Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ditanya tentang hikmah sujud. Beliau menjawab,
Sujud pertama berarti: Pada awal mulanya saya berasal dari tanah. Ketika engkau mengangkat kepala dari sujud (pertama), lintaskan dalam hatimu: Saya dihidupkan dari dalam tanah.
Sujud kedua berarti: Saya akan kembali masuk ke dalam tanah. Dan sewaktu kamu mengangkat kepala (dari sujud kedua), itu berarti: Pada hari Kiamat, saya akan dibangkitkan dari kubur.”
۞ مِنْهَا خَلَقْنَٰكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,(QS, Thoha [22], 55).
Imam Ja’far As-Shadiq mengatakan,
“Sujud adalah untuk Allah. Oleh karena itu, dilarang sujud di atas sesuatu yang dimakan dan dikenakan sebagai pakaian, yang merupakan pusat perhatian pecinta dunia. Sujud harus menjadikan manusia tertuju kepada Allah, bukan tertuju pada perut, pakaian dan hal-hal materi lainnya.”
Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
“Bentuk lahir sujud adalah meletakkan kening di atas tanah dengan ikhlas dan khusuk. Adapun batin sujud adalah menjauhkan hati dari semua perkara yang semu, mengikatkan hati dengan sumber kekekalan, serta melepaskan diri dari kesombongan, fanatisme dan seluruh kebergantungan duniawi.” []
(MahdiNews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email