Pasukan Israel telah menembak mati seorang pemuda Palestina, yang diduga menusuk tentara, di Tepi Barat yang diduduki.
Korban dilaporkan sedang menuju dari kota Jenin Tepi Barat ke Israel pada hari Sabtu pagi (31/10/15), ketika ia melewati sebuah pos pemeriksaan, ia ditembak mati menembak oleh pasukan Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menerima jenazah yang identitasnya belum dirilis belum.
Seorang juru bicara militer Israel tak dikenal mengklaim bahwa “pemuda Palestina itu berusaha menusuk petugas keamanan di persimpangan.”
Namun saksi mata, mengatakan kepada kantor berita Ma’an Palestina bahwa “tidak ada upaya penusukan” ketika pasukan Israel menembaki para pemuda Palestina”.
Pada hari Jumat, Ramadan Thawabteh, balita Palestina delapan bulan, juga meninggal setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel di dekat rumahnya di kota Beit Fajar Tepi Barat.
Qassem Mahmoud Sabaneh, 20 tahun , dan Ahmad Hamada Qneibi, 23 tahun, juga tewas oleh pasukan Israel pada hari yang sama di kota Nablus di Tepi Barat dan Al-Quds di Timur.
Peristiwa tersebut itu terjadi di tengah meningkatnya konfrontasi antara Israel dan warga Palestina selama beberapa minggu terakhir, yang mendorong banyak orang meyakini bahwa Intifada ketiga (pemberontakan) mungkin terjadi.
Setidaknya 72 warga Palestina tewas oleh Israel sejak awal Oktober. Sekitar 7.200 lainnya terluka baik dalam konfrontasi langsung dengan Israel maupun selama protes.
Pembatasan terhadap masuknya jamaah Palestina ke masjid al-Aqsa pada bulan Agustus telah memicu meningkatkannya ketegangan di wilayah itu. Palestina mengatakan rezim Tel Aviv berusaha untuk mengubah status quo al-Aqsa.
Ekstremis Israel, dikawal oleh pasukan militer, telah meningkatkan serangannya terhadap tempat yang sensitif, yang merupakan tempat suci ketiga Islam setelah Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid al-Nabawi di Madinah.[]
(Mahdi-News/ABNS)
Korban dilaporkan sedang menuju dari kota Jenin Tepi Barat ke Israel pada hari Sabtu pagi (31/10/15), ketika ia melewati sebuah pos pemeriksaan, ia ditembak mati menembak oleh pasukan Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menerima jenazah yang identitasnya belum dirilis belum.
Seorang juru bicara militer Israel tak dikenal mengklaim bahwa “pemuda Palestina itu berusaha menusuk petugas keamanan di persimpangan.”
Namun saksi mata, mengatakan kepada kantor berita Ma’an Palestina bahwa “tidak ada upaya penusukan” ketika pasukan Israel menembaki para pemuda Palestina”.
Pada hari Jumat, Ramadan Thawabteh, balita Palestina delapan bulan, juga meninggal setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel di dekat rumahnya di kota Beit Fajar Tepi Barat.
Qassem Mahmoud Sabaneh, 20 tahun , dan Ahmad Hamada Qneibi, 23 tahun, juga tewas oleh pasukan Israel pada hari yang sama di kota Nablus di Tepi Barat dan Al-Quds di Timur.
Peristiwa tersebut itu terjadi di tengah meningkatnya konfrontasi antara Israel dan warga Palestina selama beberapa minggu terakhir, yang mendorong banyak orang meyakini bahwa Intifada ketiga (pemberontakan) mungkin terjadi.
Setidaknya 72 warga Palestina tewas oleh Israel sejak awal Oktober. Sekitar 7.200 lainnya terluka baik dalam konfrontasi langsung dengan Israel maupun selama protes.
Pembatasan terhadap masuknya jamaah Palestina ke masjid al-Aqsa pada bulan Agustus telah memicu meningkatkannya ketegangan di wilayah itu. Palestina mengatakan rezim Tel Aviv berusaha untuk mengubah status quo al-Aqsa.
Ekstremis Israel, dikawal oleh pasukan militer, telah meningkatkan serangannya terhadap tempat yang sensitif, yang merupakan tempat suci ketiga Islam setelah Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid al-Nabawi di Madinah.[]
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email