Penciptaan keraguan dan syubhat dalam sejarah Al-Quran serta metode penurunannya berarti melemahkan dasar-dasar agama suci Islam.
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari harian Irak, al-Istiqomah, Muawiyah bin Muhammad al-Hasan, salah seorang peneliti Islam Irak menyebut klaiman sebagian para sejarawan Britania yang memberikan kemungkinan bahwa naskah Al-Quran Birmingham ditulis sebelum Rasulullah (Saw), merupakan upaya para peneliti semu Barat untuk mendiskreditkan citra Islam.
“Sebagian para peneliti Barat yang memiliki niat buruk dengan membidik Al-Quran, karena menciptakan keraguan dan syubhat dalam sejarah Al-Quran dan metode penurunannya berarti melemahkan dasar-dasar Islam,” tambahnya.
Penulis Irak ini menegaskan, Al-Quran adalah mukjizat Rasulullah (Saw) dan Allah Swt adalah penjaga Al-Quran tersebut, dengan demikian aksi-aksi dengki Barat hanya menyebabkan kaum muslimin lebih berpegang pada agama suci Islam.
Perlu diingat, bebarapa sejarawan Britania mengklaim bahwa naskah Al-Quran yang baru saja ditemukan di universitas Birmingham, Inggris yang dikatakan sebagai naskah Al-Quran tertua, kemungkinan ditulis sebelum Rasulullah (Saw).
Berdasarkan tes radiokarbon di universitas Oxford diumumkan bahwa naskah Al-Quran yang ditemukan di universitas Birmingham dapat menjadi salah satu naskah Al-Quran tertua dunia.
Namun, sekarang ini beberapa sejarawan Britania mengklaimkan bahwa naskah khat ini bisa jadi terkait sebelum masa Rasulullah (Saw) dan ditulis kembali pada masa awal Islam.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email