Pesan Rahbar

Home » » Gaya Hidup “Fast Food” Sebabkan Kesenjangan Rumah Tangga

Gaya Hidup “Fast Food” Sebabkan Kesenjangan Rumah Tangga

Written By Unknown on Sunday 20 December 2015 | 15:15:00


Dokter Ziauddin Mazhari seorang ahli kesehatan dan terapi penyakit dalam, menjelaskan tentang adanya hubungan yang erat antara konsumsi fast food yang dikonsumsi masyarakat dengan beragam penyakit baru yang semakin meluas di masyarakat Iran.

Dokter Mazhari menjelaskan bahwa 38% kematian di Iran disebabkan oleh adanya gangguan pada organ hati. Adapun sekitar 30% data kematian lainnya di Iran disebabkan oleh penyakit pembuluh darah jantung. Fakta mengejutkan lainnya adalah bahwa tingginya data ini muncul dalam keluarga yang banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dalam keseharian mereka.

Beliau menjelaskan bahwa makanan cepat saji penuh dengan lemak jenuh gasteroentrology dan garam yang berlimpah, sehingga badan Kesehatan dunia baru-baru ini juga telah mengumumkan bahwa makanan cepat saji yang menggunakan banyak sosis dan penguat rasa menjadi penyebab munculnya banyak jenis kanker sekresi. Penyebaran penyakit kanker dan beragam penyakit pencernaan ini diawali oleh menjamurnya industri bahan-bahan makanan untuk penguat rasa. Hal ini sebenarnya tidak hanya menyebabkan nilai gizi produk makanan ini rusak tetapi juga membuat makanan-makanan tersebut menjadi sumber penyakit.

Selanjutnya beliau menambahkan bahwa gaya hidup masyarakat Iran kini dipengaruhi oleh munculnya makan cepat saji tersebut. Beliau menggambarkan bahwa hubungan emosional antara anggota keluarga yang banyak menkonsumsi makanan cepat saji tidaklah seperti keluarga yang mengkonsumsi makanan sehat.

Keluarga yang mengkonsumsi makanan cepat saji cenderung hidup dalam lingkaran aktivitas padat dan mengurangi hubungan kasih sayang antara anggota keluarga. Hal ini dikarenakan mereka jarang bertemu serta bertatap muka di satu meja makan yang memungkinkan munculnya interaksi disertai kehangatan dalam keluarga.

Di sisi lain keluarga yang mengkonsunsi makanan sehat memiliki kesempatan lebih banyak untuk bertatap muka sehingga terjalin komunikasi yang baik antar anggota keluarga.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: