Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
dan Presiden Iran Hassan Rouhani belum lama ini membahas situasi
keamanan di kawasan. Melalui sambungan telepon, keduanya menyinggung
kelompok Daesh, sebutan negara Arab untuk kelompok Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS).
Kendati keduanya tampak harmonis, namun tidak di media masing-masing negara. Pertarungan dalam upaya memenangkan opini publik pun terlihat jelas.
Kantor berita Turki Anadolu Agency (AA), Jumat (7/8), menuding media Iran telah mempublikasikan berita kebohongan terkait Turki dan Presiden Erdogan.
Tidak hanya menyasar petinggi pemerintahan Turki, namun AA menilai media Iran memiliki agenda lain untuk menyerang kebijakan luar negeri Ankara. Media Iran berulang kali menuduh Turki berada di balik kelompok teroris di Timur Tengah, terutama ISIS.
Menurut AA, kantor berita Iran, IRNA, menjadi motor utama dalam menyebarkan kebohongan terhadap Turki. Dalam artikel yang dipublikasikan pada 26 Juli 2015, IRNA dalam keterangan di surat kabar Aferinesh Daily menyebut, Turki tidak serius melawan ISIS.
Bukan itu saja, IRNA juga menyebut Pemerintah Turki telah memberi bantuan militer ke Daesh secara rahasia. Satu tulisan analisis yang dipublikasikan di IRNA pada 27 Juli, kantor berita Iran itu kembali menuding Turki telah memberi ruang kepada Daesh di Suriah.
AA juga menyalahkan kantor berita Iran lain, termasuk Fars, Tasnim, dan juga Press TV yang dinilai dekat dengan Garda Revolusi Iran.
Surat kabar Keyhan yang didukung pemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei pun turut mengabarkan kebohongan. Pada 25 Juni, surat kabar itu menyebut Turki, Saudi, dan Qatar menjadi markas Daesh.
Turki telah merubah kebijakannya dalam melawan ISIS bulan lalu. Ankara terlibat langsung dalam serangan udara ke pemberontak ISIS di Suriah. Turki juga menyediakan pangkalan udara mereka buat pesawat AS.
(Republika/AA/IRNA/Fars/ABNS)
Kendati keduanya tampak harmonis, namun tidak di media masing-masing negara. Pertarungan dalam upaya memenangkan opini publik pun terlihat jelas.
Kantor berita Turki Anadolu Agency (AA), Jumat (7/8), menuding media Iran telah mempublikasikan berita kebohongan terkait Turki dan Presiden Erdogan.
Tidak hanya menyasar petinggi pemerintahan Turki, namun AA menilai media Iran memiliki agenda lain untuk menyerang kebijakan luar negeri Ankara. Media Iran berulang kali menuduh Turki berada di balik kelompok teroris di Timur Tengah, terutama ISIS.
Menurut AA, kantor berita Iran, IRNA, menjadi motor utama dalam menyebarkan kebohongan terhadap Turki. Dalam artikel yang dipublikasikan pada 26 Juli 2015, IRNA dalam keterangan di surat kabar Aferinesh Daily menyebut, Turki tidak serius melawan ISIS.
Bukan itu saja, IRNA juga menyebut Pemerintah Turki telah memberi bantuan militer ke Daesh secara rahasia. Satu tulisan analisis yang dipublikasikan di IRNA pada 27 Juli, kantor berita Iran itu kembali menuding Turki telah memberi ruang kepada Daesh di Suriah.
AA juga menyalahkan kantor berita Iran lain, termasuk Fars, Tasnim, dan juga Press TV yang dinilai dekat dengan Garda Revolusi Iran.
Surat kabar Keyhan yang didukung pemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei pun turut mengabarkan kebohongan. Pada 25 Juni, surat kabar itu menyebut Turki, Saudi, dan Qatar menjadi markas Daesh.
Turki telah merubah kebijakannya dalam melawan ISIS bulan lalu. Ankara terlibat langsung dalam serangan udara ke pemberontak ISIS di Suriah. Turki juga menyediakan pangkalan udara mereka buat pesawat AS.
(Republika/AA/IRNA/Fars/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email