kehilangan nyawa, kata para pejabat, Ahad (9/8). Insiden itu terjadi setelah gelombang pengeboman maut di ibu kota di saat pemberontakan meningkat, menyusul adanya peralihan kekuasaan yang sengit.
Kementerian dalam negeri Afghanistan mengatakan seluruh korban yang tewas pada Sabtu petang di distrik Khanabad, provinsi Kunduz, itu adalah warga sipil kendati pejabat-pejabat setempat menyebut para korban sebagai milisi-milisi anti-Taliban.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan, yang terjadi
setelah pengeboman bertubi-tubi di Kabul menewaskan setidaknya 51 orang
pada Jumat. Insiden itu merupakan yang paling banyak menjatuhkan korban
tewas selama bertahun-tahun di ibu kota.
Kunduz merupakan provinsi bergejolak, tempat Taliban baru-baru ini
hampir merebut kota Kunduz dalam ancaman paling serius yang dialami ibu
kota sejak invasi pimpinan Amerika Serikat ke Afghanistan dimulai pada
2001.
Pasukan NATO pimpinan AS telah mengakhiri misi tempur mereka di
Afghanistan pada Desember tahun lalu kendati sebanyak 13.000 tentara
disisakan untuk tetap tinggal di negara itu guna memberikan pelatihan
dan melakukan operasi-operasi antiterorisme.
Pengeboman Jumat di Kabul tersebut terjadi di dekat sebuah kompleks
tentara, akademi kepolisian serta markas pasukan khusus AS hingga
menewaskan setidaknya 51 orang, kata para pejabat.
Pengeboman itu merupakan serangan-serangan besar yang terjadi sejak
Mullah Akhtar Mansour diangkat sebagai pemimpin Taliban yang baru dalam
peralihan kekuasaan sengit setelah para pemberontak menyatakan pemimpin
lama mereka, Mullah Omar, sudah meninggal.
(Republika/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email