Iran memperingatkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk tidak mengungkapkan roadmap rahasia yang ditandatangani baru-baru ini antara Teheran dan badan nuklir PBB itu.
Reza Najafi, duta besar Iran untuk IAEA, mengatakan kepada IRNA pada hari Sabtu (1/8/15) bahwa kesepakatan rahasia antara Iran dan IAEA bahkan belum pernah diberikan kepada pemerintah AS dan tentunya tidak diberikan kepada Senat.
“Tentunya, kesepakatan antara negara dan lembaga [PBB], yang dirahasiakan tidak bisa disampaikan kepada negara lain,” kata Najafi.
Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano merencankan perjalanan ke Washington minggu depan untuk bertemu dengan anggota Komite Senat Hubungan Luar Negeri AS untuk berbicara tentang peran lembaga dalam memverifikasi dan memantau pelaksanaa terkait nuklir di Iran.
Pada tanggal 14 Juli, Iran dan IAEA menandatangani roadmap di kota Austria Wina untuk “mengklarifikasi masalah masa lalu dan sekarang” mengenai program nuklir Iran.
Setelah penandatanganan perjanjian, Amano mengatakan roadmap “menetapkan urutan menjelaskan kegiatan selama beberapa bulan mendatang, termasuk memverifikasi Iran terkait isu yang beredar. ”
Dia menambahkan bahwa roadmap memungkinkan IAEA untuk “mengeluarkan laporan dalam menetapkan penilaian akhir tentang kemungkinan program nuklir Iran dalam deminsi militer, untuk tindakan Dewan Gubernur IAEA, 15 Desember 2015.”
Penandatanganan kesepakatan terjadi pada hari yang sama dimana Iran dan P5 + 1 negara – Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia ditambah Jerman – mencapai kesepakatan, Rencana Aksi Bersama Menyeluruh (JCPOA) , di Wina.
Di bawah JCPOA, kegiatan nuklir Iran dibatasi dengan imbalan sejumlah komitmen kelompok P5 + 1, termasuk penghapusan semua sanksi ekonomi dan keuangan terhadap Republik Islam.
Beberapa anggota Kongres AS telah meminta informasi lebih lanjut tentang peran IAEA dalam memverifikasi pelaksanaan kesepakatan dengan Iran. []
(MahdiNews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email