Komisi Islam untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis
di Inggris (IHRC) mengatakan Arab Saudi jelas tidak “mampu” mengelola
ibadah haji tahunan, Press TV melaporkan.
Mengacu pada tragedi haji baru-baru ini di Mekah dan insiden sebelumnya, ketua komisi Reza Kazem mengatakan bahwa, “perlu perubahan” karena jelas bahwa pemerintah Saudi tidak mampu mengelola ibadah haji.
“Mereka tidak mampu mengelola [ibadah] ini dan adalah penting untuk melibatakan negara dan organisasi-organisasi Muslim dalam mengelola ibadah haji ini,” kata Kazem Sabtu (26/9/15).
Saudi menyangkalkan “tuduhan itu,” dan bahkan menyalahkan korban atas tragedi tersebut, katanya.
Dia menambahkan bahwa penyelidikan independen harus dilakukan terhadap kejadian itu juag penyebab di balik itu.
Pengacara Internasional, Alfred Lambremont Webre, mengatakan dalam sebuah wawancara terpisah bahwa Iran bisa mengejar tindakan hukum di Pengadilan Internasional Of Justice (ICJ) di Den Haag atas dasar “kelalaian kriminal.”
Setidaknya 136 peziarah Iran sejauh ini telah dinyatakan meninggal dalam tragedi berdesakan yang merenggut nyawa lebih dari 2.000 orang saat ibadah di Mina pada hari Kamis, menurut kepala Haji dan Ziarah Organisasi Iran. Saeed Ohadi mencatat bahwa 102 peziarah Iran juga terluka dan 344 lainnya masih hilang.
Juga pada hari Sabtu, Jaksa Agung Iran mengatakan ia akan mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah Saudi atas kematian para peziarah Iran.
“Al-Saud harus tahu bahwa kami akan mengejar keadilan atas tragedi ini melalui pengadilan internasional,” kata Ebrahim Raeisi, menambahkan bahwa, “Hal ini bukan hanya ketidakmampuan, tetapi kejahatan.”
Selama pertemuan dengan Sekjen PBB di New York di sela-sela sesi Majelis Umum PBB ke-70, Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik Riyadh atas kekurang- kerjasamaanya dalam insiden tersebut.
“Sayangnya, pemerintah Saudi tidak bekerja sama cukup dalam mengatasi nasib yang hilang dan memulangkan jenazah mereka yang meninggal serta yang terluka, dan sangat penting bahwa Sekretaris Jenderal PBB [Ban Ki-moon] mengingatkan pemerintah Riyadh atas kewajiban hukum dan kemanusianya, “kata Rouhani.
Presiden Rouhani juga menyatakan penyesalan mendalam atas insiden tersebut sementara menyampaikan belasungkawa kepada yang berduka.
Selama pidato terpisah di KTT Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rouhani juga menekankan perlunya penyelidikan atas penyebab “insiden ini dan insiden serupa lainnya selama ibadah haji,” dan menyerukan pengobatan segera kepada mereka yang terluka .
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang saat ini di New York untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB, menyerukan Arab Saudi untuk mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah mismanajemen ibadah haji yang menyebabkan tragedi Mina yang “menyakitkan” dalam ibadah haji tahun ini.
Zarif melanjutkan agar para pejabat Saudi menyadari tanggung jawab besar mereka atas penyelenggraan ibadah haji tahunan dengan cara yang terbaik dan merekomendasikan bahwa pihak berwenang agar menggunakan pengalaman negara-negara Islam lain dalam hal ini.
Sebelumnya pada hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa para pejabat Saudi dan pemimpin agama jangan menghubungkan bencana Mina dengan takdir, sementara mereka tidak menangani insiden tersebut dengan “memuaskan”.
Iran mengharapkan para pejabat Saudi untuk segera membantu nasib mereka yang masih hilang dan membantu pemulangan korban Iran ke negaranya, katanya.
Untuk ketiga kalinya, Iran memanggil kuasa usaha Saudi pada Sabtu untuk menerima protes resmi Teheran atas insiden tersebut.
Republik Islam meminta utusan Saudi untuk mempermudah pekerjaan dalam menindaklanjuti tragedi tersebut.
Insiden Mina terjadi beberapa hari setelah crane konstruksi besar runtuh ke Masjidil Haram, yang menewaskan lebih dari 100 orang dan 200 lainnya terluka. []
(Mahdi-News/ABNS)
Mengacu pada tragedi haji baru-baru ini di Mekah dan insiden sebelumnya, ketua komisi Reza Kazem mengatakan bahwa, “perlu perubahan” karena jelas bahwa pemerintah Saudi tidak mampu mengelola ibadah haji.
“Mereka tidak mampu mengelola [ibadah] ini dan adalah penting untuk melibatakan negara dan organisasi-organisasi Muslim dalam mengelola ibadah haji ini,” kata Kazem Sabtu (26/9/15).
Saudi menyangkalkan “tuduhan itu,” dan bahkan menyalahkan korban atas tragedi tersebut, katanya.
Dia menambahkan bahwa penyelidikan independen harus dilakukan terhadap kejadian itu juag penyebab di balik itu.
Pengacara Internasional, Alfred Lambremont Webre, mengatakan dalam sebuah wawancara terpisah bahwa Iran bisa mengejar tindakan hukum di Pengadilan Internasional Of Justice (ICJ) di Den Haag atas dasar “kelalaian kriminal.”
Setidaknya 136 peziarah Iran sejauh ini telah dinyatakan meninggal dalam tragedi berdesakan yang merenggut nyawa lebih dari 2.000 orang saat ibadah di Mina pada hari Kamis, menurut kepala Haji dan Ziarah Organisasi Iran. Saeed Ohadi mencatat bahwa 102 peziarah Iran juga terluka dan 344 lainnya masih hilang.
Juga pada hari Sabtu, Jaksa Agung Iran mengatakan ia akan mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah Saudi atas kematian para peziarah Iran.
“Al-Saud harus tahu bahwa kami akan mengejar keadilan atas tragedi ini melalui pengadilan internasional,” kata Ebrahim Raeisi, menambahkan bahwa, “Hal ini bukan hanya ketidakmampuan, tetapi kejahatan.”
Selama pertemuan dengan Sekjen PBB di New York di sela-sela sesi Majelis Umum PBB ke-70, Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik Riyadh atas kekurang- kerjasamaanya dalam insiden tersebut.
“Sayangnya, pemerintah Saudi tidak bekerja sama cukup dalam mengatasi nasib yang hilang dan memulangkan jenazah mereka yang meninggal serta yang terluka, dan sangat penting bahwa Sekretaris Jenderal PBB [Ban Ki-moon] mengingatkan pemerintah Riyadh atas kewajiban hukum dan kemanusianya, “kata Rouhani.
Presiden Rouhani juga menyatakan penyesalan mendalam atas insiden tersebut sementara menyampaikan belasungkawa kepada yang berduka.
Selama pidato terpisah di KTT Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rouhani juga menekankan perlunya penyelidikan atas penyebab “insiden ini dan insiden serupa lainnya selama ibadah haji,” dan menyerukan pengobatan segera kepada mereka yang terluka .
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang saat ini di New York untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB, menyerukan Arab Saudi untuk mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah mismanajemen ibadah haji yang menyebabkan tragedi Mina yang “menyakitkan” dalam ibadah haji tahun ini.
Zarif melanjutkan agar para pejabat Saudi menyadari tanggung jawab besar mereka atas penyelenggraan ibadah haji tahunan dengan cara yang terbaik dan merekomendasikan bahwa pihak berwenang agar menggunakan pengalaman negara-negara Islam lain dalam hal ini.
Sebelumnya pada hari itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa para pejabat Saudi dan pemimpin agama jangan menghubungkan bencana Mina dengan takdir, sementara mereka tidak menangani insiden tersebut dengan “memuaskan”.
Iran mengharapkan para pejabat Saudi untuk segera membantu nasib mereka yang masih hilang dan membantu pemulangan korban Iran ke negaranya, katanya.
Untuk ketiga kalinya, Iran memanggil kuasa usaha Saudi pada Sabtu untuk menerima protes resmi Teheran atas insiden tersebut.
Republik Islam meminta utusan Saudi untuk mempermudah pekerjaan dalam menindaklanjuti tragedi tersebut.
Insiden Mina terjadi beberapa hari setelah crane konstruksi besar runtuh ke Masjidil Haram, yang menewaskan lebih dari 100 orang dan 200 lainnya terluka. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email