Pembentukan Partai Islam Australia Pertama diumumkan secara resmi pada hari Selasa (17/11).
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Diaa Mohamed, pendiri partai Islam Australia dalam hal ini mengatakan, baru saja kita melihat kejahatan-kejahatan teroris di Paris dan sekarang ini merupakan masa paling sensitif dimana muslim Australia harus memiliki satu tribun politik untuk menjelaskan ucapan-ucapannya.
Demikian juga, dia mengumumkan bahwa partai baru Islam Australia hendak ikut berpartisipasi dalam pemilihan federal dan negara tersebut.
Diaa Mohamed melanjutkan, partai Islam pertama Australia hendak berkompetisi dengan para kandidat terpilih di semua propinsi pada pemilu tahun mendatang di majelis tinggi (senat) dan demikian juga akan berupaya meraup banyak kursi dalam tingkat propinsi.
Dia dengan mengisyaratkan serangan teroris yang baru saja terjadi mengatakan, sebagai seorang muslim, saya tidak bisa acuh tak acuh terhadap kematian seseorang tak berdosa di Beirut dan Paris.
“Insiden Paris tidak dapat dijustifikasi; namun insiden ini berkaitan dengan serangan-serangan terbaru di negara-negara Timur Tengah dan penyiapan ranah untuk penyebaran ekstremisme,” tambahnya.
Diaa Mohamed, termasuk salah seorang muslim (34) di Barat Sidney, yang meluncurkan sebuah kelompok bernama “Perdamaian Saya”, aktif dengan tujuan menyebarkan komunikasi antara muslim dan masyarakat Australia.
Mohamed mengatakan, saya telah bermusyawarah dengan para rohaniawan muslim dan Kristen, sebelum peluncuran partai Islam Australia, dengan demikian partai kami juga akan menerima anggota-anggota non-muslim.
Demikian juga, dia termasuk koordinator pemasangan baliho periklanan dengan topik Kristen: Nabi Islam, pada tahun 2011 di kota Sidney, yang telah menyebabkan banyak keributan.
Diaa Mohamed mengatakan, partai Islam Australia akan aktif berlawanan dengan enam partai anti Islam Australia.
Partai terbaru anti Islam Australia adalah partai koalisi kebebasan Australia, yang baru saja diresmikan dengan dihadiri oleh Geert Wilders, politikus Islamofob Belanda.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email