Pesan Rahbar

Home » » Presiden Iran: Kita Tidak Memiliki Hilal Syiah, Namun Kita Memiliki Purnama Islam/ Batasan Islam adalah Keyakinan dan Keimanan, bukan Darah dan Geografi

Presiden Iran: Kita Tidak Memiliki Hilal Syiah, Namun Kita Memiliki Purnama Islam/ Batasan Islam adalah Keyakinan dan Keimanan, bukan Darah dan Geografi

Written By Unknown on Monday 17 August 2015 | 08:52:00


Dr. Hassan Rouhani dalam acara pemukaan muktamar umum Majma’ Jahani Ahlulbait (Lembaga Internasional Ahlulbait) (As) ke-6 mengungkapkan, tidak seperti para pemecah belah regional, kita tidak memiliki hilal Syiah, tetapi kita memiliki purnama Islam.

Menurut laporan IQNA, Hujjatul Islam wal Muslimin Hassan Rouhani, Sabtu (15/8) dalam pembukaan muktamar Majma’ Jahani Ahlulbait (As) ke-6 dan konferensi internasional Imam Sajjad (As), dengan menegaskan urgensi solidaritas dan integrasi dihadapan konspirasi para musuh mengungkapan, para musuh sedang menciptakan penyelewengan dan perpecahan dalam agama dan dikalangan kaum muslimin, dimana kita harus bangkit dan melawan penyelewengan dan distorsi ini dan kita tidak mengizinkan kelompok-kelompok teroris untuk memperkenalkan agama Islam, dimana merupakan agama perdamaian, modernitas, rahmat bagi semua manusia, sebagai agama kekerasan, pembunuhan dan penghancur peradaban.

“Otoritas dan kekuatan ilmiah, spiritualitas dan politik Iran sama sekali tidak untuk melawan negara-negara tetangga dan tidak akan pernah sama sekali, dan kami dengan menggunakan kekuasaan kami, hanya ingin mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tegas presiden.

Hujjatul Islam Rouhani mengatakan, sekarang ini kami membuktikan bahwa dengan kekuatan politik dan logika dapat menundukkan kekuatan-kekuatan dunia dan kami dapat memaksa mereka untuk menerima hak pasti rakyat Iran dan juga kami dapat membuktikan bahwa rakyat ini dengan logika dan argumentasinya, dapat meraih tujuan-tujuan tingginya dan menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi damai nuklir serta menghilangkan embargo dan mengakhiri resolusi yang salah Dewan Keamanan.

Presiden Iran dengan menegaskan bahwa otoritas dan keamanan sejati dapat merealisasikan ilmu, persatuan dan moral mengatakan, bukan karena memiliki bom atom sehingga dapat menciptakan keamanan dan stabilitas untuk para penjajah Zionis dan bukan pula memiliki senjata-senjata modern berarti dapat menciptakan keamanan, sebagaimana yang digambarkan oleh sebagian negara dengan membombardir dan menyerang lewat udara dapat menundukkan bangsa-bangsa teraniaya, seperti rakyat Yaman.

Hujjatul Islam Rouhani di bagian lain dengan menjelaskan bahwa mazhab Ahlulbait (As) adalah sebuah mazhab tafsir sejati Islam dan Al-Quran mengungkapkan, para musuh hendak menciptakan perpecahan di kawasan ini dan berbeda dengan klaim mereka, kita tidak memiliki hilal Syiah, namun kita memiliki purnama Islam, dan kita yakin bahwa semua kaum muslimin bersatu dan kompak di hadapan kekufuran dan kemunafikan, dan Imam Khomaini (ra) mengajarkan bagaimana kami para pengikut Ahlulbait (As), orang-orang Syiah dan Ahlussunnah saling berdampingan satu sama lain, dan sekarang ini Pemimpin Revolusi Islam (Rahbar) juga menegaskan akan asas ini, dan mengajarkan kepada kami supaya kita harus saling bersatu.

“Kemarin, Barat dan Timur mengklaim bahwa masa agama sudah berakhir, namun revolusi Islam mengargumentasikan realita ini, bahwa kebetulan sekarang ini adalah era agama dan suatu hari iman dan akhlak akan menjadi penyelamat sejati manusia dan generasi para remaja,” ucap presiden.
Hujjatul Islam Rouhani dengan menjelaskan bahwa saat ini para musuh mengerti bahwa aksi-aksinya untuk memisahkan agama telah membentur batu, dan telah memulai rute distorsi baru dan itu adalah distorsi sejati agama, mengungkapkan, para musuh hendak memperkenalkan agama undang-undang, moral, persaudaraan, kasih sayang dan kelembutan sebagai agama kekerasan, ekstrem, perpecahan, pembunuhan dan kita harus bangkit dan melawan distorsi dan penyelewengan ini.

