Jelas sudah bahwa tindakan barbar para algojo ISIS, bukan semata dilakukan tanpa imbalan. Algojo atau penjagal ISIS macam Jihadi John, bisa meraup “gaji” ribuan dolar Amerika Serikat (AS) atau belasan juta rupiah untuk mencabut nyawa orang-orang tak bersalah.
Seorang juru bicara Kementerian Keuangan AS yang tak disebutkan namanya, membocorkan bahwa algojo ISIS macam Jihadi John, bisa diupah USD1.000 atau Rp13,6 juta per bulannya.
Jubir tersebut juga memaparkan bahwa ISIS punya anggaran USD360 juta
atau sekira Rp5 triliun untuk kurang lebih 30 ribu anggotanya.
Dengan gaji menggiurkan itulah, menurut pengamat HAM Suriah, para
anggota ISIS sudah mengeksekusi 3.500 jiwa sejak mendeklarasikan
kekhalifahan pada Juni 2014 lalu, termasuk 77 nyawa anak-anak.
Lalu dari mana ISIS punya dana besar untuk “bikin kekacauan” di Timur
Tengah? “Emas Hitam” atau minyak jawabannya. ISIS yang mencaplok
sejumlah ladang minyak di Irak, untuk kemudian dijual di pasar gelap.
Belum lagi perampokan, pemerasan, tebusan penculikan dan donasi asing!
Dari data 2014 saja, ISIS mendulang USD1 triliun dengan menjual sekira 400 ribu barel minyak dari ladang di Irak selama ini.
“Perkiraan terbaru yang bisa kami publikasikan adalah antara USD500
juta dan USD1 triliun dalam bentuk aset bank, berdasarkan data 2014,”
ungkap sang juru bicara Kemenkeu AS kepada Sputnik, seperti dilansir DailyStar, Jumat (30/10/2015).
“Awal tahun ini, ISIL mendapat keuntungan USD40 juta dalam sebulan dari
penjualan minyak. Angka itu mendekati USD325 juta per tahun,”
tandasnya.
(Oke-zone/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email