“Debat ilmiah termasuk salah satu metode terpenting dalam pendidikan dan mentransfer pengetahuan dalam peradaban Islam. Metode ini telah menjadi kultur kental dari sejak permulaan abad Islam.”
Begitu hal ini disampaikan Sayyid Murtadha Husaini Syah Turabi salah seorang dosen ahli sejarah Islam di Jamiatul Mustafa, Iran, hari ini kepada wartawan Shabestan.
Bisa dipastikan, lanjut Syah Turabi, metode ini adalah sebuah metode yang berkembang bersama perkembangan budaya Islam dan memiliki pengaruh langsung terhadap kehidupan ilmian peradaban ini.
Dari sisi lain, kata Syah Turabi, debat dan dialog bisa menjadi lahan bagus bagi kebebasan berpikir dalam peradaban Islam.
Syah Turabi menuturkan, banyak warisan hadis Ahlul Bait as berpindah ke tangan kita dalam bentuk metode debat dan dialog ini. Para imam Ahlul Bait as memberikan porsi perhatian yang besar terhadap metode ini, terutama pada masa Imam Shadiq, Imam Ridha, dan Imam Jawad as.
Menurut Syauh Turabi lebih lanjut, Imam Jawad as pernah melakukan debat dan dialog dengan dua kelompok masyarakat: kelompok ulama Syiah dan kelompok non-Syiah. Karena itu, beliau senantiasa menjadikan keyakinan-keyakinan Islam sebagai sandaran dalam setiap debat dan dialog, yang bersumber dari kitab dan sunah Rasulullah saw.
Di samping itu, lanjut Syah Turabi, Imam Jawad juga menjadikan sirah Rasulullah saw dan para imam Ahlul Bait as dalam arena debat. Debat beliau dengan Yahya Aktsam tentang kekhalifahan dipenuhi dengan sandaran-sandaran ini.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email