Hujjatul Islam Rouhani menyebut Iran Islam sebagai tauladan bagi persatuan dan koeksistensi antar agama dan pelbagai mazhab dan mengatakan, sebagaimana era Rasulullah (Saw), yang menguasai kekuasaan dan mayoritas kebijaksanaan serta hak-hak minoritas di Madinah senantiasa terjaga, di Iran juga ada Islam dan juga demokrasi dan hak-hak minoritas terjaga yang mendirikan agama persaudaraan di kalangan Syiah dan Ahlussunnah.

Presiden Iran menambahkan, masyarakat Iran, baik muslim, Armenia, Zartus, mereka mencintai Ahlulbait (As) dan pada hari Asyura dan Tasua' mereka menghormati Imam Husein (As) dan tidak ada perbedaan antara Syiah dan Ahlussunnah, muslim dan non-muslim dalam sejarah negara ini.
Hujjatul Islam Rouhani mengatakan, ajaran Ahlulbait (As) adalah sebuah ajaran Islam dan Al-Quran yang sejati dan mana mungkin dapat ditemukan dari kaum muslimin yang tidak menghormati Imam Ali dan Abu Abdillah Al-Husein (As), mana mungkin dapat ditemukan dari kaum muslimin yang mana masa depan sejarah dunia tidak terpaut dengan Mahdiisme.

Presiden dengan menjelaskan bahwa saat ini kita semua harus mencari kata Sawa’, mengungkapkan, sekarang ini logika kita di hadapan masyarakat dunia adalah kata Sawa’, dan kalimat ini ditegaskan dalam Al-Quran, dalam dunia sekarang ini diartikan dengan perdamaian, koeksistensi, persatuan dan persaudaraan semua kaum muslimin. Kata Sawa’ berartikan dunia yang kosong dari kekerasan dan perpecahan.

“Saat ini dalam masyarakat Iran, Ahlussunnah tidak hanya membela aturan hukum dan undang-undang dasar, bahkan dalam banyak titik-titik perbatasan negara Iran dan di bagian Kurdistan, Gurun Turkaman, Khorasan, Sistan dan Baluchistan mereka adalah para penjaga perbatasan yang baik untuk menjaga keamanan di perbatasan-perbatasan negara Iran,” ungkap Hujjatul Islam Rouhani.

Presiden dengan menjelaskan bahwa musuh hendak memisahkan kita dari Islam yang sejati dan memperkenalkan agama sebagai sumber kekerasan, mengungkapkan, semua agama-agama langit, mencari kemuliaan manusia dan bagaimana sekarang ini mereka melakukan pembunuhan di Palestina dengan mengatasnamakan Nabi Musa (As) dan agama Yahudi, sementara agama Nabi Musa (As) adalah agama moral, bukan agama lalim dan ini merupakan distorsi besar dalam agama Ibrahimi.
Hujjatul Islam Rouhani menambahkan, sekarang ini mereka melakukan pembunuhan di Palestina, dengan mengatasnamakan agama Yahudi dan di sebagian Asia, mereka melakukan pembakaran manusia dengan mengatasnamakan Budha  dan di Timur Tengah juga, sejumlah orang-orang bodoh melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan Islam dan jihad dan mereka membakar masjid, gereja dan tempat peribadatan.

“Islam adalah agama yang dengan tegas memaklumatkan tidak hanya sekedar untuk membela masjid, dan jika ada urgensi pembelaan dan perlawaan dan pengibaran bendera jihad, maka di samping gereja, sinagog dan masjid bahkan semua tempat peribadatan dan tempat-tempat dimana di situ dituturkan nama Allah harus dibela. Dasar ayat-ayat jihad dalam Al-Quran dimulai dengan kalimat Difa (pembelaan),” ucap presiden.

Hujjatul Islam Rouhani dengan menjelaskan bahwa sekarang ini ada beban berat di pundak semua kaum muslimin mengungkapkan, kemarin kita mengemban tanggung jawab besar untuk menghidupkan Islam di hadapan pemisahan agama dan sekarang ini untuk menghidupkan Islam di hadapan penyelewengan dan distorsi dan tidak semestinya kita mengizinkan para musuh-musuh Islam untuk memperkenalkan agama Islam, yang merupakan agama perdamaian, moderasi dan rahmat bagi semua manusia, sebagai agama kekerasan, pembunuhan dan penghancur peradaban, melalui kelompok takfiri.

Presiden mengingatkan, kami adalah pengikut mazhab keluarga risalah, dimana Imam Sajjad (As) pada masa keputusasaan, yang mendominasi kota Madinah, Mekah dan Kufah, setelah tragedi Asyura dapat menciptakan gelombang spiritual dan moral, yang dapat mengembalikan harapan ke masyarakat dan mengajarkan kepada masyarakat untuk senantiasa dan harus berbicara dalam kebenaran.

Hujjatul Islam Rouhani menambahkan, Imam Sajjad (As) mengajarkan, jika dalam sebuah kondisi dimana sang penguasa tidak dapat diajak bicara, maka pada saat itu dengan doa ini, kita dapat mengetengahkan ucapan dan perkataan-perkataan kita, yaitu; Ya Allah jika aku mendapatkan sebuah kedudukan dalam masyarakat, maka dengan kadar tersebut aku dapat merasakan ketundukan lebih terhadap hawa nafsuku.

Presiden menegaskan, dunia sekarang ini sangat menghendaki Islam yang berpengetahuan, berdamai. Islam dan Ahlulbait adalah agama yang undang-undangnya adalah hak, spiritual dan moral dan asas pengutusannya adalah kesempurnakan akhlak.

Hujjatul Islam Rouhani di bagian lain, dengan menjelaskan bahwa para musuh agama Ibrahimi dan khususnya agama Islam sudah berabad-abad memikirkan pemisahan agama, mengungkapkan, Barat memperkenalkan agama sebagai keterbelakangan dan timurnya sebagai pengancam masyarakat dan generasi muda dan keduanya mencari satu tujuan dan itu adalah agama anti-kolonialisme dan otoritarianisme dan agama yang memunculkan kekuatan besar masyarakat dan perlawanan akhlak merupakan perintah peraih tujuan-tujuan materi.

Presiden dengan menjelaskan bahwa revolusi besar Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini (ra) telah menyalahkan ilusi Timur dan Barat, dimana merupakan masa akhir agama, mengungkapkan, revolusi Islam menunjukkan bahwa agama tidak hanya sekedar untuk ibadah, manasik dan program-program kehidupan individu tidak terpisahkan dari dunia politik dan manajemen, dan beliau mengumumkan kepada dunia bahwa agama merupakan kekuatan sosial, kebudayan dan politik terbesar, yang memiliki kemampuan manajemen dan administrasi masyarakat dan dapat juga memerangi tirani, arogansi dan kolonialisme, dan dengan tanpa bersandar pada Timur melawan Barat atau bersandar pada Barat untuk melawan Timur dan hanya dengan bersandar pada Iman sebuah bangsa dan umat dapat bangkit dan menang di hadapan semua kekuatan Timur dan Barat.

Hujjatul Islam Rouhani dengan menegaskan bahwa revolusi Islam mengibarkan panji penghidup agama di dunia, mengungkapkan, perlawanan rakyat besar Afganistan di hadapan penjajah negara mereka oleh para adikuasa Timur kemarin hari merupakan gerakan besar penghidup pemikiran Islam di Timur Tengah dan penyebar Islam di Asia Tengah, Kaukasus, kehadiran masyarakat Lebanon di medan perlawanan di hadapan Zionis, gerakan Islam di Turki dan Afrika Selatan merupakan sebuah gelombang yang dimulai dengan kemenangan revolusi Islam Iran, dengan dipimpin oleh Imam Khomeini (ra) dan gelombang ini akan terus berlanjut.

Presiden menegaskan, gelombang revolusi Islam mengumumkan kepada masyarakat dunia bahwa batas Islam bukanlah batas darah, ras, dan ekstrem, namun batasnya adalah keyakinan, iman dan akhlak, oleh karenanya tauladan tidak mengenal batasan geografis dan dapat memiliki pengikut setia di kedalaman Eropa, Amerika, dan diseluruh penjuru Asia dan Afrika dan akan tetap memilikinya.
Hujajtul Islam Rouhani menegaskan, kami tidak menghantarkan suara Islam kepada dunia lewat letupan peluru, namun kita memperkenalkannya melalui sekolah, kamar-kamar dan dengan logika dan argumentasi.

Presiden menambahkan, Islam adalah agama, yang awal pemerintahannya dimulai dengan dasar perjanjian ‘Aqabah dan permulaan ini untuk pembentukan Islam sebagai sebuah pemerintah dan kekuasaan di Madinah, dan kesinambaungan jalan ini juga melalui undang-undang, kontrak dengan kabilah, agama dan mazhab.

Islam adalah agama yang melakukan perjanjian dan kontrak dengan Yahudi, Nashrani dan orang-orang kafir, dan selama mereka komitmen dengan perjanjian ini, maka Rasulullah (Saw) juga komitmen dengan janji tersebut.

Hujjatul Islam Rouhani menegaskan, sangatlah benar bahwasanya Islam adalah agama kekuatan dan otoritas, namun saat itu juga sebagai agama yang tunduk, selamat dan damai, dalam Islam ada pedang, namun tidak digunakan kecuali dalam keadaan darurat, dan senantiasa berbicara dengan logika dan argumentasi.

Lebih lanjut, presiden berbicara kepada para audien dalam konferensi ini, dan mengungkapkan, pesan perkumpulan kalian para pecinta Ahlulbait (As) dapat menjadi persatuan dunia Islam, pedamaian, stabilitas di kawasan dan dunia serta pengenalan lebih masyarakat dengan maarif Ahlulbait (As) dan publikasinya di seluruh penjuru dunia.

Hujjatul Islam Rouhani menegaskan, bagi Republik Islam Iran, tidak ada perbedaan antara Syiah Yaman, Irak, Lebanon dan Suriah dengan Ahlussunnah Yaman, Palestina dan Kurdi di Irak dan kami adalah penuntut perdamaian, keamanan dan persaudaraan dan juga menghendaki perkembangan lebih untuk kawasan.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: