Presiden Hassan Rouhani menilai Israel cengeng dan Kongres AS penghasut perang. (Foto: Reuters)
Presiden Iran, Hassan Rouhani, meledek Israel sebagai
satu-satunya negara yang menangis meratapi kesepakatan nuklir Iran.
Rouhani juga menuduh Kongres Amerika Serikat (AS) sebagai “penghasut
perang Amerika”.
Tuduhan Rouhani terhadap Kongres AS itu muncul setelah para politikus di Kongres AS kerap menyuarakan kebijakan yang menentang kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (P5+1).
Presiden Barack Obama sendiri menyatakan, jika Kongres AS menentang kesepakatan nuklir Iran maka Pemerintah AS akan dipaksa menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Namun, Obama sudah memperingatkan jika hal itu terjadi maka Israel bisa hujan roket yang ditembakkan oleh para kelompok militan pro-Iran. (Baca: Jika Kongres AS "Bunuh" Kesepakatan Nuklir Iran, Israel Hujan Roket)
Dalam pidatonya di Teheran, Presiden Rouhani menggambarkan betapa kecewanya Israel dengan kesepakatan nuklir Iran.
”Hari ini, Anda melihat bahwa satu-satunya rezim yang menangis dari pagi sampai malam adalah rezim Zionis si perampas,” kata Rouhani mengacu pada Pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berulang kali mengimbau kepada para pemimpin dunia, serta politisi Amerika untuk menentang kesepakatan nuklir Iran, sebagaimana dikutip Jerusalem Post, Jumat (7/8/2015).
Menurut Rouhani, meski perundingan nuklir Iran sudah mencapai kesepakatan antara Iran dengan P5+1 (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan Rusia), tapi panggung politik AS bermasalah. Sebab, para politisi di Kongres AS menyuarakan kebijakan bermusuhan dengan kesepakatan nuklir Iran.
”Hari ini semua negara-negara regional dan bangsa Iran yang besar, kecuali rezim Zionis di perampas dan penghasut perang Amerika, senang dengan kesepakatan yang besar ini,” kata Presiden Rouhani. (Baca juga: Petinggi Iran Salahkan AS Jika Perang Dunia III Pecah)
Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran yang difasilitasi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry atas nama P5 +1 dan kepala negosiator Iran, Mohammad Javad Zarif (Menteri Luar Negeri Iran) telah memberikan mandat kepada Iran menjadi negara nuklir.
(Sindonews/ABNS)
Tuduhan Rouhani terhadap Kongres AS itu muncul setelah para politikus di Kongres AS kerap menyuarakan kebijakan yang menentang kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (P5+1).
Presiden Barack Obama sendiri menyatakan, jika Kongres AS menentang kesepakatan nuklir Iran maka Pemerintah AS akan dipaksa menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Namun, Obama sudah memperingatkan jika hal itu terjadi maka Israel bisa hujan roket yang ditembakkan oleh para kelompok militan pro-Iran. (Baca: Jika Kongres AS "Bunuh" Kesepakatan Nuklir Iran, Israel Hujan Roket)
Dalam pidatonya di Teheran, Presiden Rouhani menggambarkan betapa kecewanya Israel dengan kesepakatan nuklir Iran.
”Hari ini, Anda melihat bahwa satu-satunya rezim yang menangis dari pagi sampai malam adalah rezim Zionis si perampas,” kata Rouhani mengacu pada Pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berulang kali mengimbau kepada para pemimpin dunia, serta politisi Amerika untuk menentang kesepakatan nuklir Iran, sebagaimana dikutip Jerusalem Post, Jumat (7/8/2015).
Menurut Rouhani, meski perundingan nuklir Iran sudah mencapai kesepakatan antara Iran dengan P5+1 (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan Rusia), tapi panggung politik AS bermasalah. Sebab, para politisi di Kongres AS menyuarakan kebijakan bermusuhan dengan kesepakatan nuklir Iran.
”Hari ini semua negara-negara regional dan bangsa Iran yang besar, kecuali rezim Zionis di perampas dan penghasut perang Amerika, senang dengan kesepakatan yang besar ini,” kata Presiden Rouhani. (Baca juga: Petinggi Iran Salahkan AS Jika Perang Dunia III Pecah)
Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran yang difasilitasi Menteri Luar Negeri AS, John Kerry atas nama P5 +1 dan kepala negosiator Iran, Mohammad Javad Zarif (Menteri Luar Negeri Iran) telah memberikan mandat kepada Iran menjadi negara nuklir.
(Sindonews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email