Walikota Bogor mengeluarkan
Surat Edaran Nomor 300/1321-Kesbangpol yang berisi larangan terhadap
“Perayaan Asyura (Hari Raya Kaum Syiah) di Kota Bogor”, Kamis 22 Oktober
2015 malam.
Kritik pedas atas kebijakan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang melarang kegiatan keagamaan muslim Syiah datang dari intelektual muda muslim NU, Akhmad Sahal.
Di akun Twitternya, Wakil Ketua PCI NU Amerika Serikat yang kerap dipanggil Gus Sahal ini menyebut surat yang ditandatangani oleh Walikota Bogor Bima Arya tentang pelarangan peringatan Asyura bagi warga Bogor sebagai ngawur, picik dan memalukan.
Selain mengkritik Bima Arya, Sahal juga mengecam kelompok intoleran yang melakukan propaganda anti-Syiah di sosmed. Sahal menyebut hanya bermodal benci, mereka asal bicara dan membuat pernyataan.Sementara mereka awam pengetahuan tentang Syiah dan terlebih awam tentang Sunni. Surat edaran yang diterbitkan Pemkot Bogor sendiri sebenarnya mengutip mengutip Keputusan MUI Kota Bogor tentang faham Syiah dan Surat Pernyataan “Ormas Islam di Kota Bogor” yang menolak segala bentuk kegiatan keagamaan Syiah di Kota Bogor.
Surat tersebut tidak merincikan Ormas Islam mana saja yang mendesak aparat pemerintah. Namun hal itu terungkap dalam daftar peserta kehadiran rapat koordinasi dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Bogor, yaitu: KH Adam Ibrahim (Ketum MUI Kota Bogor), H. Rahmat E. Sulaeman (Penasihat MUI), H. Hotib Malik (Direktur BAZ Kota Bogor), H. Zaelal Syukri (Ketua FKUB Kota Bogor), Kol. H. Mustaqim (anggota Komisi Pengawasan Aliran Sesat), H. Jejen H (Sekretarus MUI), Ustadz Dhani (KCR/DDII/Komisi 4 MUI), H.Ahmad Iman (Ketua FORKAMI) Ustadz Ari (FORKAMI), Ustadz Nur Sukma (Wakil ketua ANNAS Bogor), Ustadz Abu Ahmad (Komandan Laskar HASMI), dan lainnya. Dari itu dapat disimpulkan bahwa “Ormas Islam” yang dirujuk adalah Forum Komunikasi Muslim Indonesia (FORKAMI), Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) dan Harakah Sunniyah Masyarakat Islami (HASMI).
(Satu-Islam/ABNS)
Kritik pedas atas kebijakan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang melarang kegiatan keagamaan muslim Syiah datang dari intelektual muda muslim NU, Akhmad Sahal.
Di akun Twitternya, Wakil Ketua PCI NU Amerika Serikat yang kerap dipanggil Gus Sahal ini menyebut surat yang ditandatangani oleh Walikota Bogor Bima Arya tentang pelarangan peringatan Asyura bagi warga Bogor sebagai ngawur, picik dan memalukan.
Selain mengkritik Bima Arya, Sahal juga mengecam kelompok intoleran yang melakukan propaganda anti-Syiah di sosmed. Sahal menyebut hanya bermodal benci, mereka asal bicara dan membuat pernyataan.Sementara mereka awam pengetahuan tentang Syiah dan terlebih awam tentang Sunni. Surat edaran yang diterbitkan Pemkot Bogor sendiri sebenarnya mengutip mengutip Keputusan MUI Kota Bogor tentang faham Syiah dan Surat Pernyataan “Ormas Islam di Kota Bogor” yang menolak segala bentuk kegiatan keagamaan Syiah di Kota Bogor.
Surat tersebut tidak merincikan Ormas Islam mana saja yang mendesak aparat pemerintah. Namun hal itu terungkap dalam daftar peserta kehadiran rapat koordinasi dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Bogor, yaitu: KH Adam Ibrahim (Ketum MUI Kota Bogor), H. Rahmat E. Sulaeman (Penasihat MUI), H. Hotib Malik (Direktur BAZ Kota Bogor), H. Zaelal Syukri (Ketua FKUB Kota Bogor), Kol. H. Mustaqim (anggota Komisi Pengawasan Aliran Sesat), H. Jejen H (Sekretarus MUI), Ustadz Dhani (KCR/DDII/Komisi 4 MUI), H.Ahmad Iman (Ketua FORKAMI) Ustadz Ari (FORKAMI), Ustadz Nur Sukma (Wakil ketua ANNAS Bogor), Ustadz Abu Ahmad (Komandan Laskar HASMI), dan lainnya. Dari itu dapat disimpulkan bahwa “Ormas Islam” yang dirujuk adalah Forum Komunikasi Muslim Indonesia (FORKAMI), Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) dan Harakah Sunniyah Masyarakat Islami (HASMI).
(Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email