Pesan Rahbar

Home » » Wiladah Imam Jawad Pribadi Mulia

Wiladah Imam Jawad Pribadi Mulia

Written By Unknown on Wednesday 4 November 2015 | 03:39:00


Pakar kemanusiaan memandang memperingati kelahiran pribadi agung adalah sesuatu kebaikan dan memiliki pengaruh positif ditengah masyarakat.

Dalam memperingati hari lahirnya Imam al Jawad pada (11/5/14), di Huseiniyah Azahra Bandung, ustad Yusuf Anas, menyatakan bahwa “pakar kemanusian memandang memperingati kelahiran pribadi agung adalah kebaikan, ketika seseroang dalam hidupnya memilki pengaruh positif, maka setelah mereka tidak ada [wafat] pengaruhnya masih tetap positif”.

Selanjutnya beliau mengatakan “ namun nilai-nailai positif yang mereka tanamkan dimasyarakat bisa menurun kualitasnya, karenanya kita perlu menjaganya dengan cara memperingatinya, ini kesimpulan para sosiolog berdasarkan pengetahuannya”.

Ustad Yusuf Anas yang merupakan lulusan Hauzah Imiah Qum itu mengatakan “bila merujuk kepada pandangan para ulama, mereka bukan hanya memandang dari sisi sosiologi tetapi juga memandang dari sisi “langit” [bimbingan Allah]”,
“Mereka para sosilog memandang manfaat atau faedahnya hanya sebatas di dunia, sementara para ulama memandangnya memperingati tokoh seperti Imam Jawad, tidak hanya bermanfaat sebatas dunia saja [dunia yang bukan tercela] tetapi memiliki nilai ukhrowi.” Ujat beliau menambahkan.

Ustad Yusuf Anas yang dalam setiap majelisnya banyak di hadiri kalang muda itu menekankan “oleh karena itu orang-orang yang memperingati peringatan seperti ini, bukan hanya akan memberikan perubahan spirit dunia saja tetapi juga akhirat” beliau menambahkan “mereka akan memiliki dua optimisme”

Ucapan ini merujuk kepada kata-kata Imam Khomeini yang menyatakan bahwa “kemengangan Republik Islam Iran merupakan buah hasil dari pengaruh peringtan Asyura dan Arbain, spirit masyarakat selalu diperbaharui setiap bulan Muharram dan Shafar” tandasnya.

Pada tanggal 10 Rajab tahun 195 Hijriah, Imam Muhammad Al-Jawad as dilahirkan. Ayah beliau adalah Imam Ali Ar-Ridha as. Dan ibu beliau bernama Khaizran, Ketika ayahandanya wafat, Imam Muhammad Al-Jawad as masih berusia belia. Namun begitu, beliau sungguh memiliki kepribadian yang matang dan sempurna, yang mendesak setiap orang untuk menumpahkan rasa hormat di hadapannya.

Ustad Yusuf menekankan bahwa “mempringati keberadaan imam maksum, penerus mereka yang bertanggung jawab setelah wafatnya Nabi adalah penting” menambahkannya ini “ seperti halnya pentingnya mengenal kepada Allah Swt, mengenal kepada Rasulullah Saaw”. Beliau merujuk kepada ayat yang sangat terkenal didunia sunni maupun syiah dalam hal kepeimpinan “ “Hai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kamu kepada Rasul-Nya dan Ulil amri kamu.” (an- Nisa : 59)

Selanjutnya beliau menjelaskan bahasan filosofis yang menekankan pentingnya ketaan kepada ulil amri ” tidak mudah mengatakan bahwa ketaan kepada ulil amri berarti ketaatan kepada Allah, tetapi bukan berarti tidak ada tolak ukurnya” beliau merujuk kepada kejadian para militan ISIL di Suriah yang melakukan kekerasan disaat yang sama mereka pun mengucapkan takbir, “mereka berasumsi bahwa taat kepada pemimpin mereka berati ketaatan kepada Allah,” katanya.

Syiah meyakini bahwa ada nash al-Quran untuk mengetahui bahwa seseorang itu ulil amri atau bukan disamping ada petunjuk dari imam sebelumnya.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: